Mohon tunggu...
Luci Maya
Luci Maya Mohon Tunggu... -

seperti kata Descartes, "Cogito ergo sum..... Aku berpikir, maka aku ada.." Bahwa semuanya tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa kita adalah manusia yang bisa berpikir..

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Membeli Dunia dengan Kebohongan

8 September 2017   15:40 Diperbarui: 8 September 2017   15:59 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Entah apa yang terjadi di negeri ini, tiba-tiba saja bermunculan orang yang menjadi kaya raya setelah menjual 'kebohongan'.Ya! Kebohongan sekarang menjadi komoditi, yang memberikan untung berlimpah karena tidak perlu modal besar, yang diperlukan hanyalah : kenekatan, nasib baik supaya tidak cepat ketahuan, tidak punya malu dan tidak takut dosa. Begitulah kira-kira sikap mental pedagang yang menjual komoditas 'kebohongan'. Aneka macam komoditas kebohongan dijual dan dikemas sedemikian rupa, dijual di bawah harga pasar, seperti vaksin palsu, perjalanan umroh palsu, menjual berita palsu (hoax) dan ada juga yang menjadi penulis palsu (plagiator). 

Walaupun yang terakhir (plagiat) belum mengarah untuk mencari kekayaan, membeli dunia dengan kebohongan, tapi setidaknya penjiplak ini yang sering copy-paste tulisan orang lain kemudian diakui sebagai hasil karyanya, akhirnya mendapatkan ketenaran dari aksi bohongnya. Bahkan sampai mendapat undangan dari Istana Negara untuk mengikuti acara peringatan hari lahirnya Pancasila bersama Presiden. 

Begitu mudahnya Afi Nihaya Faradisa membeli Indonesia, dipuji-puji karena tulisan-tulisannya yang dianggap menyejukan dan memberi semangat kebangsaan walaupun sebenarnya tulisan itu hasil copy-paste karya orang lain. Begitulah keadaan negeri ini, mudah dibuai oleh kebohongan. Tentu kita tidak ingin menciptakan, memberi ruang pada generasi muda yang suka berbohong, mencuri hak intelektual orang lain. Kita ingin menjadi bangsa yang berintegritas.

Lain yang dilakukan Afi, lain pula yang dilakukan pasangan suami istri Rita Agustina-Hidayat Taufiqurahman dan Anniesa Hasibuan-Andika Surachman. Walaupun sama-sama 'berbohong', pasangan suami istri tersebut menggunakan aksi bohongnya untuk mencari kekayaan. Menipu banyak orang dengan tujuan mendapatkan keuntungan, aksi bohongnya dijadikan sumber nafkah. Melalui produk vaksin palsu dan umroh palsu, kedua pasangan suami istri tersebut bisa membeli dunia, menikmati kekayaan, kemewahan di atas penderitaan orang lain. 

Terlebih kehidupan glamour Anniesa dan Andika begitu mencolok, sangat terang-terangan bukan hanya di hadapan puluhan ribu jamaan umroh yang menjadi korban kebohongannya, tetapi juga dihadapan seluruh masyarakat Indonesia, bahkan masyarakat internasional. Tas mahal, baju mahal. Bolak-balik jalan-jalan keluar negeri, jalan-jalan mewah. Sementara jamaah umroh yang seharusnya berangkat umroh, harus gigit jari. Mereka tidak menyangka biaya umroh yang sudah mereka lunasi justru digunakan oleh Anniesa-Andika dan keluarganya untuk berfoya-foya.

Tidak hanya itu, dana umroh pun dipakai untuk membeli saham, membangun rumah mewah dan segala tetek bengeknya. Membeli mobil mewah. Juga untuk membiayai eksistensinya di dunia fashion lewat ekshibisi desain fashionnya di luar negeri berbiaya mahal. Melalui fashion, Anniesa begitu eksis, di puji-puji telah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Sempat masuk majalah Forbes Indonesia edisi April 2017 (yang kemudian dibatalkan) sebagai wanita yang memberi inspirasi. Anniesa-Andika berhasil membeli dunia impiannya. Sementara puluhan ribu jamaah yang berada di bawah tanggung jawabnya menangisi nasib mereka. 

Saya juga pernah ditawarkan umroh murah oleh seorang teman saat arisan. Waktu itu Juli 2016, katanya kalau mau murah bayar sekarang berangkat tahun depan, biayanya lebih murah. Untungnya saya tolak, saya bilang ke teman "kelamaan dong kalau harus berangkat tahun depan", satu tahun harus menunggu. Mendingan bayar lebih tapi langsung berangkat. Ternyata seperti inilah akal-akalan pemilik travel. Lagi pula saya sedang butuh biaya untuk bayar kuliah anak. Uang Rp. 14.300.000 (empat belas juta tiga ratus ribu) bukanlah jumlah yang sedikit. Itu cukup banyak. Bisa membayar uang kuliah untuk dua orang anak. Dikumpulkan sedikit demi sedikit, begitu terkumpul ditilep orang, sakitnya tuh di sini!

Mengapa Rita Agustina-Hidayat Taufiqurahman dan Anniesa  Hasibuan-Andika Surachman bisa menjadi begitu kaya raya, itu karena  produk yang mereka jual sangatlah 'mumpuni',yaitu  produk yang memang dicari dan dipakai banyak orang. Vaksin, tiap  bulan pasti ada ratusan ribu ibu-ibu yang melahirkan, bayi dan balita  yang sedang tumbuh kembang membutuhkan vaksin sebagai pencegahan dan  membentuk daya tahan tubuh dari tertular penyakit berbahaya yang bisa  menyebabkan kematian atau pun kelumpuhan. Bayangkan jika ternyata vaksin  yang diberikan ternyata palsu, berapa banyak anak-anak yang tumbuh  kembang dalam keadaan tidak terlindungi? 

Demikian  juga dengan umroh, pangsa pasarnya terbuka lebar. Jika untuk berhaji harus menunggu giliran hingga 10 tahun lamanya, maka umroh menjadi alternatif jika keinginan untuk melihat baitullah dan  beribadah di sana begitu menggebu. Melihat ka'bah dan mencium 'Hajar Aswad'. Karenanya  saat ada promo paket 'umroh murah', dagangan pun laris manis dibeli  mereka yang ingin pergi beribadah. Apalagi promo umroh murah ini  digaungkan First Travel hampir ke seluruh penjuru indonesia.  

Di-iklankan secara besar-besaran, sehinga korbannya pun cukup banyak dan  hampir dari berbagai wilayah di Indonesia, ada yang dari  Sulawesi,Kalimantan, Medan, Aceh, Palembang, Solo, Jakarta, Surabaya dan  wilayah lainnya. Dana umroh yang diserap pun menjadi sangat fastantis,  hampir satu trilliun. Wow!! Tidak heran jika Anniesa-Andika beserta  keluarganya bisa hidup berfoya-foya, merasa menjadi orang terkaya di  Indonesia. Menjadi tenar. Pamer kemewahan. Hidup dalam dunia  fatamorgana, dan menciptakan fatamorgana lainnya untuk jamaah dengan  janji-janji palsu.

Belum lagi selesai urusan dunia-akhirat,  tiba-tiba saya dikejutkan oleh tertangkapnya grup  penjual  berita palsu  (hoax). Walaupun produsen hoax ini belum menunjukan kehidupan serba  kaya dan mewah, mungkin karena pangsa pasarnya tertutup dan pembelinya  juga misterius, namun harga produknya bukanlah murah, mencapai ratusan  juta. Dan berita yang mereka palsukan juga berbahaya, karena mengandung  unsur 'SARA' sehingga berpotensi memecah belah bangsa, merusak  kedamaian. Terlebih hoax ini terus-menerus beredar di media sosial, yang  dibaca (mungkin tanpa dicerna) oleh berbagai kalangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun