Kereta Api , yang dulu selalu dianggap sebagai alat transportasi bagi masyarakat kelas menengah kebawah saat ini telah merubah imagenya menjadi kereta api bagi semua lapisan masyarakat dengan pelayanan yang mengagumkan.
Pengalaman saya barangkali merupakan salah satu contoh dari sekian banyaknya pujian atau kompalin terhadap layanan kereta api di negeri kita.
Sebagai warga masyarakat yang pernah trauma untuk menggunakan jasa angkutan kereta api, yang penuh, berdesakan, bau dan jorok belum lagi " crowded" dengan penjual berbagai makanan dan mainan, tukang pijit dll yang membaur dengan copet dan calo tentunya membuat kita merasa sangat takut dan harus ekstra waspada ketika menggunakan trnasportasi yang satu ini.
Pengalaman tersebutlah yang membuat saya dan keluarga tidak pernah menggunakan kereta api lagi, sejak saya bekerja dan berumahtangga (dulu masih kuliah sih jadi terpaksa pakai kereta api biar ngirit ;) )
singkat cerita ,beberapa hari yang lalu saya dengan terpaksa membelikan tante saya tiket kereta api untuk pulang ke surabaya, dengan sejumlah perhitungan yang mengakibatkan kami harus memilih transportasi yang satu ini.
Kebetulan di dekat rumah saya ada indomaret dan sayapun mencoba membeli dari sana, namun ternyata hanya struk pembelian yang kami terima bukan tiket kereta api dan saya disuruh menukarannya di stasiun, lalu mulai timbul berbagai pemikiran negatif tentang kereta api dan indomaret.
Karena saya takut terkena penipuan maka sayapun segera menuju stasiun bandung dengan harapan jika struk itu tidak bisa ditukar tiket saya bisa segera melakukan komplain ke indomaret tsb.
Singkat cerita saat saya sampai stasiun bandung , dengan sejumlah barang belanjaan. Sayapun segera menemui seorang bapak berseragam pt.kai bertuliskan daop 2 di lengan bajunya yang kemudian menjelaskan tentang cara penukaran struk tersebut, bahkan sayapun di bimbing untuk langsung mencoba mencetak sendiri tiket tersebut, wah ternyata mudah dan menyenangkan.
Tapi ternyata cerita belum berakhir, selesai mencetak saya yang terburu buru tidak menyadari bahwa dompet yg saya bawa terjatuh dari sejumlah barang belanjaan yang saya letakkan dibawah mesin cetak tiket tadi dan baru saya ketahui sesampainya di rumah.
Rupanya dompet dan isinya tersebut masih menjadi rejeki saya karena besok paginya, rumah saya kedatangan bapak Kuswardoyo (nama yg ada didadanya yang bergaris biru), bapak yang sama yang membantu saya mencetak tiket kemarin, dan beliau mengantarkan dompet kumplit beserta isinya tanpa kurang apapun.
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih pada bp.kuswardoyo yang telah menemukan dompet saya yang  terjatuh di lantai stasiun bandung dan sudi mengantarkan ke rumah saya di pagi hari, sebelum beliau berangkat ke kantor, namun sayang saking senangnya saya lupa menanyakan alamat tempat tinggal beliau untuk bersilaturahmi dan mengucapkan terima kasih.
Sekali lagi terima kasih dan salut untuk Bp.Kuswardoyo dan pelayanan dari pt.kai.
ternyata kereta api kini bukan kereta api seperti yang dulu lagi.