Kesaksian nelayan sebagai titik awal penemuan lokasi air asia mendarat darurat. Nelayan menyatakan melihat pesawat terbang rendah horisontal bukan vertikal/menukik. Asumsinya pendaratan darurat berhasil sehingga sesuai dgn temuan jenasah pramugari yg utuh dan pintu darurat yang diketemukan. DVI dlm otoupsinya mudah2an dpt menemukan penyebab kematian apakah krn benturan atau tenggelam air atau dehidrasi pada jenasah-jenasah.
Sinyal telpon penumpang pun ada yg aktif dan diakui olek kapolri yg menyatakan hp penumpang lupa dimatikan sehingga setelah pedawat jatuh sinyal hp tersebut  tertangkap BTS.
Dengan adanya temuan jenasah-jenasah lain oleh kapal Amerika bida saja seluruh penumpang sudah dalam posisi persiapan keluar dari pesawat (tdk terikat sabuk pengaman). Namun pesawat tsb kemudian keburu tenggelam dgn sejumlah besar penumpang terjebak dalam pesawat.
Informasi nelayan bhw cuaca hujan angin n gelombang saat itu sulit memungkinkan penumpang yg telah keluar pesawat utk bertahan lama atau mencapai garis pantai yg berjarak 7 kilometer sehingga mereka yg berada sekitar pintu darurat yg berhasil keluar dari badan pesawatpun tdk terselamatkan.
Informasi terakhir basarnas menyebutkan rangka pesawat rusak berat setelah 6 hari didasar laut apakah rusak pd saat pendaratan darurat atau krn kelamaan didasar laut.
Mengapa tdk afa may day dan ILT tdk berfungsi. Pilot mungkin terlalu berkonsentrasi  dgn upaya pendaratan darurat dan yakin bahwa upaya pendaratan itu berhasil sehingga akan melakukan kontak setelah pendaratan dilakukan. Atau ada kontak dari pilot tapi tidak didengar.
Kesimpulan penting berdasarkan kesaksian n logika alurnya sbb: kesaksian nelayan melihat air asia terbang rendah horisontal bukan vertikal membantah spekulasi pesawat jatuh vertikal. Kesaksian nelayan ini kuat krn terbukti ditemukan jenasah. pendaratan darurat berhasil dgn penemuan pintu darurat dan pramugari serta jasad utuh (tdk hancur) yg informasinya bergandengan tangan. sebagian besar penumpang tdk berhasil keluar pesawat krn keburu tenggelam.