"Cukup. Kau sungguh meracuniku, Akang. Tak sadarkah, anakmu sudah dua."
 Begitukah bisamu, Kang. Hanya tertunduk lesu. Kau bukan orang baik. Aku yang baik dengan hubungan kita. Setelah sekian lama hanya aku yang menanggungnya sendiri, dijauhi semua keluarga, kita dipisahkan. Bahkan kau juga tahu, bagaimana aku membelamu agar kita bisa bersama. Meyakinkan Bapak, Mamak, Embak, dan para adikku. Jawab, Kang. Jawab!
(***)
Semua sudah lalu. Namun bayangan itu tak mampu kulupakan begitu saja. Betapa perkasanya kau menggodaku, merenggut semua masa depanku, menghancurkan harapan, lalu mencampakkannya begitu saja. Percuma.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!