Ini adalah kali kedua saya mendatangi acara Kampus Kompas TV. Sebelumnya saya pernah datang di acara yang sama di Jogja, tepatnya di Universitas Gajah Mada. Dan kali ini, durhaka rasanya jika saya tidak datang disaat acara tersebut hadir di kampus saya sendiri, Universitas Diponegoro Semarang.
Mulanya..
Informasi terkait acara ini saya dapat dari obrolan dengan kakak saya yang berkuliah di Solo. Karena tidak percaya , saya cek laman kompasTV dan ternyata ada. Belum benar-benar terlambat meski mepet. Ya, saya sempat pesimis acara itu bisa hadir di kampus sendiri. Namun ternyata setelah beberapa waktu lalu sempat singgah di Solo, Semarang ketularan juga untuk didatangi.
Alhamdulilah, sebuah kebanggaan dan kesenangan bisa didatangi pihak Kompas dari Jakarta. Terlebih acara seperti ini tidak selalu ada setiap tahun. Dibuktikan selama saya menjadi mahasiswi, hampir jalan tiga tahun, acara Kampus Kompas TV ini baru saya rasakan, dan jelas membawakan keseruan. Pertahankan ya Kompas!
Karena urusan perkuliahan yang tidak bisa ditinggalkan. Saya hanya sempat datang di hari keduanya. Meski awalnya sempat ragu untuk bisa datang karena urusan kuliah dan jikalau pun bisa pasti terlambat dan pasti harus berdesakan dengan penonton lain. Ya, ada yang berbeda dengan acara Kompas Kampus di Jogja sebelumnya, yang mana waktu itu saya tidak perlu lagi antri lagi karena atas nama Kompasiana. Kali ini, memang tidak antri juga, tetapi menggunakan hot seat. Beli produk sponsor seharga dua puluh ribu, dapat tiket tanpa antri dan registrasi. Terpaksa cara cepat! Terima kasih Mas Garnis-alumni Teknik Undip yang akhirnya bergabung di Kompasiana akibat rayuan maut!


Kemudian Dari yang “Bukan Siapa-Siapa”
Talkshow yang langsung dibawakan oleh Rosiana Silalahi ini mengangkat tema “Bukan Siapa-siapa” telah berhasil membius penonton selama hampir tiga jam-an.Bintang tamu yang dipanggil pertama untuk datang ke atas panggung adalah Bapak Ganjar Pranowo. Sebagai salah satu warga Jawa Tengah, ini adalah kali pertama saya melihat beliau secara langsung. Dan, ternyata saya beruntung memiliki gubernur yang tak hanya tegas tetapi juga tampan.

Dari perbincangan yang terjadi, kesederhanaan Pak Ganjar pun mulai terungkap. Mulai dari kebiasaannya menyemir sepatunya sendiri meskipun telah memiliki ajudan yang boleh disuruh ini-itu. Sampai keputusannya untuk tidak membeli Motor Harley Davidson yang sudah ia idamkan sedari dulu karena ternyata setelah dipikir terlalu banyak mudaratnya. Bagi Pak Ganjar, memiliki kaos dan batik dengan logo Harley sudah cukup memuaskan keinginannya. Saaluuuttt...