Mohon tunggu...
Popy Indriana
Popy Indriana Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Talkative outside, an introvert inside.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menumbuhkan Metakognisi Melalui Self Driving

17 Maret 2015   16:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:31 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada keinginan untuk memeriksa hidup. Hidup yang tak pernah direnungkan bukanlah hidup yang layak untuk dijalani.." -Anonim [caption id="" align="aligncenter" width="306" caption="www.goodreads.com"][/caption] Buku yang ditulis Rhenald Kasali (RK) bisa jadi lahir dari bentuk kegelisahan. Tulisan - tulisannya selalu mengajak pembacanya untuk keluar dari paradigma lama dalam berpikir. Semacam Malcolm Gladwell versi Indonesia. Dalam bukunya kali ini, RK mengajak kita untuk menjadi bagian dari gerakan from passengers to be drivers. Ini merupakan PR besar semua individu yang bernama manusia. Karena kebanyakan dari kita (termasuk saya sendiri) ternyata masih bermental passenger. Tentu saja bukan salah kita 100%, karena tanpa disadari perguruan tinggi dan sekolah di Indonesia cenderung menerapkan pola pendidikan yang membentuk manusia sekedar pintar secara teori, yaitu hanya pintar memindahkan isi text book ke kepala. Pendidikan di Indonesia sangat berorientasi pada perkembangan kognitif. Terlihat dari kurikulum dengan mata ajar sangat banyak. Model sistem seperti ini menjadikan lulusan dengan beban pengetahuan yang over cognitive sehinggamenjadi kehilangan seni berpikir. Pengetahuan itu tersimpan di brain memory. Sedangkan untuk menghasilkan manusia yang benar-benar mampu berpikir dibutuhkan keterampilan memindahkan pengetahuan dalam tindakan nyata, melalui latihan-latihan yang tersimpan dalam muscle memory (myelin). Perubahan menuntut manusia untuk berpikir. Dari sejumlah orang yang menekuni profesi tertentu, kurang dari 2% yang benar-benar mengembangkan diri , seperti quote berikut , Only 2% of the people think, 3% think they think and 95% would rather die than think. Berapa banyak guru yang menekuni profesinya benar-benar sebagai pendidik? Berapa banyak doktor (S3) yang aktif melakukan publikasi dan menjadi guru besar? Ada banyak karyawan swasta yang berlindung dari nama besar corporate brandingnya dan lihatlah negara ini yang penduduknya berebut untuk menjadi pegawai (PNS). Inilah contoh nyata dari angka 95% itu :) Menjadi manusia bermental driver, mutlak harus memperbarui cara berpikir. Berikut 6 hal yang harus dilatih untuk bisa mentransformasikan diri dari mentalitas passenger menjadi driver. Inilah metakognisi itu. 1. Self discipline dan assertiveness. 2. Inisiatif dan daya tahan 3. Kemampuan beradaptasi 4. Kemampuan melihat dan mendengar 5. Menentukan sasaran dan mengambil keputusan 6. Seni berpikir Dalam artikelnya di kompas.com,  metakognisi bisa dilihat dari figur-figur Dian Sastro, Mooryati Soedibyo dan Susi Pudjiastuti. Kita bisa belajar dari cerita hidup tokoh -tokoh ini. Untuk siapa saja yang ingin memeriksa hidupnya, buku ini sangat disayangkan untuk dilewatkan. "Tak peduli berapa jauh jalan salah yang Anda jalani, putar arah sekarang juga" Selamat membaca


Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun