Mohon tunggu...
Lucky Azhari
Lucky Azhari Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Jawa Pos Radar Tulungagung

Penulis berita bulu tangkis terupdate

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Hylo Open 2021: Ganda Putra Terus, Tunggal Putri Kapan?

8 November 2021   03:14 Diperbarui: 8 November 2021   05:27 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kevin Sanjaya/Gideon Marcus atau The Minions (Dok. Kompas)

Lagi dan lagi. Ganda putra menjadi penyelamat muka bulutangkis Indonesia di kancah internasional, turnamen BWF Super 500 Hylo Open 2021.

Di ajang yang dihelat di Jerman, 2-7 November 2021 kemarin, Indonesia berhasil meraih 1 juara dari ganda putra, dan 2 runner-up (ganda putra dan ganda campuran).

Sebanyak 3 wakil Indonesia di babak final Hylo Open 2021 itu di antaranya, Kevin/Gideon dan Leo Rolly/Daniel Marthin dari ganda putra, sementara Praveen/Melati dari sektor ganda campuran.

Hasilnya, The Minions keluar sebagai juara dari nomor ganda putra. Di final, Minggu, (7/11) duet Kevin/Gideon itu mengalahkan juniornya, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin dengan dua set langsung, 21-14, 21-19.

Pencapaian ini membuat The Minions melepas dahaga gelar setelah sebelumnya belum meraih juara kategori individu di tahun 2021.

Sementara bagi Leo Rolly/Daniel Marthin, kekalahannya di babak final ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi mereka untuk terus menampilkan permainan maksimal.

Menghadapi The Minions yang statusnya peringkat 1 dunia BWF, setidaknya Leo Rolly/Daniel Marthin juga bisa mengeruk pengalaman bertanding di level senior.

Sementara itu, nasib kurang baik datang dari ganda campuran. Praveen/Melati gagal meraih gelar juara setelah dibekuk wakil Thailand unggulan 1, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerathanachai, dua set langsung 20-22, 14-21.

Praveen/Melati belum bisa menghadang kuatnya serangan dari duo Thailand itu. Terlebih, permainan Dechapol/Sapsiree sangat menjanjikan di sepanjang tahun 2021 ini. Praveen/Melati pun harus puas dengan menjadi runner-up ganda campuran Hylo Open 2021.

Jika prestasi sudah selalu dan selalu disumbangkan oleh nomor ganda putra sebagai yang paling sering, lantas kapan tunggal putri Indonesia berdaya saing? Ini patut menjadi perhatian bagi PBSI.

Saat ini, Indonesia setidaknya memiliki 2 tunggal putri senior. Mereka adalah Gregoria Mariska yang saat ini menempati ranking 23 dunia dan Ruselli Hartawan di posisi 43.

Meski keduanya sekarang menjadi pemain tunggal putri terbaik Indonesia di bawah naungan Pelatnas PBSI, namun prestasinya jauh dari kata mencolok.

Sebut saja Gregoria Mariska. Di awal kemunculannua, pemain berusia 22 tahun itu sempat menciptakan gebrakan dengan menjuarai ajang Kejuaraan Dunia Bulutangkis Junior 2017.

Sayang. Hasil impresif itu belum lagi berkelanjutan. Di Hylo Open 2021 ini, untuk kesekian kalinya Gregoria Mariska terhenti di babak 16 besar.

Ia secara mengejutkan dikalahkan pebulutangkis putri andalan Singapura, Yeo Jia Min. Padahal rankingnya berada jauh di bawah Gregoria Mariska.

Tak hanya itu, kekalahan laebih awal diderita Ruselli Hartawan. Kiprahnya di Hylo Open 2021 langsung terhenti di babak 32 besar usai dihentikan pebulutangkis Thailand, Busanan Ongbamrungphan, 7-21, 14-21.

Hasil ini tentu menjadi catatan buruk bagi tunggal putri PBSI, mengingat turnamen ini seharusnya bisa ditembus oleh Gregoria dan Ruselli hingga babak perempat final atau semifinal.

Nasib ini berbeda dengan yang dialami tunggal putri junior, Putri Kusuma Wardana. Ia menuai hasil maksimal di Czech Open 2021 dengan menjadi juara usai menumbangkan wakil Malaysia, Siti Nurshuhaini, 21-16, 21-5.

Putri Kusuma Wardhani, tunggal putri muda harapan Indonesia (Dok. PBSI)
Putri Kusuma Wardhani, tunggal putri muda harapan Indonesia (Dok. PBSI)

Meski permainannya belum cukup matang di level senior, namun Putri Kusuma Wardhani memiliki potensi apik jika digembleng dengan tepat oleh PBSI.

Dengan catatan, itupun kalau PBSI mau mendapat sosok tunggal putri yang bisa memberikan secercah harapan bagi bulutangkis Indonesia. Sebab, sudah terlalu lama tunggal putri Indonesia menjadi bulan-bulanan negara lain. Sosok penerus kejayaan Susi Susanti harus segera digenjot.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun