Mohon tunggu...
Angelo Lucky Budiman
Angelo Lucky Budiman Mohon Tunggu... Foto/Videografer - MAHASISWA

Mahasiswa Ilmu Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menelisik Proses Pengolahan Minyak Kelapa Khas Ibu Branti

12 November 2019   10:02 Diperbarui: 25 November 2019   22:28 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Branti, salah satu pengusaha Minyak Kelapa di Yogyakarta | dok. pribadi

Minyak Kelapa, atau yang biasa disebut Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan produk kuliner yang memiliki banyak manfaat. Selain memiliki banyak manfaat, produk kuliner dari  minyak kelapa pun beragam. Minyak goreng, Krengseng, dan Kethak Blondo adalah salah satunya.

Meskipun terlihat mudah, nyatanya dalam pengolahan minyak kelapa dibutuhkan proses yang panjang. 

Adalah Ibu Branti, salah satu pengusaha minyak kelapa di Yogyakarta. Bersama dengan enam karyawannya, Branti menjalankan usahanya yang telah dijalani secara turun-temurun sejak 1984.

Usaha pengolahan minyak kelapa Branti dilakukan di rumahnya yang terletak di Dusun Ngestiharjo, Kasihan, Bantul. Saat ditemui, Branti mengaku bahwa dalam membuat minyak kelapa, dibutuhkan proses yang panjang. 

"Untuk pengolahan minyak kelapa, setiap hari kamu memulai dari jam 5 pagi, kalau prosesnya lancar biasanya jam 3 atau 4 sore sudah selesai," ujar Branti. Proses pengolahan minyak kelapa ini pun melalui banyak tahap. 

proses awal pengolahan minyak kelapa | dok. pribadi
proses awal pengolahan minyak kelapa | dok. pribadi
"Jam lima pagi itu biasanya kami mulai mengumpulkan kelapa-kelapa yang ada. Setelah itu, kami mencabuti serabut-serabutnya. Sekitar jam enam pagi kami mulai memecah kelapa dan mengambil isinya untuk diparut dan kemudian diperas", kata Branti.

Pengolahan minyak kelapa berlanjut dengan dimasakanya sari-sari kelapa tersebut hingga mengental. Proses berlanjut dengan penyaringan sari-sari tersebut hingga berwujud minyak yang biasa disebut minyak "Krengseng" atau "Leuntik". 

Adonan minyak krengseng ini kemudian diaduk selama kurang lebih dua jam hingga menghasilkan minyak kelapa yang biasanya kita temui. 

Soal keunggulan, Branti mengatakan bahwa minyak krengseng memiliki keunggulan tersendiri. "Minyak Krengseng cenderung memiliki rasa yang berbeda dari minyak goreng lainnya, karena minyak krengseng ini manis dan gurih, jadi makanan yang dibuat bisa lebih nikmat dan berasa", ujar Branti.

Salah satu karyawan Branti yang sedang memarut kelapa | dok. pribadi
Salah satu karyawan Branti yang sedang memarut kelapa | dok. pribadi
Berbicara mengenai peralatan, ternyata dibutuhkan peralatan yang banyak untuk dapat mengolah kelapa-kelapa tersebut hingga menjadi minyak.  "Alat-alatnya tradisional aja sih mas seperti kompor tungku, bahan bakarnya aja masih pakai kayu dan serabut kelapa. Masih pakai golok dan pisau juga. Kalau yang pakai mesin cuma  pemarut kelapa, itu aja masih pakai dinamo", tutur Branti. 

Ternyata, hasil pengolahan kelapa sendiri sebenarnya tidak hanya minyak kelapa saja. Branti menuturkan bahwa dirinya juga menjual Krengseng kelapa dan Kethak Blondo yang bahannya didapatkan dari ampas sisa pengolahan minyak kelapa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun