Mohon tunggu...
Siti Awaliya Yuniarti
Siti Awaliya Yuniarti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuluh Agama Islam

Menyukai kuliner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hikmah dari Canda Rasululloh SAW

10 Oktober 2022   13:00 Diperbarui: 10 Oktober 2022   13:55 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Canda dalam kbbi.web.id artinya kelakar atau sendau gurau. Sedang humor artinya sesuatu yang lucu atau keadaan yang menggelikan hati. Bercanda atau humor merupakan bumbu komunikasi dalam pergaulan sehari-hari.  Disamping bisa menghibur, mencairkan suasana, menghilangkan ketegangan dan meredakan amarah. Tak jarang sendau gurau dapat bisa mengakrabkan seseorang dari kekakuan perbincangan.

Rasululloh Muhammad SAW adalah pribadi agung dan teladan yang baik untuk umat manusia. Meski demikian, beliau sering menampilkan sisi 'basyariyah' (kemanusiaan) seperti menunjukkan bahwa Nabi SAW makan, minum dan berdagang. Selayaknya insan, termasuk juga bercanda dengan sahabat-sahabat. Semua itu disukai Allah SWT dan tidak mengurangi pribadi agung beliau.

Dalam Al Qur'an Allah berfirman di surat An-Najm [53] ayat 43; yang artinya : "dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis " Ayat ini menjelaskan bahwasanya tertawa dan menangis adalah fitrah yang telah dianugerahkan Allah SWT pada manusia. Rasulullah SAW pun meyebutkan bahwa membuat orang lain senang dapat disebut sebagai kebajikan, ''Senyummu dihadapan wajah saudaramu adalah sedekah (kebaikan).'' (HR Imam Ahmad).

Satu contoh canda Rasulullah yang terkenal, yakni saat Rasulullah SAW kedatangan nenek tua yang bertanya, ''Apakah kelak ia akan masuk surga?'' Nabi pun menjawab, ''Tidak ada nenek-nenek di surga.'' Mendengar jawaban itu, secara spontan sang nenek menangis. Lalu Rasulullah berkata kepadanya bahwa kelak di surga tidak ada nenek-nenek karena semua penduduk surga akan kembali muda.

Dalam riwayat lain, dikisahkan ada seorang laki-laki meminta pada Rasul Muhammad SAW agar membawanya di atas kendaraan. Kemudian, Rasulullah berkata, ''Aku akan membawamu di atas anak unta.'' Orang tadi bingung karena ia hanya melihat seekor unta dewasa, bukan anak unta. Kemudian, Rasulullah berkata, ''Bukankah yang melahirkan anak unta itu seekor unta juga?'' (HR Abu Dawud dan Tirmidzi). Demikianlah canda Rasulullah.

Perlu diingat, untuk menciptakan suasana humor hendaknya tetap menjauhi perbuatan yang tidak terpuji layaknya bicara kotor, dusta, mengolok-ngolok, dan merendahkan sesama hanya demi mendapatkan tawa dari orang lain. Nabi SAW bersabda, ''Celakalah orang yang berbicara lalu mengarang cerita dusta agar orang lain tertawa.'' (HR Abu Dawud).

Tertulis dalam sebuah riwayat dari Sayyidah Aisyah Ra. mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda :

"Sesungguhnya Allah tidak menghukum orang humoris yang benar dalam humornya".

Dari hadits di atas, bisa dipahami bahwasanya bercanda itu boleh. Tetapi ada batasnya, yaitu berkata benar tidak bohong, tidak merusak kehormatan orang lain dan tidak berlebihan sehingga bisa mencederai raga. Karena banyak bercanda akan menyebabkan hati menjadi keras dan memalingkan jiwa dari berdzikir kepada Allah. Hal ini dikatakan oleh Imam Bajuri dalam penjelasan terhadap kitab Syama'il Muhammadiyah karya Imam At-Tirmidzi.

Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah berkelakar dengan para sahabat, kecuali di dalamnya mengandung kebenaran dan fakta. Ini dapat dijumpai dalam hadis Abu Hurairah RA bahwa para sahabat bertanya, ''Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau telah mencandai kami.'' Rasulullah SAW menjawab, ''Sesungguhnya tidaklah aku berbicara, kecuali yang benar.'' (HR At-Tirmidzi).

Demikianlah beberapa canda Nabi Muhammad SAW, sosok agung teladan dan pembimbing utama yang periang dan mudah tersenyum saat berdakwah. Marilah kita terus memperbaiki diri sambil berusaha meneladani akhlak Nabi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun