Mohon tunggu...
Dwi Lukman
Dwi Lukman Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

Suka menulis fiksi dan yang penting Hala Madrid

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ngaret: Budaya Kita yang Harus Dilestarikan

11 Mei 2024   13:23 Diperbarui: 11 Mei 2024   14:04 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ngaret, budaya kita yang harus dilestarikan. Karena, tentu saja, menunggu adalah salah satu hiburan terbesar kita. Selamat datang di negara di mana waktu adalah konsep yang lebih fleksibel daripada jaring laba-laba yang dibiarkan di sudut ruangan untuk mengumpulkan debu.

Seolah-olah ada kesepakatan diam-diam bahwa "waktu adalah musuh kita bersama" di negara ini. Saya rasa kita bisa mendirikan sebuah monumen untuk menghormati ketidakmampuan kita untuk tiba tepat waktu. Mungkin kita bisa membuatnya dari batu bata yang kita rencanakan untuk menempatkan di tempat lain, tapi tentu saja, itu akan menjadi proyek yang berlangsung selama bertahun-tahun. Dan jangan lupa, menunggu adalah kesempatan sempurna untuk mengobrol tentang betapa buruknya pendidikan dan betapa lambatnya layanan internet di sini.

Sementara negara-negara lain berlomba-lomba untuk menjadi lebih efisien, kita di sini merayakan kemalasan budaya kita dengan bangga. Pukul 10? Mungkin itu berarti pukul 10:30, atau mungkin, jika kita beruntung, sekitar pukul 11. Namun, siapa peduli? Waktu adalah ilusi, bukan? Atau mungkin itu hanya alasan yang kita ciptakan untuk menghibur diri ketika kita terlambat lagi.

Saat kita menjaga tradisi ngaret ini, kita juga mengasah keterampilan multitasking kita. Sambil menunggu teman yang terlambat, kita bisa memesan makanan, membaca berita terbaru di ponsel, dan mungkin bahkan menyempatkan diri untuk meniti karier kedua sebagai konsultan waktu! Jadi, mari kita peluk budaya ngaret ini dengan penuh semangat, karena siapa tahu, mungkin suatu hari nanti kita akan sampai tepat waktu... atau mungkin tidak.

Jadi, dalam negeri di mana waktu sering terasa seperti barang tak terpakai di rak toko, kita dapat dengan bangga menyatakan bahwa ngaret adalah bagian tak terpisahkan dari warisan budaya kita. Karena, tentu saja, menunggu adalah kegiatan yang begitu memuaskan dan produktif, bukan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun