Mohon tunggu...
loli opal
loli opal Mohon Tunggu... Penyuluh Pertanian

Informasi penyuluh Pertanian

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merajut Asa di Lahan Rawa usia 30 Tahun

21 Mei 2025   23:10 Diperbarui: 22 Mei 2025   10:03 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Pagi ini setelah apel saya sudah berangkat, menuju lokasi kegiatan dengan sebuah kelompok Di Desa Tanjung Muda. Saya naik motor bebek tua melewati jalan tanah yang licin sisa hujan semalam. Tujuan saya sampai di ladang Pak Madi  sebelum matahari terlalu tinggi. Hari ini saya berniat membantu pak madi dan kelompoknya menanan padi yang lahannya sudah kami siapkan sebelumnya. Lahan yang Dimiliki merupakan lahan rawa yang 30 tahun lamanya tidak digarap, lahan rawa dengan kedalaman lebih dari 2 meter ini ditinggalkan dan tidak dimanfaatkan oleh masyarakat.

Menjadi Penyuluh bukanlah cita-cita saya Dari kecil. Cita-cita saya dulu adalah menjadi seorang Guru. Saat lulus di perguruan tinggipun saya kecewa karna tidak bisa mengambil jurusan pendidikan, tapi malah Lulus di Fakultas Pertanian. Tidak putus asa ingin menjadi guru, saya memperjuangkan pendidikan saya mendapat Beasiswa Akselerasi Fastrack, dan Selesai Dengan Gelar Magister. Niat hati ingin menjadi Dosen, namun Tuhan Belum berkehendak dan saya gagal menjadi Dosen. Hingga Akhirnya saya Pulang Ke kampung halaman saya Di Kota Sungai Penuh,Kecamatan Hamparan Rawang, dan mengambil Formasi CPNS Penyuluh Pertanian di Pemerintahan Daerah.  Allah maha baik itulah yang benar-benar saya rasakan, ditengah-tengah Bencana Covid saya Berhasil menjadi Penyuluh Pertanian Pada Tahun 2021, begitulah singkatnya Perjalanan nama Penyuluh itu bisa saya dapat.

Tidak mudah bagi saya mengajak masyarakat untuk bertani, hingga kini masuk ke tahun kelima saya menjadi penyuluh pertanian di tempat ini beberapa kelompok salah satunya Kelompok Jaya Mandiri, dengan diketuai pak Bustiardi ini mau membuka lahan Rawa yang sudah 30 tahun lamanya tidak digarap


Saya teringat pada 2021, adalah awal saya menjadi penyuluh ditempat ini, hanya satu atau dua kelompok yang mau menerima saya. Alasannya tidak lain karna Penyuluh bagi mereka tidak memberikan dampak yang berarti dalam meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. " Penyuluh Itu Tidak Berguna" itu lah kata kata yang sering saya dengar hingga sempat menciutkan nyali saya yang pada saat itu hanyalah penyuluh junior yang tidak punya pengalaman turun kelapangan

Kadang terlintas dipikiran saya untuk pindah ketempat yang saya pindah ke tempat yang menurut saya lebih mudah untuk mengajak masyarakat, namun tidak ada katan menyerah selagi kita mau berusaha.

Setahun berlalu, terasa sangat berat bagi saya karna belum ada yang tertarik dengan program penyuluhan saya, tidak mudah mendekati petani apalagi kembali menghidupkan kelompok tani yang benar-benar sudah mati suri. Belum lagi kalau ada warga yang masih skeptis. "Ah, teori doang itu, Mbak. Di lapangan mah beda." Tapi saya sangat paham, mereka bukan keras kepala---mereka cuma belum yakin.

Tapi justru di situlah letak tantangannya. Bagaimana caranya membuat petani percaya, bukan hanya dengan diri saya, tapi juga dengan ilmu yang saya bawa dan sampaikan. Karena menurut saya, Penyuluh bukan hanya pembawa informasi, Penyuluh adalah jembatan. Penyuluh adalah telinga yang mendengar keluh kesah mereka, sekaligus mulut yang menyampaikan aspirasi mereka ke atasan.

Ada rasa puas yang Tidak bisa saya Jelaskan pada saat petani mulai menggarap sawah yang terbengkalai 30 tahun lamanya, bahkan sebelum saya lahir. "Alhamdulillah, Bu Penyuluh, Padinya mulai hijau ." Rasanya Bahagia sekali Hingga tidak bisa saya ungkapkan, padahal cuma bantu dari sisi pengetahuan.

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi


Senyum bahagia terpancar dari wajah mereka, setelah menanam padi bersama-sama membuat saya menyadari bahwa Pekerjaan Saya Sebagai Penyuluh Bukan Hanya Profesi, Tapi Saya bekerja untuk harapan-harapan para petani. Saya tidak menyangka Profesi menjadi Penyuluh Ini membuat saya tau arti menyentuh hati sesama manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun