Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Dinamika Politik Uang: Mengapa Masih Sulit Diberantas?

13 Februari 2024   21:02 Diperbarui: 13 Februari 2024   21:02 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi politik uang saat serangan fajar jelang hari pemungutan suara pemilu.(KOMPAS.com)

Oleh: Julianda BM

Di tengah hiruk pikuk pesta demokrasi, bayang-bayang politik uang masih membayangi. Praktik haram ini bagaikan benalu yang menggerogoti demokrasi, meredam suara rakyat, dan mengantarkan politisi bermental korup ke kursi kekuasaan.

Politik uang, sebuah penyakit kronis yang menggerogoti demokrasi Indonesia. Ibarat virus yang bermutasi, ia terus beradaptasi, mencari celah untuk menipu dan memanipulasi.

Di balik amplop berisi uang, janji-janji manis, dan sembako murah, tersembunyi agenda terselubung. Politik uang bukan sekadar transaksi jual beli suara, melainkan pertaruhan masa depan bangsa.

Dinamika politik uang bagaikan jaring laba-laba yang rumit. Di satu sisi, politisi tergiur untuk menggunakannya sebagai jalan pintas meraih kursi empuk. Di sisi lain, rakyat, terbelenggu oleh kemiskinan dan pragmatisme, tergoda oleh iming-iming recehan.

Faktor ekonomi menjadi salah satu pendorong utama. Kemiskinan dan ketergantungan pada bantuan menjadikan rakyat rentan terhadap politik uang. Politisi memanfaatkan situasi ini dengan menebar janji dan uang untuk membeli suara.

Praktik ini bukan tanpa konsekuensi. Politik uang melahirkan pemimpin yang tidak kompeten dan hanya berorientasi pada keuntungan pribadi. Korupsi merajalela, dan rakyat terabaikan. Demokrasi tereduksi menjadi ajang pertarungan uang, bukan adu gagasan dan program.

Upaya pemberantasan politik uang terus dilakukan, namun bagaikan memukul air. Aturan dan regulasi seakan tak berdaya melawan lihainya para manipulator. Bukti-bukti sulit ditemukan, dan saksi enggan melapor karena takut intimidasi.

Pengawasan dan penegakan hukum perlu diperkuat. Bawaslu dan KPU harus bersinergi dengan aparat penegak hukum untuk menindak tegas pelanggaran politik uang.

Edukasi publik juga tak kalah penting. Kesadaran masyarakat tentang bahaya politik uang harus terus digaungkan. Kampanye dan sosialisasi yang masif dan kreatif perlu dilakukan untuk membangun budaya politik yang bersih dan berintegritas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun