Mohon tunggu...
Apram Mahasidhi
Apram Mahasidhi Mohon Tunggu... Dokter - Pembelajar kehidupan

Berbagi apa yang ada di kepala saya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menggelitik Strategi Prabowo yang Siap "Menang"

20 April 2019   17:09 Diperbarui: 20 April 2019   17:25 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya bukan seorang ahli politik dan juga bukan ahli siasat. Namun menilai keadaan pasca pemilu ada beberapa hal yang cukup menggelitik saya untuk sedikit membagikan pandangan saya terhadap situasi yang terjadi di negeri ini.

Situasi yang unik terjadi pasca lembaga-lembaga quick count mengumumkan hasil perhitungannya di berbagai media di negeri ini. Hasilnya terlihat pasangan 01 unggul secara perhitungan quick count.

Hal yang unik terjadi di kubu 02 dimana prabowo alih alih menerima hasil quick count justru mengumumkan kemenangan.

Apa yang saya tangkap dari skema ini? Menilik latar belakang capres 02 yang notabene seorang jendral pengatur siasat dengan basis pasukan baret merah maka saya melihat ini adalah sebuah siasat yang cerdik. Menang atau kalah prabowo dapat menggerakkan bidak caturnya.

Jika menang, maka prabowo mendapat kursi presiden, namun jika tidak, maka prabowo sudah menjalankan siasat perangnya dengan mulus. 

Dalam pandangan saya secara stereotipik pendukung prabowo merupakan tipikal pemilih berdasarkan keterikatan emosional yang cukup fanatis dan militan sehingga dengan hembusan keyakinan yang ditampilkan prabowo mengenai klaim kemenangannya akan memberi dampak yang kuat dan menanamkan efek psikologis bahwa kubu 02 memang memenangkan pemilu dan hasil yang dapat diterima hanyalah kemenangan selain daripada itu maka hasil tersebut adalah tidak valid.

Dalam kondisi percaturan ini bahkan prabowo dengan cerdiknya mengklaim bahwa lembaga quick count adalah pembohong. Hal ini dengan semestinya menanamkan ide kepada para pendukungnya bahwa selain dari apa yg diumumkan kubunya maka informasi yang lain adalah kebohongan dan curang adanya.

Keluarbiasaan taktik ini masih ditambah dengan berbagai klaim yang menjamur di sosial media maupun grup-grup sosial media.

Semua berlomba menanamkan ide bahwa quick count adalah salah adanya. Dan bahwa semua orang harus menjaga hasil suara tps yang diklaim dimenangkan oleh kubu 02 dan berusaha dicurangi oleh kubu 01.

Taktik yang dilakukan pada pemilu kali ini menurut pandangan saya merupakan taktik kubu 02 yang luarbiasa cerdik dan lihai. Dibandingkan dengan taktik yang dilakukan pada pemilu 2014. Maka taktik yang dilakukan pada pemilu kali ini dapat saya katakan luar biasa matang.

Pada pemilu 2014 taktik yang digunakan adalah melawan quick count dengan quick count. Mungkin kita masih ingat ketika salah satu stasiun televisi  menayangkan hasil quick count yg berbeda denga  stasiun tv lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun