Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Fatmawati, "Marching Band" dan Indonesia Unggul

18 Agustus 2019   11:12 Diperbarui: 18 Agustus 2019   12:52 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemeran Fatmawati dalam pawai HUT ke-74 RI di Tomohon | Dokumentasi pribadi

Ia bukan seorang gadis Jawa yang lemah lembut. Tetapi, tanah kelahirannya Bengkulu, membuat ia menjadi gadis asli Sumatra. 

Garis keturunan dari orangtuanya, pasangan Hasan Din dan Siti Chadijah, yang adalah keluarga raja dari Kesultanan Indrapura, di Sumatra Barat, membuat Fatimah, terpandang sebagai gadis "biru" keturunan raja.

Fatimah yang kemudian dikenal dengan nama Fatmawati, lahir di Bengkulu, 5 Februari 1923 dan meninggal di Kuala Lumpur, Malaysia, 14 Mei 1980 pada usia 57 tahun. Ayahnya juga dikenal sebagai seorang pengusaha dan tokoh Muhammadiyah yang disegani di Bengkulu.

Pada tanggal 1 Juni 1943, Presiden Soekarno, presiden pertama Indonesia, menikahi Fatmawati dan karena pernikahan ini Fatmawati menyandang Ibu Negara (1945-1967). 

Mungkin, tidak banyak yang tahu, Ibu Fatmawati inilah yang menjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang turut dikibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945.

Kabasaran Putri | Dokumentasi pribadi
Kabasaran Putri | Dokumentasi pribadi

Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra adalah anak-anak dari pernikahan Presiden Soekarno dengan Fatmawati.

Apa jadinya kalau ibu Fatmawati tidak bersedia menjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih? Memang pertanyaan ini tidak bisa dijawab pada saat ini. 

Selain de facto adalah jejak sejarah bangsa Indonesia, juga Soekarno selalu berpesan kepada kita, dengan ungkapan "jas merah" yang artinya jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.

Merah Putih harus berkibar | Dokumentasi pribadi
Merah Putih harus berkibar | Dokumentasi pribadi

Junjung Tinggi, Sang Saka Merah Putih | Dokumentasi pribadi
Junjung Tinggi, Sang Saka Merah Putih | Dokumentasi pribadi

Langit kota Tomohon pada pagi Sabtu ini (17/8/2019), tampak cerah dan biru. Di sekitar Menara Alpha Omega, pusat kota Tomohon, telah berkumpul warga dan para peserta pawai dalam rangka Dirgahayu HUT Kemerdekaan RI yang ke 74.

Cerita sejarah tentang jasa ibu Fatmawati, sebagai penjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih secara khusus diangkat oleh kelompok Marching Band SMA Lokon (Losnito) sebagai tema utama dalam display di depan panggung utama, di depan Walikota Tomohon Jimmy F Eman, SE beserta Wawali, dan aparat pemerintah kota Tomohon lainnya.

Pawai HUT RI ke 74 di Tomohon| Dokumentasi pribadi
Pawai HUT RI ke 74 di Tomohon| Dokumentasi pribadi

"Agar generasi muda sekarang ini, anak-anak milenial makin tahu sejarah ya sejarah Bendera Pusaka Merah Putih, Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia," ucap Arwan, pelatih Marching Band Lokon asal Bali di Sport hall saat melatih anak-anak.

Namun, sayang pawai HUT RI ke 74 di Tomohon ini diwarnai dengan hujan deras sepanjang jalan utama yang dimulai dari Menara Alpha Omega, pusat kota menuju ke panggung utama di Lansot (Panggung yang sama saat gelaran Tomohon International Festival Flower ke 9). 

Hampir semua peserta pawai basah kuyup. Yang tadinya sudah make up cantik-cantik, alhasil riasannya menjadi luntur terkena air hujan, termasuk pakaian mereka. Meski demikian, semangat bahagia untuk merayakan HUT RI ke 74 di Tomohon tak mengendorkan peserta pawai.

Nilai keunggulan Indonesia| Dokumentasi pribadi
Nilai keunggulan Indonesia| Dokumentasi pribadi

Tarian Kabasara, nilai budaya bangsa| Dokumentasi pribadi
Tarian Kabasara, nilai budaya bangsa| Dokumentasi pribadi

Tomohon memang terkenal sebagai kota bunga dan kota sejuk karena diampit oleh Gunung Lokon, Gunung Mahawu, dan perbukitan. 

Julukan kota bunga mulai sedikit bergeser menjadi Kota Pelajar karena Tomohon banyak dihuni oleh pelajar yang berasal dari luar pulau Sulawesi seperti Timika, Sorong, Biak, Jayapura, Manokwari, Balikpapan dan dari luar Tomohon seperti Makasar, Kendari, Gorontalo, Palu, Ambon, Tobelo, Ternate dan lainnya. 

Miniatur Indonesia ada di Tomohon.

Pemkot Tomohon setiap tahun menggelar berbagai event yang selalu melibatkan para pelajar. Pawai Hardiknas, Karnaval Bunga TIFF, Pawai Bocah, Pawai Pembangunan, Taptu Pramuka, Pawai HUT RI dan Karnaval Santa Klaus.

"Menuju Indonesia Unggul" adalah tema resmi HUT RI ke 74. Tema ini sudah beredar ke sekolah-sekolah sebelum pawai HUT RI ke 74 di Tomohon. Sempat menjadi pembicaraan, lalu bagaimana (how to) menjadikan para pelajar menjadi bangsa Indonesia yang unggul?

Sebenarnya, sudah lama Pemkot Tomohon telah memikirkan bagaimana caranya menjadikan generasi muda menjadi bangsa Indonesia unggul (mungkin dulu istilahnya ikut mencerdaskan anak bangsa atau ikut memperkasa anak cucu bangsa, khususnya di Indonesia Timur).

Marching Band Stella Maris| Dokumentasi pribadi
Marching Band Stella Maris| Dokumentasi pribadi

Field Commander yang cantik, sebelum hujan| Dokumentasi pribadi
Field Commander yang cantik, sebelum hujan| Dokumentasi pribadi

Tetap semangat meski diguyur hujan| Dokumentasi pribadi
Tetap semangat meski diguyur hujan| Dokumentasi pribadi

Sejauh yang saya tahu, pola pembinaan dan pendidikan pelajar di Tomohon adalah mengundang semua pelajar untuk ikut dalam OSN, O2SN, pemilihan pelajar teladan, lomba-lomba ilmu sains yang diprakarsai oleh UNIMA, UNSRAT, dan lomba lainnya.

Tetapi, banyaknya sekolah di Tomohon memiliki kelompok marching band, selain untuk meramaikan atau memeriahkan pada saat ada event yang mengangkat pariwisata, seperti TIFF, HUT RI, Hardiknas dan lainnya, juga menjadi sarana pembentukan karakter unggul.

Bahagia sambut HUT RI ke 74| Dokumentasi pribadi
Bahagia sambut HUT RI ke 74| Dokumentasi pribadi

Marching Band Lokon| Dokumentasi pribadi
Marching Band Lokon| Dokumentasi pribadi

Sekolah SMP-SMA di tempat saya bekerja, menjadikan marching band sebagai ekskul unggulan di samping klub sains, basket, dan futsal. Ekskul marching band menjadi wadah atau media pembelajaran dan pembentukan karakter generasi muda agar nantinya menjadi bangsa Indonesia unggul.

"Capek. Latihannya setiap sore hingga malam. Belum dimarahi pelatih kalau terlambat datang. Atau tidak bisa kompak dengan satu tim. Pelatih akan memastikan dengan keras kalau belum menguasai lagu atau musik. Belum koreografer. Satu hal lagi, kalau ada teman melakukan kesalahan, misalnya salah nada, atau gerakan, yah kami bersabar dan solider sebagai tim," ungkap Jerry, kelas XII, pemegang alat perkusi.

"Saat tampil display di depan panggung utama, kami dilepas oleh pelatih. Semua perlengkapan marching band, termasuk bendera, harus kami siapkan sendiri, bukan lagi pelatih. Untung teman-teman yang tidak main (di luar marching band) rela membantu kami. Itulah kami belajar kompak, kerja sama, mandiri," lanjut Jerry, siswa asal Kendari.

Field Commander | Dokumentasi pribadi
Field Commander | Dokumentasi pribadi

Display Marching Band Lokon | Dokumentasi pribadi
Display Marching Band Lokon | Dokumentasi pribadi

Di sekolah lain, pasti mengalami proses pembentukan karakter yang sama ketika mereka memilih marching band sebagai ekskul pilihannya. Model dan proses pembelajaran ini selalu diterapkan meski siswa yang ikut marching band setiap tahun atau tiga tahun berganti orang.

"Aku bahagia karena aku bisa bangga merayakan HUT RI ke 74 dengan ikut di marching band dalam pawai di Tomohon, meski diguyur hujan," kata Christle, Mayoret MB Lokon, usai memimpin display di depan panggung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun