Menurut saya, mencari kembali keautentikan dan mengkritik teknologi itu mudah. Menyalahkan Gen Z karena "kecanduan ponsel" juga sederhana. Tetapi pendekatan sosiologis menunjukkan bahwa masalahnya jauh lebih dalam. Ini bukan tentang teknologi itu sendiri, melainkan tentang bagaimana kita, sebagai masyarakat, belum berhasil menemukan keseimbangan baru dalam menghadapi perubahan struktural yang dibawanya.
Generasi TikTok bukanlah musuh teknologi; mereka adalah perintis yang menjelajahi medan sosial baru yang penuh dengan tantangan. Mereka terhubung, tetapi juga merasa sendirian karena koneksi yang mereka bangun seringkali adalah sebuah performansi, bersifat cair, dan dijalankan dalam keadaan anomie.
Solusinya bukanlah untuk membuang ponsel dan kembali ke gua. Solusinya adalah kesadaran. Kesadaran untuk membedakan antara panggung dan kehidupan nyata. Kesadaran untuk secara sadar memupuk ikatan yang kuat dan "padat" di tengah lautan koneksi yang "cair." Dan yang terpenting, kesadaran untuk menciptakan norma-norma baru yang sehat bagi diri kita sendiri dan komunitas digital kita tentang bagaimana menjadi manusia yang utuh di era yang selalu terhubung ini. Karena pada akhirnya, tantangan terbesar kita bukanlah tetap terhubung, melainkan tetap menjadi manusia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI