“Yang namanya Listhia mana ya”
Untuk pertama kalinya saya bertemu dengan beliau dan itu adalah salah satu momen yang tak akan pernah saya lupakan dalam hidup saya. Masih ingat juga ketika beliau menyempatkan untuk bercerita tentang kejayaan yang pernah beliau lakukan dalam bidang kesenian lewat Fakultas Kedokteran, membawa tim kesenian sampai Belanda. Amazing!
Dan di sela-sela ceritanya beliau pun sempat memberi nasihat bahwa belajar ilmu teoretis memang perlu, namun dengan berkesenian hidup akan menjadi indah. Jadi harus seimbang! kurang lebihnya seperti itu.
Jiwa Seni Dalam Diri
Di kesempatan yang lain, beliau pun pernah menyuruh saya untuk datang ke ruangannya. Dan masih ingat betul sampai detik ini, waktu itu meski kuliah di kariadi nyatanya ruangan-ruangan yang ada di sana tak pernah saya hafalkan letaknya. Begitu pun letak kantor beliau berada. Bertanya sana-sini pun saya lakukan, tapi hasilnya malah bingung.
Akhirnya beliaulah yang menemukan saya di lobi. Terima kasih, Profesor! Jujur... seharusnya profesor tidak perlu repot-repot. Maaf yaa prof.. Dan, sesampainya di ruangnya rasa takjub pun mengalir, di sana bukan hanya preparat atau mikroskop, stetoskop ataupun barang-barang dokter lainnya yang saya temukan, tapi ada beberapa kostum tari juga. Kereeen!
Dipertemukan dengan Seniman
Pada bulan Agustus lalu, sebuah kehormatan untuk bisa hadir di acara Ulang Tahun Ngesti Pandhowo- menonton Pentas Wayang Orang! Ya, beliau adalah ketua dewan pembina wayang orang Ngesti Pandawa dan beliau pun akan turut ikut bermain wayang orang. Sungguh saya harus banyak belajar semangat dari beliau dalam banyak hal. Berkat beliau pun saya diperbolehkan untuk melihat suasana di belakang panggung, dan tak hanya itu... dari beliau, saya dipertemukan oleh Didik Nini Thowok serta Kenthus Bharata. Lagi-lagi, terima kasih banyak, Profesor! Seniman yang saya sendiri tak pernah membayangkan bisa bertemu dan bertatap muka apalagi sampai bisa sedekat ini, sampai bisa bersalaman.
Sebuah Doa dan Harapan
Profesor, semua cerita ini tak akan saya lupakan. Berkat pertemuan dengan Profesor Edi Dharmana banyak hal yang menakjubkan hadir. Untuk itu ijinkanlah saya berdoa di hari yang spesial bagi Profesor.
Semoga dalam detik yang diberikan OlehNya terselip kesehatan dan kebahagian yang terus mengalir, Jangan pernah berkenalan dengan lelah ya Prof... tetaplah berdedikasi demi dunia pendidikan, kesenian, dan kebudayaan. Tularkanlah semangatmu pada kami, dalam menempuh pendidikan sampai tinggi dan berkesenian hingga tak kenal usia, Prof!
Semangatmu akan selalu muda, meski usia terus menggerus waktu.
Selamat Ulang Tahun Profesor...Dokter..Dosen..Penari...Artis...Bapak..Apa lagi ya prof? Hehe
Perkenalkan lagi,
