Indonesia sedang bersiap untuk mencapai "Indonesia Emas 2045". Istilah ini bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi merupakan visi besar: menjadikan Indonesia sebagai negara maju ketika mencapai seratus tahun. Dalam perjalanan panjang menuju cita-cita tersebut, peran berbagai institusi keuangan, baik bank maupun nonbank, sangat penting. Salah satunya adalah Pegadaian, yang hadir bukan hanya sebagai solusi keuangan bagi masyarakat, tetapi juga sebagai mitra dalam pembangunan bangsa. Konsep Pegadaian mengEMASkan Indonesia mencerminkan semangat untuk meningkatkan literasi keuangan, membangun kemandirian ekonomi, dan memberikan akses yang adil kepada semua lapisan masyarakat. Pegadaian bukan sekadar "tempat untuk menggadai barang", tetapi telah bertransformasi menjadi lembaga yang menawarkan produk-produk inovatif, mencakup tabungan emas, investasi, dan pembiayaan usaha mikro.Â
Sejak didirikan pada tahun 1901, Pegadaian berfungsi sebagai lembaga yang dekat dengan masyarakat kecil. Keunggulan Pegadaian terletak pada kesederhanaan: siapa pun dapat dengan cepat mendapatkan dana tunai hanya dengan menggadaikan barang sebagai jaminan. Fitur ini memungkinkan banyak pedagang kecil, petani, hingga pekerja informal untuk bertahan dalam masa-masa sulit. Namun, Pegadaian tidak berhenti di situ. Dalam dua dekade terakhir, Pegadaian telah berinovasi lebih jauh: Tabungan Emas -- produk yang memungkinkan masyarakat menabung dengan jumlah kecil, bahkan mulai dari sepuluh ribu rupiah. Inovasi ini mendorong budaya menabung dan berinvestasi sejak dini. Kredit Usaha Rakyat (KUR) Syariah -- mendukung UMKM agar bisa berkembang tanpa terkena beban bunga yang memberatkan.Â
Program CSR Pegadaian -- meliputi pelatihan keterampilan, pemberdayaan wanita, dan pendampingan untuk UMKM. Melalui langkah-langkah ini, Pegadaian menunjukkan perannya dalam membangun fondasi ekonomi berbasis rakyat. Salah satu tantangan besar yang dihadapi bangsa adalah rendahnya literasi keuangan. Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa meskipun akses keuangan semakin baik, pemahaman masyarakat tentang produk finansial masih terbatas. Di sinilah Pegadaian memainkan peran yang penting. Dengan kampanye Pegadaian mengEMASkan Indonesia, berbagai program edukatif dilaksanakan, mulai dari seminar, webinar, sampai pendampingan komunitas. Generasi muda diajak untuk memahami bahwa emas bukan hanya perhiasan, melainkan juga instrumen investasi yang tahan terhadap inflasi dan bisa diwariskan ke generasi berikutnya. Saya sendiri merasakan manfaat ini. Sebagai seorang mahasiswa, saya awalnya berpikir bahwa berinvestasi emas hanya untuk orang dewasa dengan pendapatan tetap. Namun, melalui program tabungan emas Pegadaian, saya bisa mulai menabung sedikit-sedikit. Rasanya menyenangkan melihat saldo emas saya bertambah, sekaligus belajar mengelola keuangan. Pengalaman ini membuat saya menyadari bahwa membangun masa depan tidak harus selalu dimulai dengan modal yang besar.Â
UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. Namun, mereka sering kali mengalami kesulitan dalam memperoleh modal. Pegadaian menawarkan solusi pembiayaan yang lebih bersahabat, cepat, dan mudah diakses. Program pembiayaan berbasis gadai dan fidusia membantu pelaku UMKM untuk tumbuh, sementara pelatihan kewirausahaan meningkatkan kapasitas mereka. Cerita inspiratif datang dari seorang teman saya yang mengelola usaha kue rumahan. Saat pandemi, ia hampir menutup usahanya karena kekurangan modal. Beruntung, ia mengenal program pembiayaan Pegadaian. Dengan pinjaman modal kecil, ia dapat membeli peralatan tambahan dan memperluas pemasaran secara daring. Kini, usahanya semakin berkembang, bahkan mempekerjakan beberapa tetangga di sekitarnya. Bagi dia, Pegadaian bukan sekadar penyedia dana, tetapi juga jembatan untuk merubah kehidupannya. Konsep mengumpulkan emas tidak hanya berkaitan dengan aspek finansial, tetapi juga meliputi keberlanjutan sosial dan lingkungan. Pegadaian memiliki inisiatif Green Office dan Bank Sampah yang mengajak masyarakat untuk menabung emas melalui pengelolaan limbah. Program-program ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya di bidang lingkungan dan pemberdayaan ekonomi. Bayangkan limbah plastik yang sebelumnya dianggap tidak berharga, kini dapat ditukar menjadi simpanan emas. Inisiatif ini mengajarkan kepada masyarakat bahwa menjaga lingkungan juga dapat mempengaruhi kesejahteraan ekonomi mereka.Â
Jika melihat visi besar untuk Indonesia Emas 2045, peran Pegadaian sangat berarti: Mengurangi kesenjangan ekonomi dengan memberikan akses pembiayaan kepada semua golongan. Meningkatkan pemahaman keuangan dengan memberikan edukasi tentang investasi emas sejak dini. Mengangkat UMKM ke level yang lebih tinggi sehingga menjadi pilar perekonomian nasional. Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan melalui programprogram sosial dan lingkungan. Semua itu menunjukkan bahwa Pegadaian mengumpulkan emas untuk Indonesia bukan hanya sekedar slogan, tetapi merupakan gerakan nyata yang mengarahkan bangsa menuju masa depan yang lebih sejahtera, mandiri, dan berkelanjutan. Bagi saya, Pegadaian lebih dari sekadar lembaga keuangan, tetapi sahabat yang mendampingi perjalanan ekonomi masyarakat. Melalui berbagai inovasi, Pegadaian terus membuktikan dirinya sebagai pilar penting untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Membangun bangsa merupakan tanggung jawab bersama, namun melalui langkah nyata seperti tabungan emas, pembiayaan UMKM, dan program lingkungan, Pegadaian menunjukkan bahwa setiap rupiah yang dikelola dengan baik bisa menjadi investasi emas untuk masa depan. Maka, mari kita bersama-sama mendukung gerakan Pegadaian dalam mengumpulkan emas untuk Indonesia---karena emas bukan sekadar logam mulia, tetapi juga simbol harapan dan masa depan bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI