Kalau menulis menawarkan dengan media kata-kata, cara lain ini dengan media berbeda : gerak tubuhmu.
Sering kali kita menghubungkan emosi dengan sebuah kemarahan atau yang sifatnya negatif. Padahal pengertian emosi tidak sebatas itu saja. Seperti yang dikutip dari kbbi, emosi dapat diartikan sebagai keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan); keberanian yang bersifat subjektif). Dari sini lalu bisa kita pahami bersama bahwa ternyata emosi ternyata bentuknya bisa berbagai rupa dan datang dari hasil cipta kita sendiri.
Ada banyak cara seseorang mengungkapkan emosi yang ia rasakan. Misalkan saja dengan cara yang paling umum seperti tertawa karena bahagia, menangis karena sedih atau justru karena saking terharunya. Memang sah-sah saja orang mengekspresikan emosinya seperti apa, sesukanya dan semaunya.
Meski begitu, ada baiknya kita juga mesti pintar-pintar mengolah emosi, terutama yang sifatnya tidak mengenakan hati seperti marah ataupun sedih. Sebab luapan-luapan emosi ini sering kali bisa merugikan diri sendiri,lho atau lebih tepatnya membuat kita melakukan hal yang sia-sia.
Mengolah Emosi dengan Gerakan Tubuh
Kalau kamu suka berkata-kata, menulis bisa jadi salah satu cara meluapkan emosi yang kamu miliki. Tidak hanya sebatas ketika sedih, sebab emosi apa saja sebenarnya bisa diolah dengan baik dengan menulis selama kamu trampil dan tidak malas menuangkannya.
Tidak hanya sebatas kata-kata, cara lain yang mestinya kamu coba adalah dengan olah tubuh seperti menari. Ya, aktifitas fisik ini tidak hanya bisa memacu denyut jantung dan melancarkan peredaran darah, pun mampu membantumu untuk mengolah emosi yang kamu rasakan. Apalagi urusan menari bukanlah urusan segmentasi, tidak memandang usia juga jenis kelamin.
Setidaknya itu yang saya selalu rasakan setiap menari. Ketika suasana hati sedang tidak karuan,misalnya. Sering kali gerakan yang saya timbulkan -secara tidak sadar-- ternyata jadi tergesa-gesa, seperti tidak dirasakan. Apalagi kelas tarian yang saya ambil adalah tarian Klasik, dimana perlu penghayatan dalam tiap kali melakukan gerakan.
Untunglah, teguran pelatih sering menyadarkan saya akan hal itu. Yang pada akhirnya, meski seberantakan apa perasaan hari itu dengan menari rupanya saya dituntut untuk menata apa yang tidak pada tempatnya. Dan pada akhirnya perasaan saya pun jadi lebih baik ketimbang pada awalnya.
Selain mengolah emosi menjadi lebih terkontrol, menari juga baik untuk kesehatan mental. Seperti yang dikutip dari CNN, dalam sebuah penelitian yang dilakukan American Medical Association menemukan bahwa remaja perempuan memiliki pikiran yang lebih positif setelah mereka menari. Mereka juga melaporkan bahwa mereka memiliki perasaan yang lebih baik terhadap kesehatan mereka setelah mengikuti kelas tari.
Yang itu dapat diartikan bahwa menari memiliki dampak positif untuk membuat perasaan dan pikiran tetap bahagia yang pada akhirnya baik juga untuk kesehatan mentalmu.
Tidak Hanya Mengolah Emosi, Juga Merawat Ingatanmu
Tidak hanya soal emosi, melalui tarian kamu juga bisa sekaligus merawat ingatan. Sebab, dalam menari ada gerakan yang harus dipelajari juga dihafalkan. Hal ini tentu membuat otakmu menjadi selalu aktif.
Meski penurunan kognitif menurun seiring bertambahnya usia, menari akan membantu melindungi otak kita terhadap penuaan jadi tidak cepat menjadi lupa.
***
Sebagai seorang manusia, tentu hal yang lumrah jika merasakan emosi yang berubah-ubah. Justru menjadi pertanyaan dan masalah pabila emosi itu jadi tiada. Jangan-jangan kamu sudah tidak peka. Jadi kapan kamu akan mencoba melakukan ini untuk mengolah emosimu?
Salam,
Listhia H Rahman