Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ada Perjalanan Panjang dalam Sepiring Makan Kita

16 Oktober 2020   19:26 Diperbarui: 16 Oktober 2020   22:31 1209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cukup dia menyia-nyiakanmu, tapi jangan makananmu, sayang.

Sewaktu kecil saya termasuk orang yang familiar dengan wejangan seperti ini: "Ayo habisin nasinya, nanti kalo nggak nasinya nangis." atau "...kalo nggak ayamnya mati." Meski saya tidak memelihara ayam di rumah. 

Dulu saya tidak jarang menyisakan makanan. Susah sekali untuk makan.

Saya tahu itu perumpamaan yang berlebihan, karena nasi tidak akan mengeluarkan air mata. Ayam juga tidak akan langsung mati ketika saya (yang tidak punya ayam, oh ya saya ingat nenek memilikinya di kampung halaman saya) tidak menghabiskan nasi. Maknanya tidak sesederhana dan senyata itu.

Pengandaian tersebut adalah sebuah bentuk untuk menghargai apa yang kita makan. Bahwa dalam sepiring nasi -dan juga makanan di atas piring kita- sudah menempuh perjalanan panjang dan menghabiskan banyak waktu yang sering kita tidak sadari.

Ada perjuangan pahlawan pangan, seperti para petani salah satunya. 

Petani yang menghabiskan waktu dan tenaganya selama hampir tiga sampai empat bulan, dari tanam sampai panen padi. 

Belum lagi ditambah waktu hitung saat menjadikan padi ke gabah, gabah ke beras.

Perjalanan itu belum selesai, jika beras harus mampir ke gudang atau distributor lalu barulah kita beli. Tambah lagi waktunya ketika kita simpan, sebelum akhirnya kita masak dan sampai di atas piring makan. Di hadapan kita.

Kita yang tidak pernah tahu kapan pastinya waktu yang dihabiskan dalam perjalanan sebutir nasi, tapi kita hanya butuh seperkian menit untuk menikmatinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun