Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kegagalan yang Membahagiakan itu Adalah Pelajaran Hidup

27 April 2021   00:10 Diperbarui: 9 Mei 2021   14:44 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://th.bing.com/th/id/Rc98bb45f53fc6c1994e9b81f46cebc66?rik=I38PRYSCd5n58w&riu=http%3a%2f%2fvippelangilounge.com%2fwp-content%2fuploads%2f2020%2f01%2fpexels-photo-897817-36b7bc8615e6fc6d698a71723d1dce7b-1024x614.jpeg&ehk=mK9V1pfP5WRVo03UYy8NC%2f3UWAszh9E7jaA2i72%2fOXQ%3d&risl=&pid=ImgRaw

Kegagalan itu tidak selalu menimbulkan perasaan kecewa dan sedih, tetapi bisa juga membanggakan. Gagal di sini tidak membuat seseorang menjadi diam seribu bahasa.

Sebaliknya, kegagalan justru memicu orang untuk berusaha lebih agar mendapatkan yang diidamkan itu pada kesempatan selanjutnya.

Ide besar tulisan ini adalah lebih baik gagal, tapi pernah mencobanya. Ketimbang tidak pernah mencoba, sehingga tidak pernah merasakan kegagalan.

Trial and error. Mencoba walau gagal, lalu mencoba dan mencoba lagi. Pengalaman error itu membuat seseorang bangga dengan dirinya sendiri.

Kegagalan yang membahagiakan itu memberikan beberapa pelajaran hidup yang penting.

Pertama, pernah memulai dan menikmati sebuah proses. Proses apa? Proses melakukan sesuatu. Misalnya mendaftar beasiswa, sekolah, atau studi lanjut. Bisa juga memulai sebuah usaha atau gagal menjalin hubungan kasih, dan seterusnya.

Intinya di sini adalah anda memiliki pengalaman, walau berujung pada kegagalan. Pengalaman itu yang membuat anda bangga pernah mengalaminya. Dengan pengalaman itu, anda bisa membantu orang lain agar berhasil dalam mengakhiri sebuah proses.

Situasi ini pernah dialami mas Dab. Dia sebenarnya harus naik pesawat ke Jakarta. Namun cara berpikirnya masih sama dengan naik angkutan umum jaman dulu. Mas Dab mengira naik pesawat itu sama dengan naik angkutan umum. Jadilah dia berangkat ke bandara 5 menit sebelum pesawat terbang. Ketika sampai di bandara, mas Dab pun terlambat.

Dengan bangganya, mas Dab bercerita tentang gagal nain pesawat itu. Dengan bercerita itu, mas Dab mengingat kedunguannya yang tak termaafkan. Dengan mengingat kegagalan itu, mas Dab berpikir tidak akan mengulangi lagi tindakan itu.

Kedua, kegagalan itu menebalkan rasa percaya diri anda. Jika nomer satu di atas berkaitan dengan rasionalitas, maka nomer dua ini lebih bersifat psikis. Walaupun gagal, anda mampu tetap bersikap positif dan optimis.

Bahwa kegagalan itu adalah keberhasilan yang tertunda. Anda mampu get out of the pain. Kegagalan justru mendorong anda untuk selalu encourage orang lain lebih berhasil. Hingga anda pun akhirnya mampu menggapai harapan.

Cueknya mas Dab dalam menggambarkan kegagalannya naik pesawat memberikan indikasi rasa percaya dirinya. Mas Dab tidak merasa malu dan kecewa. Kalaupun ada, rasa itu hanya sebentar saja.

Cukup dengan mengeluarkan sumpah serapah, berupa kata-kata penghuni kebun binatang dengan lantang dan menggema...selesailah sudah rasa kecewa itu. Life must go on. Hidup tetap harus berlanjut. Begitulah motto hidupas Dab.

Kedua pelajaran hidup itu memainkan peran dan pengaruh penting bagi orang yang gagal itu. Tentu saja tidak ada orang yang mengharapkan kegagalan. Banyak orang berusaha keras agar tidak gagal.

Memang gagal itu juga memalukan. Namun demikian, rasa kecewa dan malu itu tidak bisa berlangsung terus-menerus. Orang gagal harus segera move on. Segera mempersiapkan diri dengan tantangan di depan agar tidak gagal lagi.

Selanjutnya, tidak banyak pula orang yang bisa menerima kenyataan bahwa dia telah gagal. Sedikit orang yang mempersiapkan diri 'menyambut' kegagalan. Padahal dengan menerima kegagalan, seseorang bisa membuka diri terhadap pilihan-pilihan berbeda.

Semua hal selalu mengandung 2 aspek berbeda, seperti berhasil atau gagal. Segala sesuatu tidak selalu baik, namun ada yang buruk atau jelek. Setiap orang harus menyadari kenyataan itu.

Tanpa kesadaran itu, saya khawatir orang itu tidak menginjak bumi alias hidup di awang-awang. Oleh karena itu, setiap orang sebaiknya beranggapan bahwa gagal itu juga membanggakan agar hidupnya membumi:)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun