Mohon tunggu...
Luciana Sadipun
Luciana Sadipun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UAJY 2020

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Budaya dari Negara Lain Melalui Influencer!

10 Desember 2021   15:45 Diperbarui: 10 Desember 2021   15:51 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Era globalisasi menjadi era di mana sosial media terus berkembang dengan sangat pesat. Tidak dapat dipungkiri, hampir semua orang dari berbagai macam rentang usia sekarang sudah mahir dalam menggunakan media sosial. Tujuannya bermacam-macam, sebagai tempat mengembangkan diri, hiburan, atau bahkan mencari nafkah. Faktanya adalah, media sosial telah menjadi salah satu tempat orang-orang untuk mencari informasi yang mereka inginkan dan butuhkan. 

Media sosial menjadi pusat penting dari proses distribusi atau pertukaran informasi yang memudahkan proses adaptasi sosial dan budaya melalui dukungan sosial dalam proses perpindahan tempat (Qiarzabal dalam Rings & Rasinger, 2020, h. 508). Hal ini menunjukkan bahwa media sosial memiliki peranan penting dalam perkembangan sosial dan budaya manusia.

Contoh atau bukti nyata bahwa media sosial memiliki peranan yang besar dalam perkembangan sosial budaya manusia adalah bagaimana media sosial memungkinkan seseorang untuk memperluas jaringan sosial mereka sehingga dapat membentuk suatu ikatan yang kuat dengan orang lain. Misalnya, seseorang yang pergi untuk menetap di luar negeri karena mendapat beasiswa kuliah akan mencari informasi mengenai negara yang akan ia datangi tersebut lewat media sosial. Mengapa? Karena mencari informasi melalui media sosial cukup mudah untuk dilakukan. Satu platform media sosial seperti Instagram atau Facebook menyimpan begitu banyak informasi yang dapat digali dari semua pengguna media sosial tersebut di seluruh dunia.

Wooley dalam Rings & Rasinger (2020, h. 508) berpendapat bahwa media sosial memungkinkan individu untuk menciptakan dan memelihara koneksi sosial bersama melalui proses pertukaran atau distribusi informasi. Untuk siswa yang mengikuti pertukaran pelajar, misalnya, menurut Wooley jaringan sosial yang terbentuk melalui media sosial membantu mereka untuk mengingkatkan adaptasi sosial dan budaya di negara yang mereka sambangi tersebut.

Mencari social capital atau modal sosial dan dukungan sosial dari media sosial adalah salah satu tujuan utama dari penggunaan media sosial (Rings & Rasinger, 2020, h. 509). Lin dalam Rings & Rasinger (2020, h. 509) mendefinisikan modal sosial sebagai investasi dalam hubungan sosial dengan pengembalian yang diharapkan dari hal yang ditanamkan dalam media sosial tersebut. 

Influencer Instagram misalnya, jumlah followers, likes, dan komentar yang banyak merupakan suatu hal yang penting bagi mereka karena merupakan suatu investasi yang memiliki nilai ekonomi. Namun di sisi lain, ketiga jumlah tersebut juga penting karena menjadi suatu tonggak atau acuan bahwa segala jenis informasi yang mereka bagikan di media sosial mereka telah ter-notice oleh banyak orang.

Oleh karena itu, influencer seperti Jerome Polin, Jang Hansol (Korea Reomit) ataupun Sunny Dahye memiliki tujuan lain selain tujuan ekonomi, yaitu tujuan sosial budaya di mana mereka membagikan konten mengenai budaya dari negara lain untuk mengenalkannya ke Indonesia. Jerome Polin pun berhasil mengenalkan budaya Jepang ke Indonesia, melalui platform Instagram dan Youtube-nya. 

Begitu pula dengan Jang Hansol dan Sunny Dahye yang mengenalkan budaya Korea ke Indonesia. Seperti apa yang dijelaskan pada bagian awal tadi, orang-orang yang tertarik untuk pergi menetap ataupun sekedar jalan-jalan di kedua negara tersebut tentu dapat mendapatkan informasi yang lebih cepat dan akurat melalui ketiga influencer tersebut.

Salah satu hal yang mungkin tidak kita sadari ketika seorang influencer mengenalkan budaya dari negara lain ke Indonesia adalah bagaimana mereka tetap mempertahankan dan juga berusaha mengenalkan budaya Indonesia ke negara tempat mereka tinggal tersebut. Konten yang mereka buat juga dapat ter-notice oleh orang-orang dari negara yang mereka tinggali, mengingat sosial media adalah suatu platform yang sangat luas. 

Jika kalian mengamati atau mengikuti ketiga influencer tadi, dapat kalian lihat bahwa mereka akhirnya memiliki jaringan yang luas, baik dengan orang Indonesia maupun orang dari negara luar tersebut. 

Oleh karena itu, kita sebagai orang Indonesia sudah sepatutnya berbangga dan tidak lupa akan kebudayaan negara kita, walaupun terus diasupi oleh berbagai macam informasi mengenai budaya dari negara lain, ya!

Rings, G. & Rasinger, S. M. (2020).  The cambridge handbook of intercultural communication. United Kingdom: Cambridge University Press.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun