Mohon tunggu...
Lisda Yanti Lubis
Lisda Yanti Lubis Mohon Tunggu... mahasiswi

membaca, -, video unboxing merchandiser

Selanjutnya

Tutup

Music

Legenda Malin Kundang Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya Di Pantai Air Manis, Kota Padang.

30 Juni 2025   08:30 Diperbarui: 30 Juni 2025   09:16 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil observasi ke Pantai air manis, Padang, Malin kundang

PENDAHULUAN

Pariwisata budaya merupakan salah satu bentuk kegiatan pariwisata yang menitikberatkan pada pengalaman wisatawan terhadap nilai-nilai sejarah, tradisi, serta kearifan lokal yang dimiliki oleh suatu daerah. Jenis wisata ini tidak hanya memberikan hiburan atau relaksasi semata, tetapi juga sarat akan unsur edukatif dan pembelajaran terhadap warisan budaya bangsa. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan latar belakang budaya yang sangat beragam, memiliki kekayaan tak ternilai dalam bentuk seni, adat istiadat, bahasa, dan cerita rakyat yang hidup dan berkembang dalam masyarakatnya. Kekayaan inilah yang menjadikan Indonesia sangat potensial untuk mengembangkan sektor pariwisata budaya sebagai salah satu daya tarik unggulan, baik di mata wisatawan domestik maupun mancanegara.

Salah satu bentuk warisan budaya yang masih lestari hingga kini adalah cerita-cerita rakyat atau legenda yang berkembang turun-temurun. Legenda-legenda ini tidak hanya menjadi bagian dari tradisi lisan masyarakat, tetapi juga telah menjadi simbol identitas budaya yang kuat. Salah satu legenda yang sangat populer dan memiliki daya tarik kuat dalam dunia pariwisata adalah Legenda Malin Kundang, yang berasal dari ranah Minangkabau, Sumatera Barat. Legenda ini mengisahkan tentang seorang anak durhaka yang dikutuk menjadi batu oleh ibunya karena menolak mengakui orang tuanya setelah menjadi kaya raya. Kisah ini tidak hanya sarat dengan pesan moral, tetapi juga menyiratkan nilai-nilai sosial, penghormatan terhadap orang tua, dan konsekuensi dari perilaku manusia terhadap norma budaya yang berlaku.

Keberadaan kisah Malin Kundang tidak dapat dipisahkan dari Pantai Air Manis, sebuah pantai yang terletak di Kota Padang, Sumatera Barat. Pantai ini berjarak sekitar 15 menit perjalanan dari pusat kota dan memiliki daya tarik alam yang menawan, berupa pasir pantai yang luas, ombak yang tenang, serta panorama yang menghadap langsung ke Samudra Hindia. Namun, keistimewaan utama dari Pantai Air Manis adalah keberadaan batu yang menyerupai sosok manusia bersujud bersama serpihan-serpihan kayu yang dipercaya sebagai peninggalan kapal Malin Kundang. Batu inilah yang menjadi ikon utama dari legenda tersebut dan menjadi daya tarik utama wisatawan yang datang berkunjung.

Pantai Air Manis kemudian berkembang menjadi destinasi wisata budaya yang tidak hanya menyuguhkan keindahan alam, tetapi juga pengalaman historis dan emosional bagi para pengunjung. Banyak wisatawan yang datang untuk melihat langsung batu Malin Kundang, mendengarkan kembali kisahnya, dan merenungkan pesan moral yang terkandung di dalamnya. Bahkan, tidak sedikit yang menjadikan kunjungan ke Pantai Air Manis sebagai bentuk refleksi pribadi, terutama dalam konteks hubungan keluarga dan penghormatan kepada orang tua.

Namun demikian, pemanfaatan kisah Malin Kundang sebagai daya tarik wisata juga menghadirkan berbagai tantangan. Salah satunya adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara aspek komersialisasi pariwisata dengan pelestarian nilai-nilai budaya dan keaslian cerita rakyat tersebut. Jika tidak dikelola dengan baik, ada kekhawatiran bahwa unsur edukatif dan spiritual dari legenda tersebut bisa tereduksi menjadi sekadar atraksi hiburan tanpa makna. Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi pengelolaan wisata yang berorientasi pada keberlanjutan budaya (cultural sustainability), yang tidak hanya berfokus pada keuntungan ekonomi, tetapi juga pada pelestarian identitas budaya masyarakat setempat.

Upaya pelestarian ini dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan, seperti penyediaan informasi yang edukatif di lokasi wisata, pelibatan masyarakat lokal sebagai pemandu wisata yang memahami nilai-nilai budaya, serta pengembangan program-program wisata berbasis narasi budaya yang autentik. Selain itu, sinergi antara pemerintah daerah, pelaku pariwisata, dan komunitas budaya juga sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem pariwisata yang sehat dan berkelanjutan.

Dengan adanya pendekatan yang holistik tersebut, wisata budaya di Pantai Air Manis tidak hanya mampu menarik kunjungan wisatawan, tetapi juga menjadi sarana pelestarian cerita rakyat Minangkabau. Lebih dari itu, wisata ini dapat menjadi ruang pembelajaran lintas generasi, di mana anak-anak muda tidak hanya mengenal kisah Malin Kundang sebagai dongeng semata, tetapi juga memahami nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya sebagai bagian dari jati diri bangsa. Di era globalisasi yang cenderung mengikis nilai-nilai lokal, keberadaan wisata budaya seperti ini menjadi sangat penting untuk memperkuat karakter kebangsaan dan memperkaya identitas budaya nasional.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengembangan pariwisata budaya melalui pemanfaatan Legenda Malin Kundang di Pantai Air Manis bukan hanya sekadar strategi ekonomi, tetapi juga merupakan bagian dari upaya pelestarian warisan budaya bangsa. Pengelolaan yang baik dan berkelanjutan akan memastikan bahwa nilai-nilai moral, sosial, dan budaya dari kisah ini tetap hidup dan menginspirasi generasi yang akan datang.

PEMBAHASAN

Secara umum, kearifan lokal merupakan warisan budaya yang diwariskan secara turun-temurun melalui tradisi lisan, praktik budaya, dan berbagai ekspresi lainnya. Kearifan lokal mencerminkan sistem nilai, pengetahuan, norma, dan aturan yang berkembang dalam masyarakat, serta menjadi bagian penting dalam identitas kolektif suatu komunitas. Bentuk kearifan lokal sangat beragam, mulai dari cerita rakyat, peribahasa, lagu daerah, permainan tradisional, hingga pertunjukan seni yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan konteks sosial dan geografis masing-masing daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun