Mohon tunggu...
Julianda Boang Manalu
Julianda Boang Manalu Mohon Tunggu... ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh".

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Eksistensi Empat Generasi dalam Arus Disrupsi

12 September 2025   07:01 Diperbarui: 11 September 2025   16:52 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (Sumber: metamorworks/Getty Images/iStockphoto)

 

Dunia kini bergerak dengan kecepatan luar biasa. Disrupsi terjadi ketika cara lama tergantikan inovasi baru yang lebih efisien, sering kali berbasis teknologi. 

Fenomena ini mengubah banyak aspek kehidupan: dari transportasi konvensional ke ojek online, dari belanja di pasar ke e-commerce, hingga dari kelas fisik ke pembelajaran daring. 

Menurut Bank Indonesia (2022), transaksi e-commerce nasional menembus Rp476 triliun, bukti nyata pergeseran besar ke arah digital.

Pendidikan juga mengalami percepatan transformasi. Pandemi COVID-19 membuat jutaan siswa belajar dari rumah menggunakan Zoom atau Google Classroom. 

UNESCO (2020) mencatat lebih dari 1,2 miliar anak di dunia terdampak. Perubahan ini menegaskan bahwa disrupsi bukan sekadar tren, melainkan kenyataan baru yang merambah ruang hidup sehari-hari.

Sektor kesehatan pun beradaptasi. Aplikasi telemedicine seperti Halodoc dan Alodokter memungkinkan pasien berkonsultasi jarak jauh. Meski praktis, muncul pula persoalan keamanan data pasien dan kualitas layanan. 

Di sisi lain, hukum menghadapi tantangan kejahatan digital yang kian meningkat. BSSN mencatat lebih dari 700 juta serangan siber di Indonesia sepanjang 2022, mendorong lahirnya regulasi baru seperti UU Perlindungan Data Pribadi.

Eksistensi Empat Generasi dalam Arus Disrupsi

Di tengah arus perubahan, empat generasi menunjukkan respons berbeda. Baby Boomers (1946--1964) tumbuh di dunia analog dan kini menghadapi kesulitan literasi digital, tetapi tetap eksis sebagai mentor dan penjaga nilai. 

Generasi X dan Milenial (1965--1996) berperan sebagai jembatan, karena pernah hidup di era analog sekaligus terbiasa dengan digital. Mereka menjadi penggerak ekonomi kreatif dan bisnis berbasis teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun