Nanda merupakan anak yang cantik dan lucu, setiap harinya ada saja tingkah lucu yang ia lakukan untuk mendapatkan attention dari orang sekitarnya, tidak lain ia hanya ingin semua orang memperhatikannya. Berbeda dengan kakaknya yang beda satu tahun dengan nanda. Namanya sima dia laki-laki yang sangat pemalu. Tidak jarang setiap kali ada acara kumpul keluarga dia selalu menunduk dan berada di belakang ibunya, seperti koala yang nemplok di pohon. Kakak beradik ini memiliki sifat yang sangat berbeda, adiknya yang begitu lincah dan ingin selalu mendapatkan perhatian dari orang sekitarnya sedangkan si kakak yang sangat pemalu.
Dari sepotong kisah diatas sering kita temui anak selalu ingin diperhatikan atau selalu mencari perhatian dengan tingkah-tingkah lucunya hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran diri pada anak , begitupun anak yang memiliki sifat pemalu, memiliki kesadaran diri yang minim. Semua ini merupakan contoh dari permasalahan self awareness yang sering terjadi pada anak usia dini.
Sebelum membahas lebih jauh terkait kesadaran diri, perlu mengetahui bahwa self awareness merupakan teori dari Abraham maslow dalam teorinya humanistik yang menulis tentang kesadaran diri ( self awareness). Self awareness berarti paham akan siapa diri kita, bagaimana menjadi diri sendiri,akan mempermudah dalam menggali potensi yang dimiliki.
Penelitian menunjukkan bahwa semakin kita mengenali diri kita sendiri akan semakin mudah untuk menggali potensi yang ada pada diri sendiri, tidak hanya itu dapat memunculkan sikap percaya diri, mampu memecahkan masalah yang ada , optimis, dan mampu membangun hubungan baik.
Taukah anda apa itu kesadaran diri?
Saat anak memiliki kesadaran diri, dapat dilihat dari
- Anak mampu mengidentifikasi emosi yang sedang ia rasakan. Hal ini dapat memudahkan anak untuk mengontrol emosinya baik itu rasa cemas, marah, sedih yang dia rasakan.
- Anak bisa mengenali apa penyebab dari emosi yang saat ini dia rasakan. Hal ini akan mempermudah anak untuk memecahkan masalahnya dengan mandiri.
- Memiliki rasa simpati terhadap orang disekitarnya. Hal ini dapat membangun relasi positif anak dengan orang sekitarnya.
- Kesadaran diri sangat diperlukan dan apabila anak tidak memiliki kesadaran diri menjadi persoalan yang menghambat tumbuh kembang anak terlebih ketika bersosialisasi dengan sekitarnya.
Perlu diketahui bahwa kesadaran dibagi atas 2 yaitu :
Pertama kesadaran diri internal, adalah bagaimana anda melihat dan menilai diri anda sendiri, baik itu pikiran, perasaan, perilaku, kelebihan maupun kelemahan yang ada pada diri sendiri. Dalam artian kesadaran diri yang lebih menfokuskan pada dalam diri seseorang, atau bagaimana kamu melihat diri sendiri. Kesadaran ini memiliki korelasi dengan perasaan puas yang anda rasakan seperti saat bekerja, mengerjakan tugas, kemudian adanya kesadaran diri internal yang tinggi, akan mengontrol kegelisahan, dan emosi yang anda rasakan.
Dapat dilihat dari perilaku anak yang mengerti perasaan, pikiran, serta perilakunya sendiri, seperti anak percaya dan mengerti akan potensi dalam dirinya yang mengakibatkan bakatnya terus tumbuh dan berkembang.Dengan menyadari diri secara internal, akan membuat anda atau anak menjadi lebih tumbuh dan berkembang bahkan bisa hidup lebih bahagia.
Kedua ialah kesadaran diri eksternal, adalah bagaimana orang lain memandang kita. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang tahu bagaimana orang lain melihat mereka lebih terampil menunjukkan rasa simpat dan perspektif orang yang berbeda-beda. Dapat dilihat dari bagaimana orang memandang diri anda.
Self awareness atau kesadaran diri memiliki pengaruh yang positif, Ada pengaruh positif dalam self awareness. Hal ini akan berdampak baik sehingga menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi dan efsiensi.self awareness sangat penting bagi anak guna memperkuat keterampilan dalam diri anak, memiliki relasi yang baik, dapat membuat keputusan yang tepat dan dapat bertanggung jawab. Ada beberapa hal untuk mengetahui sisi positif dari adanya self awareness yakni:
- Pola pikir
