Mohon tunggu...
L S P 3 I
L S P 3 I Mohon Tunggu... Dosen - Lembaga Studi Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan Indonesia (Institute for Policy Research and Development study Indonesian Education), adalah organisasi non profit pendidikan yang bergerak di bidang KAJIAN, STUDI & RISET.Tujuannya mewujudkan tatanan pendidikan Tinggi Indonesia yang berpegang kepada nilai-nilai peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lembaga Studi Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan Indonesia "untuk pengembangan dan kemajuan pendidikan tinggi Indonesia"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keterampilan dan kemampuan Dasar ini yang Harus Dikuasai Dosen

12 Juli 2019   17:06 Diperbarui: 13 Juli 2019   15:15 1108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.ciarprotech.com

Dosen, secara umum bertugas mengajar dan membimbing mahasiswa sesuai dengan bidang kompetensi dan keahliannya. Secara khusus, Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Tugas dosen adalah :

  • Merencanakan dan melaksanakan proses belajar-mengajar, serta membimbing mahasiswa di perguruan tinggi
  • Melaksanakan pembelajaran yang dapat meliputi perkuliahan, seminar, diskusi, praktikum, simulasi dan evaluasi Merancang silabus, pokok materi serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran
  • Melaksanakan pembimbingan kepada mahasiswa atas penyelesaian tugas akhir dan tugas-tugas akademik lainnya
  • Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Melakukan penelitian dan perkembangan karya ilmiah dengan melakukan riset

Pengetahuan yang wajib di miliki

  • Pengetahuan tentang prinsip dan metode dalam mendesain kurikulum, pelatihan, pengajaran, dan instruksi untuk individu dan kelompok, serta pengukuran efek pelatihan.
  • Pengetahuan tentang kinerja dan perilaku manusia; perbedaan kemampuan, kepribadian, dan minat individu; pembelajaran dan motivasi; psikologis; serta penilaian dan pengobatan mengenai gangguan perilaku dan afektif.

Keterampilan yang wajib di miliki

  • Aktif Belajar

Memahami implikasi dari informasi baru untuk dasar pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah sekarang maupun masa datang.

  • Aktif Mendengarkan

Memberikan perhatian penuh pada perkataan orang lain, menyisihkan waktu memahami poin yang disampaikan, mengajukan pertanyaan sewajarnya, dan tidak menyela pada waktu yang tidak tepat

  • Menginstruksi

Mengajar orang lain cara melakukan sesuatu

  • Strategi Belajar

Memilih dan menggunakan pelatihan/metode instruktusional dan prosedur yang tepat ketika belajar atau mengajar hal yang baru

  • Memantau

Memantau/menilai kinerja diri sendiri, individu lain, maupun organisasi untuk melakukan pengembangan atau mengambil tindakan korektif.

  • Orientasi Melayani

Secara aktif mencari cara yang tepat untuk membantu orang lain.

  • Berbicara

Berbicara pada orang lain untuk menyampaikan informasi secara efektif

  • Menulis

Mengkomunikasikan dengan efektif melalui tulisan yang sesuai dengan kebutuhan audiens

Kemampuan yang wajib di miliki

  • Kelancaran Ide - Kemampuan menghasilkan banyak ide untuk satu topik (total ide adalah yang terpenting, bukan kualitas, kebenaran, maupun kreativitas).
  • Penyusunan Informasi - Kemampuan untuk mengatur berbagai hal maupun tindakan dalam urutan atau pola tertentu sesuai dengan aturan yang ditetapkan (contoh: pola angka, huruf, kata, gambar, operasi matematika).
  • Ekspresi Lisan - Kemampuan untuk mengkomunikasikan informasi dan ide ketika berbicara, sehingga orang lain dapat memahami apa yang disampaikan
  • Kejelasan Berbicara - Kemampuan untuk berbicara dengan jelas sehingga orang lain dapat mengerti apa yang dibicarakan
  • Ekspresi Tertulis - Kemampuan untuk mengkomunikasikan informasi dan ide dalam penulisan sehingga orang lain dapat mengerti
  • Artikulasi Berbicara - Pengucapan huruf/kata yang jelas

Dosen begitupula halnya guru merupakan sosok yang digugu dan ditiru, begitulah falsafah yang sering kita dengar. Proses belajar mengajar tidak akan berarti bilamana tidak diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu peranan dosen sangat menentukan karena kedudukannya sebagai pengarah, fasilitator, motivator pendidikan dan pengajaran diantara peserta didik suatu kelas perkuliahan .

Secara etimologi atau dalam arti sempit dosen yang berkewajiban mewujudkan suatu kegiatan belajar mengajar di kelas adalah orang yang kerjanya mengajar atau mendidik di kampus atau kelas perkuliahan. Secara lebih luas dosen berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu peserta didik untuk mencapai kedewasaan masing-masing dalam berpikir dan bertindak.

Dosen dalam pengertian terakhir bukan sekedar orang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi pengetahuan tertentu, akan tetapi adalah anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa bebas serta kratif dalam mengarahkan perkembangan akan didik nya menuju sebuah cita-cita luhur mereka.

Untuk mencampai hal tersebut diatas maka dibutuhkan ketrampilan-ketrampilan dasar seorang dosen dalam mengajar. Turney (1973) mengemukakan 8 (delapan) keterampilan dasar mengajar, yakni:

1. Keterampilan Bertanya

"Bertanya" adalah bahasa verbal untuk meminta respon peserta didik baik berupa pengetahuan, pendapat, atau pun sekedar mengembalikan konsentrasi peserta didik yang terdestruc oleh berbagai kondisi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Dalam proses kegiatan belajar mengajar, "Bertanya" memainkan peranan penting sebab "Bertanya" dapat menjadi stimulus yang efektif untuk mendorong kemampuan berpikir peserta didik. Untuk meningkatkan partisipasi peserta didik dalam proses belajar mengajar, dosen perlu menunjukkan sikap yang baik ketika  mengajukan pertanyaan maupun menerima jawaban peserta didik.

Hendaklah dosen menghindari kebiasaan seperti: menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban peserta didik, mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan peserta didik yang harus menjawab sebelum bertanya, dan mengajukan pertanyaan ganda.

Kegiatan bertanya dalam kegiatan belajar mengajar ini akan lebih efektif bila pertanyaan yang diajukan cukup berbobot, mudah dimengerti atau relevan dengan topik yang dibicarakan.

Tujuan dosen mengajukan pertanyaan antara lain adalah :

* Menimbulkan rasa ingin tahu

* Merangsang fungsi berpikir

* Mengembangkan keterampilan berpikir

* Memfokuskan perhatian peserta didik

* Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik

* Menkomunikasikan harapan yang diinginkan oleh dosen dari peserta didik

2. Keterampilan memberikan penguatan

Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, baik bersifat verbal maupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku dosen terhadap tingkah laku peserta didik, bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima (peserta didik), atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi.

Penguatan juga merupakan respon terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Teknik pemberian penguatan dalam kegiatan belajar mengajar yang bersifat verbal dapat dinyatakan melalui pujian, penghargaan atau pun persetujuan, sedangkan penguatan non verbal dapat dinyatakan melalui gesture, mimic muka (ekspresi), penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, dll.

Dalam rangka pengelolaan kelas perkuliahan, dikenal penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan negatif merupakan penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan yang tidak menyenangkan.

Manfaat penguatan bagi peserta didik adalah untuk meningkatkan perhatian (fokus) peserta didik dalam belajar, membangkitkan dan memelihara perilaku, menumbuhkan rasa percaya diri, dll.

3. Keterampilan mengadakan variasi

"Variasi" dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai perubahan dalam proses interaksi belajar mengajar. Dalam konteks ini, "variasi" merujuk pada tindakan dan perbuatan dosen, yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk meningkatkan dan mengikat perhatian peserta didik selama pembelajaran berlangsung.

Tujuan utama dari "variasi" dalam kegiatan pembelajaran ini adalah untuk mengurangi rasa boring  atau jenuh, bosan yang membuat peserta didik tidak lagi fokus pada proses kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung.  

Untuk itu dosen perlu melakukan berbagai "variasi" sehingga perhatian peserta didik tetap terpusat pada pelajaran. Beberapa "variasi" yang dapat dilakukan dosen selama proses kegiatan belajar mengajar diantaranya adalah: penggunaan variasi suara (teacher voice), pemusatan perhatian peserta didik (focusing), kesenyapan/kebisuan dosen (lecturer silence), kontak pandang dan gerak (eye contact and movement), gesture/gerak tubuh, ekspresi wajah dosen, pergantian posisi  dosen dalam kelas dan gerak dosen (lecturer movement), variasi penggunaan media dan alat pengajaran, dll.

4. Keterampilan menjelaskan

"Menjelaskan" adalah menyajikan informasi secara lisan, dengan sistematika yang runut untuk menunjukkan adanya korelasi/hubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Ada 2 (dua) komponen dalam ketrampilan menjelaskan, yaitu :

  • Merencanakan, hal ini mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum atau rumus-rumus yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan.
  • Penyajian, merupakan  suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan/feedback.

Kegiatan "menjelaskan" dalam proses kegiatan belajar mengajar bertujuan untuk membantu peserta didik memahami berbagai konsep, hukum, prosedur, dll, secara obyektif; membimbing peserta didik memahami pertanyaan; meningkatkan keterlibatan peserta didik; memberi kesempatan pada peserta didik untuk menghayati proses penalaran serta memperoleh feedback tentang pemahaman peserta didik.

Apabila seorang dosen menguasai "keterampilan menjelaskan" maka dosen akan lebih mudah mengelola waktu dalam menyajikan materi, sehingga menjadi lebih efektif memanage waktu.  Selain itu penjelasan yang runut dan sistematis akan memudahkan peserta didik dalam memahami materi, yang pada gilirannya akan memperluas cakrawala pengetahuan peserta didik, bahkan mungkin penjelasan dosen  yang sistematis dan mendalam akan dapat membantu mengatasi kelangkaan buku sebagai sarana dan sumber belajar (mengingat  dosen adalah salah satu sumber belajar bagi peserta didik).

5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

a. Membuka Pelajaran

Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh dosen dalam proses kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan pra kondisi bagi peserta didik agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajari, dan usaha tersebut diharapkan akan memberikan efek positif terhadap kegiatan belajar.

Komponen ketrampilan membuka pelajaran meliputi: menarik perhatian peserta didik, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari.

Kalimat-kalimat awal yang diucapkan dosen merupakan penentu keberhasilan jalannya seluruh pelajaran. Tercapainya tujuan pengajaran bergantung pada metode mengajar dosen di awal pelajaran. Seluruh rencana dan persiapan sebelum mengajar dapat menjadi tidak berguna jika dosen gagal dalam memperkenalkan pelajaran.

b. Menutup Pelajaran

Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh dosen untuk mengakhiri proses kegiatan belajar mengajar.  Jangan akhiri pelajaran dengan tiba-tiba. Penutup harus dipertimbangkan dengan sebaik mungkin agar sesuai. Dosen perlu merencanakan closing yang baik dan tidak tergesa-gesa. Jangan lupa sertakan pula doa.

Komponen-komponen dan prinsip-prinsip dalam menutup pelajaran:

Merangkum Pelajaran.

Sebagai penutup, hendaknya guru memberikan ringkasan dari pelajaran yang sudah disampaikan. Ringkasan pelajaran sudah tidak lagi berupa diskusi kelas atau penyampaian garis besar pelajaran, tetapi berisi ringkasan dari hal-hal yang disampaikan selama jam pelajaran dengan menekankan fakta dasar pelajaran tersebut.

Menyampaikan Rencana Pelajaran Berikutnya.

Waktu menutup pelajaran merupakan saat yang tepat untuk menyampaikan rencana pelajaran berikutnya. Dosen dapat memberikan kilasan pelajaran untuk pertemuan berikutnya. Diharapkan hal ini dapat merangsang keinginan belajar mereka. Sebelum kelas dibubarkan, ungkapkanlah pelajaran yang akan disampaikan minggu depan dan kemukakan rencana-rencana di mana peserta didik dapat mengambil bagian dalam pelajaran mendatang.

Bangkitkan minat. Dosen tentu ingin peserta didiknya kembali di pertemuan berikutnya dengan penuh semangat. Oleh karena itu, biarkan peserta didik pulang ke rumah mereka dengan satu pertanyaan atau pernyataan yang mengesankan, yang dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu mereka. Sama seperti seorang penulis yang mengakhiri sebuah bab dalam cerita bersambung, yang membuat pembaca ingin segera tahu bab berikutnya.

Dengan cara yang sama, dosen dapat mengakhiri pelajarannya dengan penutup yang "berklimaks" sehingga seluruh kelas menantikan pelajaran berikutnya dengan tidak sabar.

Memberikan tugas. Tugas-tugas harus direncanakan dengan saksama. Perlu diingat pula sikap dosen  yang bersemangat dalam memberikan tugas akan mempengaruhi minat dan semangat para anggota kelas".(Benson : 80-85).

6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

Diskusi kelompok merupakan salah satu variasi kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dalam diskusi kelompok, peserta didik dalam tiap kelompok kecil dapat bertukar informasi dan pengalaman, melakukan pengambilan keputusan bersama, serta belajar melakukan pemecahan masalah (problem solving).

Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan peserta didik menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas peserta didik, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.

7. Keterampilan mengelola kelas Perkuliahan

Suasana belajar mengajar yang baik sangat menunjang efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran. Seorang dosen harus mampu menjadi manager yang baik dalam sebuah proses kegiatan belajar mengajar. Hal ini berarti bahwa dosen harus terampil menciptakan suasana belajar yang kondusif serta mampu menjaga dan mengembalikan kondisi belajar yang optimal, meminimalisir gangguan yang mungkin terjadi selama proses kegiatan belajar mengajar,  sehingga peserta didik dapat fokus pada kegiatan belajar mengajar yang berlangsung.

Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas, dosen perlu memperhatikan komponen ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentip seperti: kemampuan dosen dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran) dan keterampilan yang bersifat represif, yaitu keterampilan yang berkaitan dengan respons dosen terhadap gangguan peserta didik yang berkelanjutan dengan maksud agar dosen dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.

8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan

Jumlah peserta didik dalam bentuk pengajaran seperti ini berkisar 5 sampai 8 orang untuk setiap kelompok kecil, dan 1 orang untuk perseorangan. Terbatasnya jumlah peserta didik dalam pengajaran bentuk ini memungkinkan dosen memberikan perhatian secara optimal terhadap setiap peserta didik.

Hubungan antara dosen  dan peserta didik pun menjadi lebih akrab, demikian pula hubungan antar peserta didik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa format mengajar seperti ini ditandai oleh adanya hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat antara dosen dengan peserta didik, adanya kesempatan bagi peserta didik untuk belajar sesuai dengan kemampuan, minat, cara, dan kecepatannya, adanya bantuan dari dosen, adanya keterlibatan peserta didik dalam merancang kegiatan belajarnya, serta adanya kesempatan bagi dosen untuk memainkan berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran.

Setiap dosen dapat menciptakan format pengorganisasian peserta didik untuk kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan sesuai dengan tujuan, topik (materi), kebutuhan peserta didik, serta waktu dan fasilitas yang tersedia. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip ketrampilan ini adalah: Ketrampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, Ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan membimbing dan memudahkan belajar, Ketrampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar, Keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Dari delapan keterampilan dasar mengajar yang telah diuraikan  di atas, yang paling penting bagi seorang dosen adalah bagaimana menerapkan keterampilan tersebut  sehingga proses pembelajaran dapat berjalan baik. Adalah sebuah kebanggaan dan kepuasan batin tersendiri bagi seorang dosen, bila peserta didik mampu memahami berbagai konsep yang disampaikan untuk kemudian mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Namun demikian perlu diingat oleh para dosen, bahwa karena proses pembelajaran yang dilakukan tidak semata-mata merupakan kegiatan transfer of knowledge namun juga transfer of moral value, maka setiap dosen wajib kiranya menyisipkan pesan moral dalam setiap event tatap muka dengan peserta didik didiknya selama proses kegiatan belajar mengajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun