Mohon tunggu...
Luciana Anggraini
Luciana Anggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pamulang

Mahasiswa Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Jumlah Uang yang Beredar, Suku Bunga, dan Nilai Tukar terhadap Inflasi di Indonesia

14 Oktober 2021   16:31 Diperbarui: 14 Oktober 2021   20:51 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi merupakan tujuan pembangunan nasional dalam rangka meningkatan kesejahteraan masyarakat yang merata. Dengan pertumbuhan yang stabil dan maksimal, negara dapat melanjutkan pembangunan dan memberikan pelayanan yang baik bagi rakyatnya. Oleh karena itu, pertumbuhan dan kestabilan ekonomi merupakan dua hal yang perlu diupayakan sebaik mungkin.Salah satu sumber ketidakstabilan ekonomi yang utama dan dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi adalah terjadinya kenaikan harga secara umum dan terus menerus, atau lebih dikenal dengan sebutan Inflasi.


Inflasi merupakan suatu keadaan dimana meningkatnya harga barang-barang secara umum yang merupakan barang-barang yang dibutuhkan masyarakat secara terus menerus. Salah satu kebijakan dalam pengendalian inflasi adalah kebijakan moneter.
Untuk kebijakan moneter, pada umumnya kebijakan yang dilakukan oleh pihak otoritas moneter untuk mempengaruhi variabel moneter,jumlah uang beredar, suku bunga SBI dan nilai tukar. Pada umumnya kebijakan moneter adalah dicapainya keseimbangan intern (internal balance) dan keseimbangan ekstern (external balance).


Pengaruh Jumlah Uang yang Beredar, Suku Bunga, dan Nilai Tukar terhadap Tingkat Inflasi

  1. Pengaruh Jumlah Uang Yang Beredar

Penawaran uang atau uang beredar ( = Money Supply) adalah jumlah uang yang tersedia dalam suatu perekonomian. Definisi uang beredar biasanya dibedakan menjadi uang beredar dalam arti sempit (M1) yang mencakup uang kartal dan uang giral, uang beredar dalam arti luas (M2) mencakup M1 (uang kartal dan uang giral) ditambah dengan simpanan yang terdiri dari tabungan dan deposito.

Bagi kalangan monetarist, meningkatnya jumlah uang beredar secara terus menerus akan menyebabkan terjadinya inflasi. Jika jumlah uang beredar terus tumbuh, perekonomian akan terus bergerak pada tingkat harga yang lebih tinggi. Selama jumlah uang yang beredar meningkat dalam proses terus menerus, inflasi akan timbul. Dengan kata lain, peningkatan tingkat harga lebih disebabkan oleh pertumbuhan jumlah uang beredar

Teori yang menyoroti hubungan antara inflasi dan jumlah uang beredar adalah Teori Kuantitas Uang. Dimana teori ini merupakan teori tertua mengenai inflasi, namun teori ini masih sangat berguna untuk menerangkan proses inflasi di zaman modern ini, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Keeratan hubungan inflasi dengan jumlah uang beredar tidak dapat dilihat dalam jangka pendek.Teori inflasi bekerja paling baik dalam jangka panjang, bukan dalam jangka pendek. Dengan demikian, hubungan antara pertumbuhan uang dan inflasi dalam data bulanan tidak akan seerat hubungan keduanya jika dilihat minimal selama periode 10 tahun (Mankiw, 2007).

       2. Pengaruh Tingkat Suku Bunga

Menurut Samuelson (1989), tingkat bunga adalah pembayaran yang dilakukan untuk penggunaan uang. Tingkat bunga adalah jumlah uang yang dibayarkan per unit waktu. Dengan kata lain, masyarakat harus membayar biaya untuk meminjam uang.

Tingkat suku bunga menurut Irving Fisher dibagi menjadi dua yaitu suku bunga nominal merupakan suku bunga yang masih mengandung faktor inflasi, dan suku bunga riil yang merupakan suku bunga yang di dapat dari keseimbangan antara permintaan dan penawaran pasar keuangan. Dengan kata lain tingkat suku bunga riil merupakan selisih dari tingkat suku bunga nominal dikurangi dengan laju inflasi yang terjadi pada periode yang sama.

Investasi juga merupakan fungsi dari suku buga. Makin tinggi suku bunga, keinginan masyarakat untuk melakukan investasi juga semakin kecil. Alasannya, seorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari suku bunga yang harus dibayar untuk dana investasi tersebut merupakan ongkos untuk penggunaan dana (Cost of Capital). Makin rendah suku bunga, maka pengusaha akan lebih terdorong untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana juga makin kecil.

Keseimbangan tingkat bunga berada pada titik 0 dimana jumlah tabungan sama dengan jumlah investasi. Apabila tingkat bunga berada diatas 0, berarti jumlah tabungan melebihi keinginan pengusaha untuk melakukan investasi.

        3. Pengaruh Nilai Tukar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun