Mohon tunggu...
Marcellinus Vitus
Marcellinus Vitus Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa STF Driyarkara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lutheranisme

20 Januari 2010   14:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:21 2633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Latar Belakang Martin Luther

Marthin Luther lahir pada tanggal 10 November 1483 di Eisleben, Saxonia, dan wafat pada tanggal 18 Februari 1546. Ia berasal dari keluarga petani, dan mengaku,"Ich bin ein Bauern Sohn" (Saya anak petani). Ayahnya bernama Hans Luder, dan ibunya Margaret Ziegler.

Pada musim panas 1484, keluarga Luder pindah ke Mansfeld, Magdeburg dan Einsenach. Pada tahun 1501, Luther belajar di Universitas Erfurt dan meraih gelar MA (Magister Artium) pada tahun 1505 melalui Trivum dan Quadrivium. Kemudian sesuai dengan keinginan ayahnya, ia melanjutkan studi dengan memasuki fakultas hukum. Tetapi ketika ia baru memulainya, ia mengalami kejadian yang amat menentukan masa depannya, yaitu ketika ia berjalan di tempat terbuka dalam cuaca yang buruk, ia hampir-hampir tersambar petir; takut akan mati, dan berjanji kepada Sta.Anna, bahwa ia akan masuk ke biara.

Dan pada tanggal 17 Juli 1505, ia masuk ke ordo rahib St.Agustinus. Dan pada tanggal 3 April 1507, ia di tahbiskan menjadi imam. Kemudian pada tahun 1512, ia meraih gelar Doktor Teologi.

Pada tahun 1524 ia melepaska jubah kebiaraanya, dan pada tahun 1525 ia menikah dengan Katherina von Bora, yang merupakan bekas biarawati. Dari Katherina, ia mempunyai 6 orang anak yang bernama Hans, Elizabeth, agdalena, Martin, Paul, dan Margareth.

Kemudian pada 18 Februari 1546, Martin Luther wafat di Eisleben, Kekaisaran Suci Romawi.

Munculnya Paham Lutheran

Pada tahun 1515-1517, Martin Luther mengalami krisis yang membuatnya tidak dapat memenuhi lagi kewajiban-kewajibannya sebagai biarawan. Lalu ia terdorong untuk mempertanyakan kembali pentingnya pekerjaan (insani) dan pembaharuan batin, demi menggarisbawahi peranan Allah. Krisis ini menyebabkan ekaristi yang ia rayakan, dan resitasi doa ofisi ilahi terasa gersang. Kegersangan ini akhirnya terjawab dalam Turmerleibnis, atau pengalaman menara. Di dalam sebuah menara, ia mendapat pencerahan melalui bacaan Roma 3:28 dan 4:6-8. Di sini Paulus berbicara tentang pewahyuan yang berisi keadilan Allah (Iustitia Dei).

Para filosof dan teolog skolastik, menyatakan bahwa Allah menganugrahi siapa saja yang berbuat baik dan menghukum siapa saja yang berbuat jahat. Dan satu hal yang membuka mata Luther adalah wahyu Ilahi tentang keadilan Allah, yang mutlak dan semata-mata di kerjakan oleh Allah tanpa jasa sedikit pun dari pihak manusia. Maka bagi Luther, kebenaran Allah itu adalah rahmat, suatu pemberian cuma-cuma dari Allah.

Luther menyatakan, kata "keadilan" dalam kitab suci tidak mengisyaratkan hukuman terhadap pendosa, melainkan mengacu pada tindakan, dengan makna Allah menyilih dosa-dosa sejauh dosa-dosa itu di tinggalkan melalui jalan iman, yakni pertobatan.

Luther melakukan pemberontakan terhadap Gereja Katolik Roma, sambil berbicara atas nama kebenaran injili dan bangsa Jerman. Hanya dalam waktu yang singkat, revolusi keagamaan yang dipelopori olehnya tersebar luas terutama di sebagian wilayah selatan Jerman, Tengah, dan Utara kekaisaran. Bahkan sampai Denmark, negara-negara Skandinavia, dan wilayah semenanjung Baltik. Tidak lama kemudian Reformasi juga sudah merambat sampai Swiss: Zurich dan Geneva.

Dengan kata lain protestan muncul dari tuntutan yang sangat kompleks dan pelik. Reformasi hadir demi mencabut kepercayaan yang sia-sia.

Dalam pandangan Luther dkk, Masalah reformasi adalah :

1. Apa itu injil ?

2. Apa arti Kristianitas ?

3. Bagaimana Kristianitas berfungsi ?

Di mata Luther, Gereja Roma telah gagal menangkap dan menjabarkan makna masalah tersebut bahkan mengajarkan sesuatu yang sesat, yaitu suatu agama self-help. Agama semacam ini dikenal oleh Luther dengan istilah peyoratif worksrighteousness, yang mau mengatakan : orang-orang Katolik diselamatkan oleh karya dan tindakan mereka sendiri.

Alasan Munculnya Reformasi Protestanisme

Alasan-alasan munculnya reformasi Protestanisme adalah sebagai berikut :


  1. Nasionalisme dan bangkitnya negara-negara nasional.

  • Yang dimaksud nasionalisme disini adalah tumbuhnya kesadaran sebagai nasion dari sejumlah bangsa.

  1. Ketidakpuasan dan kekacauan di bidang ekonomi.

  • Para bangsawan (rendahan), semaki tidak mempuyai tempat dalam masyarakat yang mengalami feodalisme sementara itu kebayakan orang masih buta huruf, sedangkan para petani, khususnya di Jerman, adalah kelompok yang di peralat dan yang mencari perbaikan hidup melalui ekonomi uang.

  1. Kelemahan Kepausan.

  • Sejumlah peristiwa yang membuktikan alasannya adalah :

- Masa kepausan di Avignon (1305-1377).

- Skisma besar Gereja barat (1378-1417).

- Konsiliarisme (1409-1460).


  1. Keadaan gereja Roma yang sangat memprihatinkan.

  • Adanya sejumlah Paus yang tidak layak di banggakan sama sekali, misalnya Alexander VI. Bahkan seorang pesolek Jerman mengatakan bahwa, ROMA adalah akronim dari R(adix) O(mnium) M(alorum) A(varita), yang artinya cinta akan uang adalah akar segala kejahatan. Dosa Gereja Roma yang teramat besar adalah kerakusannya. Orang Jerman berpikir tentang pajak (kepausan), itu di peruntukkan terutama demi membiayai gaya hidup para Uskup Gerejawi.

Rumusan Reformasi Protestanisme adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana saya dapat memperoleh keutamaan ?

2. Bagaimana saya dapat dibenarkan dan diselamatkan ?

3. Bagaimana saya dapat memperoleh rahmat Allah ?

Rumusan-rumusan itu pada hakikatnya adalah sama. Hanya istilah-istilah yang dipakai berbeda satu dengan yang lainnya. Itu berarti yustifikasi (bagaimana manusia yang dibenarkan dihadapan Allah)

Aspek-aspek yang memicu terjadinya reformasi Protestanisme adalah sebagai berikut :

1. Aspek religius, memperhatikan fenomen munculnya kecenderungan anti-Paus yang lahir dari situasi dari ketidakpercayaan pada hirarki kepausan sejak awal abad XIV.

2. Aspek politis, misalnya berkembangnya posisi terhadap Roma bersama dengan bertumbuhnya sentralisme dari dinasti Habsburg.

Ajaran-ajaran Martin Luther

Manusia hanya di benarkan dan diselamatkan

1. Sola fide (hanya oleh iman), maka tidak karena perbuatan-perbuatannya

2. Sola gratia (hanya oleh rahmat), maka tidak oleh upacara-upacara atau sakramen-sakramen Gereja.

3. Sola scriptura (hanya oleh kitab suci), maka tidak oleh macam-macam tradisi dan ajaran di sampingnya.

Pilar-pilar Terpenting Tentang Martin Luther


  1. Ajaran tentang Yustifikasi (pembenaran), yang radikal atas manusia melalui sola fide.
  2. Ajaran tentang infalibilitas (ketidaksesatan) Alkitab, yang dipandang sebagai satu-satunya sumber kebenaran.
  3. Ajaran tentang imamat umum dalam kaitannya dengan kuasa untuk menafsirkan kitab.

Penjabaran atas substansi doktriner Lutheran :

1. Doktrin tradisional Gereja mengatakan, manusia di selatakan oleh iman dan karya-karyanya.

2. Semua yang kita ketahui tentang Allah dan relasi manusia dengan Allah sudah difirmankan-Nya sendiri dalam Alkitab.

3. Berkenaan dengan cara berpikir ajaran yang baru, dan situasi historis yang terjadi yang terjadi pada akhir zaman Pertengahan dan selama Renaisans: klerus telah kehilangan kredibilitas dan semakin tidak terlihat distingsi efektif antara imam dan awam.

Karena terpengaruh oleh Wycliffe dan Johan Huss yang menolak hierarki gereja, maka dengan demikian Luther juga menolak Gereja yang hierarkis sebagaimana yang dipelihatkan oleh Gereja Roma. Akibatnya, ia menolak Ekaristi sebagai kurban. Karena kurban (salib) Yesus Kristus hanya terjadi sekali, dan tidak terulang lagi untuk selama-lamanya. Luther kemudian mereduksikan jumlah sakramen dari 7 (tujuh) menjadi 2 (dua) : Baptis dan Ekaristi.

Ia juga mendevaluasi pengertian/pemahaman tradisional tentang sakramen. Dikuranginya tanda-tanda lahiriah dari rahmat (sakramentali), iman dan kebebasan yang sungguh kuat tentang kultus. Berkaitan dengan penolakan terhadap hierarki gereja, Luther menyangkal peran hierarki gereja dalam penjualan surat indulgensi (surat penghapusan dosa) guna mengumpulkan dana untuk pendirian basilika Santo Petrus.

Reaksi Hirarki Gereja Katolik

Selama bulan Oktober 1517, Luther semakin memantapkan anggapan-anggapannya. Ia menyusun 95 pernyataan, menguraikan secara teratur segala keberatan melawan banyak praktek dan ajaran Gereja. Kemudian, ia mengirim penyataanya tersebut pada Uskup Agung Mainz dan Uskup Braidenburg. Titik pangkalnya ialah masalah indulgensi dan penyalahgunaannya; tanggalnya adalah 31 Oktober 1517, yang sampai sekarang masih diperingati sebagai Hari Reformasi.

Dengan tersebar luasnya tesis tentang Indulgensi, Leo X mengundang Luther untuk datang dan mempertanggungjawabkan pandangannya ke Roma. Kemudian, pada tahun 1519, berlangsung perdebatan ekstra sengit antara Luther dan Johanes Eck. Yang berhasil menyampaikan penjelasan kepada public untuk pertama kalinya doktrin tentang primat Paus dan Infalibilitas konsili-konsili.

Pada tanggal 15 Juni 1520, Paus Leo X mengeluarkan Bulla "Exsurge Domine" (bangkitlah Tuhan), yang menutup proses terhadap Luther. Bulla ini mengecam 41 tesis yang ditarik dari ajaran-ajaran Luther. Eck dan Duta Besar, Aleander, mendesak Martin Luther menarik ajarannya dalam dua bulan. Dalam beberapa bulan saja ia menulis dan menerbitkan tiga buku yang amat berpengaruh :

1. Anden Christlichn Adel der Deutschen Nation

2. De Captivitate Babylonica Ecclesiae

3. Von der Freiheiteines Christenmenschen

Pada tanggal 10 Desembaer 1520, di salah satu pintu gerbang Wittenburg, Luther membakar bulla "Exsurge Domine" bersama dengan sejumlah buku yang memuat hukum-hukum kanonik Gereja. Pada tanggal 3 Januari 1521, secara resmi Luther dinyatakan sebagai Exscommunicatus (dikucilkan) dari Gereja oleh Leo X di Roma.

Sebelum menegaskan sikap melalui bulla Decet Romanum Potificem tersebut Roma memanfaatkan. Akan tetapi, Kaisar Katolik in memiliki tiga buah pemikiran demi memberi masukan pada Roma :

1. Kaisar dapat taat kepada Roma dan mengutuk Luther dengan mandat Kekaisaran, sebab dirinya selalu berada dalam sabuk pengaman Paus.

2. Dia berusaha melakukan negosiasi pribadi untuk meyakinkan Luther agar tunduk pada Roma.

3. member esempatan kepada Luther untuk menjelaskan duduk perkaranya di depan parlemen (diet) di Worms, dan biarlah diet yang memutuskannya.

Oleh Kaisar, Luther di beri jaminan bahwa boleh pergi keluar wilayah kuasa Karel, dengan pengawalan yang lengkap. Oleh teman-temannya ia di larikan ke benteng Wartbur, dan berhasil menerjemahkan Alkitab perjanjian baru dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Jerman - yang ia kerjakan dalam tiga bulan. Dan kualitasnya bisa dibilang sangat bagus.

Pada tahun 1522, Luther diajak supaya berani meninggalkan Wartburg guna menjalin damai di Jerman tengah dan Selatan. Pada akhirnya di tengah-tengah kerisauan umum, pada tahun 1526 dalam praktek beragama dan berpolitik telah disetujui suatu pedoman, yaitu Cuius Regio, Illius et Religio (agama di salah satu wilayah ialah agama yang dianut pangerannya).

Pada tahun 1524, Luther menanggalkan jubah kebiaraan, dan setahun kemudian, ia menikahi manatan biarawati, Katherina von Bora, yang dari padanya lahir enam anak. Pernikahannya dengan Katherina von Bora pada 13 Juni 1525 menimbulkan gerakan pernikahan pendeta di kalangan banyak tradisi Kristen.

Selama bertahun tahun berikutnya, Luther masih mengarang banyak sekali buku dan brosur. Anggapan dasar yang lama kelamaan muncul sebagai ungkapan iman kiranya boleh diringkas sebagai berikut :


  • Titik pangkalnya tetap ialah bagaimana manusia dapat menemukan keselamatan dan bertemu dengan Tuhan yang berbelas kasih.

Jawabannya ialah hanya melalui iman. Iman itu ditafsirkan sedemikian menyeluruh sehingga tidak ada apa-apa dalam "diri" setiap orang yang selain iman kepercayaan yang dirasakan itu, yaitu selama ia percaya. Yang terdapat padanya ialah hanya imputatio iustitiae (orang ybs. Dianggap sebagai dibenarkan), maka dialah simul iustus et peccator (serentak benar dan besar); malahan Luther pernah mengatakan, "pecca fortier ...", yaitu supaya semakin jelas bahwa pembenaran itu tidak berasal dari padamu maka berdosalah sungguh-sungguh, agar rahmat Tuhan semakin terasa dalam iman.

Sejak awal perjuangannya, Luther sudah mendapat dukungan dari Melanchton, seorang sastrawan, dengan minat besar akan teologi. Pada tahun 151 Melanchton menerbitkan Loci Communes Theologicarum seu Hypotyposses Theologicae, yang sering dianggap sebagai karya teologi reformasi yang pertama.

Pada akhirnya Luther mengasaskan ajarannya sendiri dengan rekannya Philip Melanchton, dan pada 18 Februari 1546, Luther meninggal dunia di Eisleben, Kekaisaran Suci Romawi pada saat berumur 62 tahun.

Pandangan tentang Protestanisme

Sejumlah pengikut Luther beranggapan, Protestanisme ingin menghidupkan kembali arti Kekristenan yang sesungguhnya. Menurut Luther, ia hanya menuntut suatu transformasi dengan menolak sejumlah hal yang bagi Gereja Katolik di pandang sangat hakiki, seperti misalnya primat Paus, Yustifikasi yang dimengerti dalam arti yang tradisional, imamat orang beriman, dan kurban ekaristi.

Pembaharuan keagamaan pada akhir abad XVI di Jerman dan Prancis, memperlihatkan dua hal utama, yaitu :

1. Pengetahuan langsung dan tanpa pengantara tentang sabda Allah, tanpa pengantara insani.

2. Penghiburan lantaran mendengar dan mengetahui pengampunan yang berasal dari Allah.

Dalam konteks ini megaku dosa kepada imam, tidak menjamin apapun. Karena selain pengakuan dosa itu tidak menjauhkan setiap keraguan tentang keabsahannya.

Fokus perhatian yang bertolak dari apa yang dikatakan biarawan dari kalangan Protestan, tentang Lutheranisme, yaitu :

1. Riset tentang Luther pada tahun-tahun terakhir ini, lebih banyak memfokuskan perhatian pada Luther muda daripada Luther di kemudian hari.

2. Konsep spiritual Martin Luther tentang Gereja merupakan akibat dari presepsinya yang lebih awal, tanpa meninggalkan Gereja Katolik.

3. Martin Luther bukan sebagai seorang "innovator". Reformasi Lutheran dinilai sebagai usaha bukan untuk meletakkan suatu "orde baru", melainkan secara eksplisit merupakan Gereja yang rasuli dan Katolik yang mengingatkan tentang alasan utama keberadaannya, dan tentang kodratnya sebagai ciptaan sabda dan dengan demikian sabda itu sendiri merupakan dasar self-critism.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun