Mohon tunggu...
Lisda Yanti Lubis
Lisda Yanti Lubis Mohon Tunggu... mahasiswi

membaca, -, video unboxing merchandiser

Selanjutnya

Tutup

Music

Legenda Malin Kundang Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya Di Pantai Air Manis, Kota Padang.

30 Juni 2025   08:30 Diperbarui: 30 Juni 2025   09:16 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil observasi ke Pantai air manis, Padang, Malin kundang

Salah satu bentuk kearifan lokal yang masih lestari hingga kini adalah legenda atau cerita rakyat. Cerita rakyat tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga mengandung pelajaran moral dan nilai-nilai kehidupan yang mendalam. Dalam konteks ini, **Legenda Malin Kundang** merupakan contoh nyata kearifan lokal yang berasal dari Provinsi Sumatera Barat, khususnya dari Kota Padang. Cerita ini telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia bahkan hingga ke luar negeri. Kisah Malin Kundang, yang mengisahkan seorang anak durhaka kepada ibunya dan akhirnya dikutuk menjadi batu, bukan hanya sebuah dongeng semata, tetapi juga sarana pembelajaran etika dan nilai sosial yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Legenda Malin Kundang termasuk dalam kategori cerita rakyat yang berfungsi sebagai cerminan nilai-nilai budaya masyarakat Minangkabau pada masa lalu, sekaligus sebagai media penyampaian pesan moral kepada generasi masa kini. Cerita ini tidak hanya menggambarkan pentingnya bakti kepada orang tua, tetapi juga menunjukkan konsekuensi dari perilaku yang menyimpang dari norma sosial dan agama. Nilai moral dalam cerita ini dikuatkan oleh keyakinan masyarakat terhadap keberadaan batu Malin Kundang di Pantai Air Manis, yang dipercaya sebagai wujud kutukan akibat kedurhakaan Malin terhadap ibunya.

Dalam perspektif budaya, cerita rakyat seperti Malin Kundang memiliki posisi penting karena mampu memperkuat identitas budaya suatu daerah. Kearifan lokal dalam bentuk cerita rakyat mampu membangun rasa cinta dan bangga terhadap warisan budaya yang dimiliki. Melalui cerita-cerita semacam ini, masyarakat tidak hanya mengenang sejarah atau legenda masa lalu, tetapi juga diajak untuk merefleksikan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari.

Legenda Malin Kundang yang berasal dari Kota Padang ini telah menjadi bagian penting dari kebudayaan Minangkabau dan bertransformasi menjadi objek wisata budaya yang memiliki nilai edukatif, rekreatif, dan spiritual. Legenda ini bahkan telah dipentaskan dalam berbagai forum budaya nasional dan internasional. Salah satunya pada tahun 2019, ketika cerita Malin Kundang diangkat sebagai tema dalam malam kebudayaan Indonesia di Kota Nanning, Daerah Otonomi Guangxi, Tiongkok, yang mengusung tema "Historical of Sumatra." Hal ini menunjukkan bahwa legenda lokal memiliki daya tarik yang kuat dalam memperkenalkan budaya Indonesia ke kancah global.

Cerita Malin Kundang sendiri memiliki alur yang menyentuh dan penuh nilai. Dikisahkan bahwa Malin adalah seorang pemuda miskin yang merantau untuk mengubah nasibnya. Setelah meraih kesuksesan, ia kembali ke kampung halamannya namun malu mengakui ibunya yang miskin. Sikapnya yang durhaka membuat ibunya sakit hati dan akhirnya mengutuk Malin menjadi batu. Sosok batu yang menyerupai manusia bersujud di tepi Pantai Air Manis dipercaya sebagai wujud kutukan tersebut, dan hingga kini menjadi objek wisata yang ramai dikunjungi.

Pantai Air Manis, tempat di mana batu Malin Kundang berada, merupakan destinasi wisata yang terkenal di Kota Padang. Pantai ini tidak hanya menawarkan keindahan alam dengan garis pantai yang luas, ombak yang tenang, dan udara yang sejuk, tetapi juga daya tarik budaya melalui keberadaan situs batu Malin Kundang. Kombinasi antara keindahan alam dan kekayaan budaya inilah yang membuat Pantai Air Manis menjadi destinasi unggulan di Sumatera Barat.

Selain batu Malin Kundang, terdapat pula Pulau Pisang Ketek yang dapat dicapai saat air laut surut. Pulau ini menambah keunikan dan daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Keindahan alam yang berpadu dengan nilai sejarah dan budaya membuat wisatawan tidak hanya sekadar berlibur, tetapi juga mendapatkan pengalaman spiritual dan edukatif yang berkesan. Tidak heran jika Pantai Air Manis menjadi destinasi favorit wisatawan dari berbagai kalangan, baik domestik maupun mancanegara.

Namun, meningkatnya jumlah pengunjung menuntut adanya pengelolaan yang lebih serius dan berkelanjutan. Wisata budaya seperti ini memerlukan strategi pelestarian dan pengelolaan yang terintegrasi, agar daya tarik wisata tetap terjaga tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan dan nilai budaya yang terkandung. Pemerintah daerah, pengelola wisata, dan masyarakat lokal harus bersinergi dalam menjaga kebersihan, keamanan, dan kenyamanan destinasi ini. Penyediaan fasilitas umum yang memadai, seperti toilet bersih, tempat parkir yang luas, tempat sampah, dan sarana informasi wisata, menjadi kebutuhan yang mendasar dalam menunjang kualitas layanan wisata.

Menurut data statistik (Susianto, Budi et al., 2020), jumlah kunjungan wisatawan ke Pantai Air Manis meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan adanya potensi ekonomi yang cukup besar dari sektor pariwisata budaya ini. Peningkatan jumlah pengunjung tentu memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal, termasuk peningkatan pendapatan masyarakat sekitar melalui usaha kuliner, jasa transportasi, penginapan, dan penjualan oleh-oleh khas daerah. Namun demikian, peningkatan ini juga harus diimbangi dengan tanggung jawab bersama dalam menjaga warisan budaya dan lingkungan agar tetap lestari.

Daya tarik wisata yang efektif harus memenuhi lima unsur utama, yaitu:

1. Attraction (Daya Tarik)– Sesuatu yang membuat wisatawan tertarik datang. Dalam konteks Pantai Air Manis, daya tarik utamanya adalah legenda Malin Kundang dan keindahan pantai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun