Dengan tiga perempat bercanda sisanya serius (baca:ngarep), kesempatan momen ulang tahun saya ini saya jadikan studi kecil-kecilan. Di mana tujuan dari penelitian ini adalah saya ingin menghitung seberapa banyak ucapan yang saya terima di media sosial, yang juga saya anggap sebagai cerminan seberapa banyak sebenarnya teman saya di media sosial.
Dan benar lho, siapa-siapa yang mengucapkan ternyata memang mereka yang setidaknya saya pernah tahu meski hanya nama saja, misalnya. Pun rata-rata mereka juga pernah berinteraksi secara tak langsung di media sosial, bukan yang sekadar meminta pertemanan lalu membisu.
Angka tersebut paling tidak juga bisa jadi pengingat, bahwa sebanyak apapun temanmu di dunia maya tidak semua benar-benar adalah teman yang bisa dijadikan sebenarnya teman, palsu? Yang peduli dengan statusmu memang ada, tapi banyak pula yang biasa-biasa saja. Mereka yang menyukai unggahanmu juga bisa, tapi banyak juga yang melewatkan begitu saja.
Jadi kemana-mana, ya? Intinya, keberadaan media sosial hari ini mempengaruhi banyak hal, termasuk cara pandang kita mengenai bagaimana kita merayakan ulang tahun yang secara tidak disadari telah menjadi konsumsi khalayak umum. Jadi terima saja jika tidak semua teman medsosmu lalu akan menganggap bahwa ulang tahunmu spesial bagi mereka. Memangnya sudah bertemu? Bukannya saling bertegur sapa di media sosial pun tidak pernah dilakukan toh?
Walau Rasanya Jadi Berbeda, Jangan Lupa Bersyukur Bisa Berulang Tahun
Kembali pada maknanya saja, ulang tahun bukan seberapa banyak yang mengucapkan tetapi bagaimana caramu bersyukur! Selamat berulang tahun di zaman media sosial, jaman dimana pura-pura tidak tahu adalah alasan yang tidak lagi seksi.
Wis tah ucapke ae!
Salam,
Listhia H Rahman