Mohon tunggu...
Lisa Puspa Karmila
Lisa Puspa Karmila Mohon Tunggu... Universitas Indonesia

Bidan yang kadang menulis, kadang bercerita. Tidak selalu menulis, tapi percaya setiap tulisan bisa jadi ruang berbagi pengalaman dan ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Love

Ghosting, Apakah Hanya Masalah Komunikasi?

30 September 2025   22:18 Diperbarui: 30 September 2025   22:18 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seseorang yang menjadi korban ghosting (Sumber: pexels.com)

Dampak Ghosting: Nggak Sepele

Terkadang bagi yang mengalami, ghosting bisa meninggalkan luka psikologis. Rasa bingung, kecewa, sampai muncul pertanyaan “aku kurang apa?” sering menghantui. Tak jarang, hal ini memunculkan rasa tidak percaya pada hubungan berikutnya.

Sementara bagi yang melakukan ghosting, pola ini bisa jadi kebiasaan buruk. Setiap kali ada masalah, ia akan memilih menghindar, bukan menyelesaikan. Lama-lama, kemampuan komunikasi dan emosinya bisa tumpul.

Menariknya, ada sebuah penelitian menemukan bahwa korban ghosting pada kelompok usia dewasa awal (18–25 tahun) mengalami psychological distress pada tingkat sedang. Artinya, meski ghosting sering dianggap sepele atau “hal biasa” di era digital, dampaknya nyata terhadap kesehatan mental. Distress psikologis ini mencakup rasa cemas, kehilangan motivasi, dan menurunnya rasa percaya diri.

Budaya Instan dan Ghosting

Fenomena ghosting tidak bisa dilepaskan dari budaya instan yang tumbuh subur di era digital. Sekarang, hampir semua hal bisa didapat cepat: makanan tinggal pesan, transportasi cukup klik, bahkan pasangan pun bisa dicari lewat aplikasi.

Ketika segalanya serba instan, muncul juga kecenderungan mengakhiri sesuatu dengan instan. Daripada repot menjelaskan alasan, cukup tekan tombol blokir dan selesai. Di sini ghosting bukan hanya masalah individu, melainkan juga cermin bagaimana budaya instan mengubah cara kita berhubungan dengan orang lain.

Komunikasi yang Hilang

Di era teknologi komunikasi yang sangat maju, justru banyak orang kehilangan kemampuan komunikasi dasar yakni menyampaikan perasaan dengan jujur dan sehat. Padahal, memberi penjelasan bukan hanya soal menghargai orang lain, tapi juga melatih diri untuk bertanggung jawab atas keputusan yang kita ambil.

Penutup

Ghosting memang tampak seperti solusi mudah, tapi dampaknya bisa panjang. Bukan hanya bagi yang ditinggalkan, tapi juga bagi yang melakukannya. Fenomena ini memperlihatkan bahwa di balik kemudahan teknologi, ada nilai-nilai komunikasi yang makin tergerus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun