Yang mana ya?
Hampir genap dua bulan saya tinggal di Jawa Barat. Meski bukan di kota tempat di mana saya dilahirkan, tetap saja saya merasa seperti sedang disuruh kembali ke tempat asal.
Kembali untuk belajar bahasa ibu sendiri, bahasa sunda yang saya sebenarnya paham tetapi kurang pandai mengungkapkannya karena jarang praktik berbicara.
Saya paham bahasa Sunda karena Bapak dan Ibu -yang keduanya juga berasal dari Jawa Barat- masih menggunakan bahasa tersebut dalam keseharian kami.
Walau tidak berbicara sunda full saat di rumah kami yang berada di Jawa Tengah, dari kedua orangtualah, saya setidaknya jadi terpapar dan tidak begitu asing dengan kosa kata yang memang umum.
Ketika Harus Memilih "Aa" atau "Mang?"
Sejak tinggal di Jawa Barat, saya mencoba untuk mengasah kemampuan bahasa Sunda saya. Dari yang paling dasar saja dulu, yaitu soal sapaan.
Hal dasar yang bisa saya mulai agar terlihat membaur dan tidak wagu di kehidupan ke-jawa barat-an. HEHE.
Panggilan "Teteh" yang sama dengan "Mbak" sudah sangat saya pahami. Apalagi di rumah saya juga dipanggil "Teteh" oleh keluarga. Pun bagi orang-orang yang sudah sangat dekat dengan saya, panggilan tersebut juga sudah sering saya dengar.
Sapaan yang tidak sulit diterapkan dan sejauh ini praktiknya tidak pernah mengecewakan. Maksudnya cocok-cocok saja.