Mohon tunggu...
Lisda Yanti Lubis
Lisda Yanti Lubis Mohon Tunggu... mahasiswi

membaca, -, video unboxing merchandiser

Selanjutnya

Tutup

Book

Legenda Malin Kundang Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya Di Pantai Air Manis, Kota Padang.

10 Juni 2025   11:25 Diperbarui: 10 Juni 2025   11:12 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi hasil penelitian di pantai air manis, Kota padang

PENDAHULUAN

Pariwisata budaya merupakan salah satu bentuk kegiatan wisata yang mengedepankan nilai-nilai sejarah, tradisi, dan kearifan lokal masyarakat setempat. Indonesia, sebagai negara yang kaya akan warisan budaya dan cerita rakyat, memiliki potensi besar untuk mengembangkan wisata budaya sebagai daya tarik unggulan. Salah satu kisah legenda yang terkenal secara nasional bahkan internasional adalah Legenda Malin Kundang, yang berakar dari budaya Minangkabau di Sumatera Barat.

Pantai Air Manis, yang terletak tidak jauh dari pusat Kota Padang, merupakan destinasi wisata yang memadukan keindahan alam pesisir dengan nilai-nilai budaya lokal. Keberadaan batu Malin Kundang di lokasi ini menjadikan pantai tersebut tidak hanya sebagai tempat rekreasi alam, tetapi juga sebagai objek wisata budaya yang menyimpan nilai edukatif dan historis. Namun demikian, pemanfaatan legenda ini sebagai daya tarik wisata memerlukan pengelolaan yang tepat agar tidak hanya menarik minat wisatawan, tetapi juga tetap menjaga nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.

PEMBAHASAN

Secara umum kearifan lokal merupakan sebuah tradisi secara turun temurun yang melalui cerita dari mulut ke mulut oleh masyarakat setempat dalam kearifan lokal terdapat kisah rakyat, pribahasa, lagu dan pertunjukan rakyat. Legenda malin kundang merupakan sebuah kearifan lokal yang tergolong dalam cerita rakyat. Kearifan lokal yang berbentuk cerita rakyat tidak hanya memfleksikan nilai-nilai sosial budaya masyarakat dahulu tetapi juga mengantarkan nilai-nilai itu kepada masyarakat sekarang. Hal itu dikarenakan adanya cerita dari suatu generasi yang diwariskan oleh masyarakat sebelumnya dengan memahami dan menceritakan kembali cerita yang dahulu maka adanya kecintaan pada kearifan lokal yang ada di wilayah tersebut.

Legenda Malin kundang ini lalu dilestarikan oleh masyarakat setempat hingga saat ini telah menjadi sebuah kearifan lokal di Minangkabau yang memiliki potensi sebagai objek wisata sejarah. Dari legenda ini para pengunjung dapat mengambil ikhtiar untuk menghindari perilaku Malin kundang yang durhaka terhadap ibunya. Mengenai hal berbakti kepada kedua orang tua merupakan sebuah kewajiban bagi setiap anak. Hal ini tentu telah diatur baik dalam norma agama maupun dalam etika kemasyarakatan ( lia, 2016:8).

Mengisahkan seorang anak durhaka kepada ibunya, kisah ini berasal dari kota padang provinsi Sumatera barat, Indonesia. Legenda Malin kundang sudah popular di nusantara bahkan sudah mendunia. Diketahui pada tahun 2019 legenda Malin kundang dijadikan sebuah tema dalam rangka memeriahkan malam kebudayaan Indonesia di kota nanning, daerah otonomi guangsi China. Dikarenakan pada malam kebudayaan indonesia tersebut bertemakan “historical of sumatra”. Dikisahkan Malin kundang merupakan sebuah cerita rakyat yang mengisahkan tentang seorang anak yang durhaka terhadap ibunya hingga dikutuk menjadi sebuah batu yang menyerupai seorang yang sedang bersujud hal tersebut dipercayai oleh masyarakat sebagai kutukan dikarenakan kedurhakaannya. Legenda tentang kedurhakaan anak terhadap ibunya sudah tidak asing di dengar. Banyak legenda yang menyerupai legenda Malin kundang yang menceritakan seorang anak yang durhaka terhadap ibunya di nusantara, seperti batu menangis, Sampuraga.

Keindahan pantai yang dipadukan dengan legenda batu Malin kundang menyebabkan pantai air manis banyak digemari pengunjung. Disamping itu, panorama di pantai air manis semakin istimewa ketika pengunjung bisa mengamati dan menjelajahi pulau pisang ketek yang tidak jauh dari bibir pantai. Pulau pisang ketek menambah daya tarik pantai air manis sehingga menjadi destinasi yang sering dikunjungi oleh berbagai kalangan, termasuk anak-anak hingga orang dewasa (wahyuni, 2016). 

Meningkatnya minat wisatawan di pantai air manis memperlihatkan perlunya pengelolaan yang efektif guna menjaga dan menaikkan kualitas destinasi tersebut. Selain menyediakan keindahan dan legenda, pengelola juga perlu memastikan sumber daya dan infrastruktur yang tersedia bisa dibuat aman dan nyaman bagi pengunjung. Menyediakan fasilitas umum seperti toilet, tempat istirahat dan tempat parkir yang luas bisa menaikkan pengalaman wisatawan. Belakangan ini jumlah pengunjung pantai di air manis terus bertambah, kondisi ini disebabkan popularitasnya yang semakin meningkat (susianto, budi et al.,2020).data statistik memperlihatkan bahwasanya jumlah wisatawan yang berkunjung ke pantai air manis setiap tahunnya semakin meningkat. Kondisi ini memperlihatkan bahwasanya pantai air manis berhasil menarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara, sehingga berpengaruh positif terhadap perekonomian masyarakat setempat.Daya tarik wisata ini dapat sebagai penggerak utama yang memotivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Di tengah perkembangan industri pariwisata yang mendunia membuat para pengelola destinasi wisata melakukan persaingan secara ketat. Daya tarik wisata adalah hal – hal yang menarik perhatian wisatawan yang dimilki oleh suatu daerah tujuan wisata. Dengan lima unsur penting yang dimiliki oleh ojek wisata, yaitu: atrraction yaitu hal-hal yang menarik perhatian wisatawan, facilities yaitu fasiltas-fasilitas yang diperlukan, infrastructure yaitu infrastruktur dari objek wisata, transportation yaitu jasa-jasa pengangkutan, hospitality yaitu keramahtamahan, kesediaan untuk menerima tamu.

Seperti pada saat melakukan penelitian lapangan di lokasi wisata batu Malin kundang, saya berkesempatan untuk mengamati secara langsung interaksi antara wisatawan dan nilai-nilai budaya yang melekat pada legenda Malin kundang. Pengamatan ini memperkaya pemahaman saya terhadap persepsi masyarakat dan wisatawan terhadap warisan budaya lokal sebagai daya tarik wisata.

Seperti saat saya juga mewawancarai salah satu pengunjung bernama ibu ayu: ibu ini mengatakan wisata tersebut sudah sangat jauh berbeda seperti batu Malin kundang yang sudah mulai terkikis hingga bentuknya tidak sempurna seperti dulu, kebersihan di wilayah pantai air manis nya juga kurang memadai, seperti sampah masih banyak bertebaran dipinggir pantai (28 April 2025).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun