Mohon tunggu...
Callmelio
Callmelio Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Pelita Harapan.

Saya adalah mahasiswa yang rajin dan gemar menabung. Menabung tulisan lebih tepatnya. Selamat datang di Callmelio ^_^

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Cinta Tak Terbalaskan, "Di Balik Senja"

28 Januari 2021   15:43 Diperbarui: 28 Januari 2021   15:46 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Di Balik Senja”

Karya @Callmelio

            Aku menatap langit yang kian menjingga, meninggalkan biru yang sejak tadi  menghiasi langit. Ditemani secangkir kopi, semilir angin  menyapu wajahku lembut, dan juga suara tawa anak-anak kecil yang sedang menghabiskan sore dengan layangan. Rasanya cukup menyenangkan, sampai sebuah suara anak-anak yang sedang bermain itu tiba-tiba mengusikku.

            “Benua, aku ikut!” ujar seorang anak perempuan sembari mengejar anak laki-laki yang sedang menggulung benang layangannya.

            “Apasih, aku mau main sama yang lain! Kamu itu nyusahin, sana pergi sama teman-teman kamu yang lain!” wajahnya tampak kesal, ia menatap anak perempuan itu lalu meninggalkannya begitu saja. Anak perempuan itu menunduk sejenak lalu kembali mengejar anak laki-laki itu sembari berteriak, “BENUA TUNGGUIN AKU!!!”

            Aku terkekeh sejenak, “Sama persis yah,”

            Ahk, mengapa aku harus mengingat kisah itu sih, menjengkelkan sekali. Tetapi,  baiklah, akan aku ceritakan, sebuah kisah 3 tahun lalu, antara aku dengan diri—ahk sepertinya hanya aku yang menganggap kisah itu sebuah cerita.

            3 tahun lalu, aku bertemu dengannya, seorang pria yang membuat aku jatuh cinta pada pandangan pertama, yang membuatku mengerti bahwa cinta yang berawal dari mata tak heran jika berakhir dengan air mata, dan seorang pria yang membuat aku tampak seperti orang bodoh yang selalu mengikuti kemana ia pergi. Seperti saat itu, saat istirahat, aku melihatnya lagi-lagi duduk di bawah pohon belakang sekolah dengan sebuah buku yang sangat tebal. Aku ingat, itu buku kumpulan soal UN dan SBMPTN. Emh, dia pria yang sangat pintar.

            “Hai Benua, lagi-lagi di sini.”

            Iya, namanya Benua Randika, entah dari belahan bumi mana. Intinya namanya Benua Randika. Sama seperti nama anak laki-laki itu, karena itu aku tiba-tiba teringat.

            Ia membuka matanya perlahan lalu menatapku, “Selalu aja nyempatin ke sini, nggak bosan?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun