Mohon tunggu...
Lilis Indrawati
Lilis Indrawati Mohon Tunggu... Guru -

Guru SMA\r\ndi Kota Malang

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Religiusitas dalam Sastra

27 September 2011   10:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:34 956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

"Ada kerendahan untuk kemahatinggian dalam puisi Berwudlu Air Murni karya Emha Ainun Najib"

Sebagai hasil peristiwa seni yang estetis, karya sastra pada hakikatnya berfungsi sebagai media yang menyenangkan dan berguna. Melalui karya sastra, seseorang dapat memperoleh kesenangan dan bermacam-macam pandangan filsafat, agama, serta cara pandang terhadap diri sendiri, orang lain, dan Tuhan. Dengan adanya korelasi antara sastra dan religiusitas maka lahirlah sastra transendental, yaitu sastra yang membebaskan diri dari aktualitas indrawi manusia. Sastra transendental memasuki dunia hakikat untuk menguak fenomena yang bersemayam di balik realita dan membumikan ayat–ayat Illahiyah untuk menembus dimensi material dalam  kehidupan.

Karya sastra (dalam hal ini  puisi konvensional) merupakan ekspresi jiwa dan perasaan yang terlahir dari koneksitas vertikal dan horisontal dalam kehidupan penyair. Menurut perspektif Emha Ainun Najib, untuk membedakan antara sastra religius dan tidak, cukup dengan satu pertanyaan: Apakah menemukan keagungan Tuhan dan menuju kepada Tuhan atau tidak?

Emha Ainun Najib (penyair yang berpandangan ”mbanyu mili” di sungai Allah), mengisyaratkan tentang keikhlasan dan ketaatan pemeluk Islam menjalankan ibadah shalat. Keikhlasan untuk mendapat ridho Allah swt. Agar suatu saat nanti dapat menyatu dengan Rosulullah saw dengan kedamaian hakiki dalam telaga Haudl, Al-Kautsar, dan diakui sebagai umatnya.

Wudlu (dalam konteks puisi ini) merupakan bentuk pensucian diri sebelum melakukan shalat.

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (Al Maa'idah: 6)

Ibarat cermin, sholat dapat merefleksikan satu objek menjadi dua arah pantulan. Satu sisi merupakan pantulan duniawi dan sisi yang lain pantulan ukhrowi. Dengan sholat manusia menjadi insan yang bermutu secara mental dan fisik, dengan sholat juga manusia mendapatkan cinta Rosul dan rahmat Illahi.

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Quran dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(Al 'Ankabuut:45)

Dalam puisi ” Berwudlu Air Murni”, penyair menghadirkan pencitraan visual dan gerak untuk memberi efek konkret pada larik-lariknya. Pencitraan (imajery) tersebut juga ”menghidupkan” setiap peristiwa yang terungkap dalam kata-kata. Betapa mesranya antara umat – Rosul  dalam kenikmatan abadi, laksana  buah surga yang dipetik  dari pohon bernama ibadah.


Berwudlu Air Murni
Karya Emha Ainun Najib

Telaga Haudl
Al-Kautsar tercinta
Tempat perjanjian
Muhammad dengan kita
Memadu kasih mesra

Siapa kita siapa bukan kita
Bagaimana Sang Nabi membedakannya?
”O, amatlah mudahnya!” beliau berkata
”Dari wajah kalian memancar cahaya
Berkat wudlu dan sujud yang mengkesima”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun