Ngobrol Tapi Buka HP: Hilangnya Seni Mendengarkan di Era Modern
Pernah nggak sih lagi curhat panjang lebar ke teman, tapi dia malah sibuk scroll HP sambil bilang, "Aku dengerin kok, lanjut aja"?
Padahal matanya jelas nempel di layar, jarinya masih geser-geser kayak lagi main piano, dan ekspresinya datar kayak mode "airplane" hehe..
Kalimat "Aku dengerin kok" sekarang rasanya lebih mirip auto-reply daripada bukti perhatian.
Zaman sekarang, mendengarkan sudah jadi kemewahan. Kita sering hadir secara fisik, tapi absen secara fokus. Bukan karena nggak peduli, tapi karena otak kita sudah terbiasa multitasking: satu telinga buat teman, satu mata buat notifikasi, satu jari buat scroll explore.
Kita hidup di masa di mana atensi jadi barang langkap bahkan ketika kita sedang berbicara dengan orang di depan mata sendiri.
Nongkrong, tapi Semua Sibuk dengan Layarnya
Coba deh perhatikan pemandangan di kafe atau restoran. Satu meja diisi empat orang, tapi masing-masing sibuk dengan HP-nya sendiri.
Ada yang foto makanan, satu lagi update story "me time", padahal jelas-jelas bareng orang lain. Ada juga yang diem-diem ngecek pesan dari grup kantor, takut ada "si bos" yang tiba-tiba nyariin.
Akhirnya, momen yang harusnya penuh tawa berubah jadi konser sunyi dengan suara sendok, bunyi notifikasi, dan tawa kecil tanpa konteks.Â
Otak yang Ketagihan Notifikasi
Sebenernya bukan salah siapa-siapa. Dunia digital memang dirancang buat merebut perhatian.
Setiap notifikasi, like, atau pesan baru itu seperti "gula" untuk otak yang bisa bikin senang, tapi cepat hilang, dan lama-lama bikin ketagihan.
Makanya, waktu teman kita cerita tentang masalah hidupnya, otak kita sering bilang, "Dengerin bentar deh, abis itu buka notifikasi ya."
Masalahnya, "bentar" itu bisa jadi sepuluh menit.
Akhirnya bukan cuma notifikasi yang kebuka, tapi juga percakapan yang terputus.
Lucunya lagi, kita malah sering minta orang lain "dengerin baik-baik" waktu kita yang ngomong, tapi pas giliran mereka bicara kita sibuk buka chat Shopee atau bahkan sambil nonton live Shopee.
Ilusi Kehadiran