Mohon tunggu...
Lola Devira
Lola Devira Mohon Tunggu... Lainnya - Communication student

Passion in all about communication and public relations

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kontroversi tentang CSR

21 Agustus 2022   19:37 Diperbarui: 21 Agustus 2022   19:42 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Haruskah Perusahaan Menerapkan CSR?

CSR atau Corporate Social Responsibility adalah sebuah aktivitas bisnis yang dilakukan oleh perusahaan di mana perusahaan bertanggung jawab secara sosial kepada masyarakat dan lingkungan sekitar sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap kesejahteraan masyarakat dan lingkungan sekitar. Keberadaan CSR juga memiliki peran penting bagi perusahaan. 

Di antaranya adalah meningkatkan citra positif perusahaan di mata publik dan dapat meningkatkan kesempatan kerja sama baru antara perusahaan dengan pihak lainnya. 

Dengan berbagai manfaat CSR, masih ada perdebatan tentang "Haruskah perusahaan menerapkan CSR?" Masalah ini menjadi sumber kontroversi yang paling mendasar namun paling besar. Kontroversi ini memecah antara para intelektual, pemikir dan akademisi, serta praktisi menjadi kelompok pendukung CSR dan kelompok yang memperdebatkan CSR. Mereka memiliki argumentasi dan alasan masing-masing yang kuat, sebagai berikut:

1. Argumentasi Kelompok Pendukung

Bowen (2013: 4-5) mengatakan bahwa ketika luasnya jangkauan dan konsekuensi keputusan suatu bisnis telah diakui, maka pengusaha dapat mengambil keputusan tersebut berdasarkan posisi strategis dan kekuasaan mereka. 

Namun, mereka juga wajib mempertimbangkan konsekuensi sosial ketika membuat keputusan pribadi. Kepentingan perusahaan dalam upaya mewujudkan tanggung jawab sosial dapat dilihat berdasarkan kebijakan dan tindakannya, seperti berikut:

  • Banyak pebisnis yang telah mengefektifkan kode etik untuk memperbaiki, mengembangkan dan memperkuat praktik bisnis kode etik.
  • Beberapa perusahaan telah membuat kebijakan untuk mengurangi masalah diskriminasi, seperti masalah seksual, ras, dan agama.
  • Aktivitas bisnis mendukung aktivitas masyarakat dengan memberikan bantuan terhadap pendidikan, program untuk kesejahteraan masyarakat, dan membangun sarana rekreasi.
  • Bisnis menjadi lebih aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan dan memperbaiki metode untuk pendayagunaan sumber daya alam.

Pelaksanaan tanggung jawab sosial menyiratkan adanya kewajiban etika pelaku usaha terhadap karyawan, masyarakat setempat, dan lingkungan. Bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan dapat dilakukan dengan cara menghormati dan menghargai hak-hak karyawan, menghindari diskriminasi gender, ras, dan agama, memberikan gaji, fasilitas kerja yang memadai, tunjangan, hak libur kerja, dan lainnya.

Argumentasi dari pendukung CSR adalah CSR harus dilaksanakan karena berkaitan dengan keberlangsungan eksistensi perusahaan. Hal tersebut karena banyak perusahaan berpendapat dengan memelihara hubungan baik dengan masyarakat di mana perusahaan tersebut beroperasi akan menciptakan kesuksesan dalam jangka panjang. 

Pendukung CSR juga melihat bahwa pelaksanaan CSR dapat meningkatkan daya saing dan keunggulan kompetitif perusahaan dalam kinerjanya.

Hockerts (Visser, 2007) menjelaskan bahwa dalam pandangan keunggulan kompetitif, CSR dapat membantu perusahaan mencapai keberlanjutan bisnis. Pertama, pelaksanaan CSR dapat mengurangi terjadinya risiko bisnis perusahaan. 

Kedua, CSR dapat meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. Ketiga, adanya kegiatan CSR dapat menumbuhkan semangat dan memotivasi karyawan, sehingga mengurangi frekuensi pergantian karyawan dan absensi.

2. Argumentasi Kelompok Penentang

Salah satu tokoh yang menentang etika bisnis adalah Marx. Marx memiliki penolakan terhadap etika bisnis yaitu kapitalisme. Menurut Marx, etika bisnis hanyalah upaya untuk memperoleh legitimasi dan untuk memperkuat gagasan serta sistem sosial ekonomi yang kapitalistik. 

Selain itu, Robert Reich juga menolak keras tentang "keharusan" perusahaan untuk mewujudkan tanggung jawab sosial. Robert percaya bahwa tanggung jawab sosial tersebut hanya membuang sumber daya dan menyebabkan proyek perusahaan menjadi buruk. 

Meskipun menentang, Robert tetap memberikan saran tentang bagaimana pentingnya regulasi untuk mengatur bisnis perusahaan. Ia mengatakan, "hukum merupakan alat satu-satunya yang digunakan untuk mendorong korporasi agar menjalankan tanggung jawab sosial".

Tokoh lain yang menolak keberadaan CSR adalah Friedman. Menurut Friedman, tanggung jawab manajer adalah memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham, dan tanggung jawab sosial bisnis adalah meningkatkan keuntungan perusahaan. Ia memprotes gagasan tentang tanggung jawab sosial bagi perusahaan yang dilandasi oleh tiga alasan. 

Pertama, manusia memiliki tanggung jawab moral atas tindakan mereka sendiri. Kedua, manajer manajer hanya bertanggung jawab dalam melayani kepentingan pemegang saham. Ketiga, isu atau masalah sosial yang muncul adalah tanggung jawab negara sepenuhnya.

3. Upaya Jalan Tengah

Mengenai etika bisnis harus diakui bahwa naluri bisnis yang dominan adalah mencari keuntungan. Perusahaan memiliki tanggung jawab sosial karena perusahaan dapat mendirikan usaha bisnis berkat adanya dukungan dari masyarakat. 

Segala keputusan bisnis juga akan membawa dampak sosial dan lingkungan. Karena itulah diperlukan upaya untuk mencari jalan keluar sehingga memberikan dampak terbaik bagi perusahaan maupun masyarakat yang berada di sekitar tempat perusahaan beroperasi.

Tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan tidak akan mengurangi keuntungan perusahaan, melainkan menjadi nilai tambah untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan. Kewajiban dalam melaksanakan tanggung jawab sosial dapat dilakukan seiring dengan tujuan perusahaan dalam mencari keuntungan. 

Dengan demikian, walaupun dimensi sosial dan ekonomi berbeda, keduanya dapat berjalan secara berdampingan dalam mencapai tujuan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun