Mohon tunggu...
Lini Anisfatus Sholihah
Lini Anisfatus Sholihah Mohon Tunggu... Dosen - Saat ini bekerja sebagai dosen Prodi Gizi di Universitas Negeri Surabaya

Bekerja sebagai dosen dan gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Begitu Dewanya CPNS

14 Maret 2014   18:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:56 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan main peminat CPNS. Bulan lalu saat dibukanya pendaftaran CPNS, tercatat puluhan ribu orang mendaftarkan diri meskipun formasi penerimaannya hanya terhitung jari. Persaingan yang ketat di tengah ketidakpastian tidak menghalangi mereka yang ingin menjadi PNS. Jika berjalan sesuai rencana, maka pada pertengahan Desember besok akan diketahui pengumuman kelulusan akhir CPNS.

Dari data BKD Pemprov Jatim saja, terdaftar lebih dari 53 ribu pelamar dengan kursi tersedia hanya sebanyak 585. Hal ini merupakan salah satu bukti begitu mendewanya PNS di kalangan masyarakat, entah karena terjaminnya sistem gaji dan pensiun ataupun faktor lainnya. Sebagai informasi, gaji guru dengan pangkat terendah saja sebesar Rp 2.654.000. Jika dilihat hanya dari aspek gaji, tentu saja swasta masih memiliki kisaran gaji yang lebih tinggi, yaitu mulai dari Rp 3.000.000,00 bagi fresh graduate (tergantung posisi dan besar perusahaannya).

Hal ini tentu saja menjadi suatu fenomena bagi bangsa kita, mengenai sejauh mana para rakyatnya sangat bergantung pada pemerintah. Bahkan pada beberapa forum diskusi online, beberapa orang yang sudah bekerja menyebutkan bahwa mereka rela untuk resign asalkan dapat menjadi PNS. Meskipun begitu, hal ini tidak dapat digeneralisasikan. Tetapi kita mungkin patut bertanya, “Ada apa dengan PNS?” .

CPNS dan Para Jobseeker

Setiap tahunnya, hampir 250 ribu lulusan baru dicetak.Dari angka tersebut, tidak semua lulusan langsung mendapatkan pekerjaan. Menurut BPS, angka pengangguran Indonesia mencapai 6,25% dan jumlah sarjana baru yang menganggur sekitar 360 ribu atau 7,17 % dari total pengangguran di Indonesia, yaitu 7 juta jiwa.

Pada tahun 2012, Menpan mencatat terdapat 4.462.982 orang Indonesia yang menjadi PNS. PNS, bagi banyak orang, merupakan pilihan yang tepat. Dibalik kisaran gajinya yang tidak terlalu besar namun gaji yang tetap dirasa cukup menjanjikan. Ditambah tunjangan dan pensiun untuk masa tua menjadi nilai lebihnya. Tuntutan kerjanya pun terbilang medium, artinya bila dibandingkan dengan swasta yang lebih mengedepankan profit, PNS ini lebih mengedepankan pelayanan dan tanggung jawab. Menjadi PNS memang berisiko untuk adhem ayem. Sebagai informasi pula, di beberapa tempat, PNS memiliki kedudukan sosial yang terpandang di mata masyarakat karena jabatan dan status yang dimilikinya.

Dari ulasan di atas rasa-rasanya betul jika kita mengatakan bahwa PNS memang masih menjadi primadona. PNS juga merupakan salah satu sektor lapangan kerja yang cukup banyak menyerap SDM. Semakin tinggi daya tarik PNS, semakin menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia lebih menyukai adanya jaminan kehidupan. Daya tarik PNS ini sangat kontras dengan jumlah wirausahawandi Indonesia yang jumlahnya hanya 1,56 %, jauh dibawah Malaysia yang memiliki 4% wirausahawan, dan jumlah PNS di Indonesia yaitu sebesar 1,96%. Keuntungan yang akan dimiliki sebagai wirausahawan ternyata tidak cukup menarik di Indonesia. Masyarakat Indonesia sebagian besar lebih cenderung menghindari risiko berwirausaha dan ketidakpastian penghasilan. Padahal keberhasilan dalam berwirausaha dapat memberikan banyak manfaat bagi yang menjalani maupun bagi orang lain. Manfaat yang dapat dirasakan bagi diri sendiri yaitu omset yang lumayan besar sedangkan manfaat bagi orang lain yaitu memberikan lapangan kerja baru. Sebuah negara membutuhkan minimal 3% wirausahawan untuk bisa maju perekonomiannya.

GAJI PNS DAN BEBAN PENGELUARAN NEGARA

Menurut data, negara mengeluarkan Rp 215 Triliun pada tahun 2012 untuk menggaji PNS dan akan naik menjadi RP 276,67 Triliun untuk tahun 2014. Pengeluaran untuk gaji pegawai ini bahkan jauh lebih besar dibandingkan dengan anggaran negara untuk pertanian yang hanya . Anggaran gaji PNS ini tentu merupakan sebuah beban yang cukup besar bagi Indonesia. Terlebih, jika hasil kerja PNS yang masih seenaknya saja dan kurang produktif akan menjadikan anggaran yang dikeluarkan tersebut menjadi suatu pemborosan negara.

Di tengah kebutuhan negara akan pegawai negeri sipil dan beban pengeluaran negara yang cukup besar itu, pemotongan perekrutan CPNS bukanlah solusi terbaik. Sepatutnya, para CPNS seharusnya sadar akan hak dan kewajiban mereka. PNS harus lebih profesional, produktif, dan menyadari tugas atau kewajiban mereka. Realita masih mendewanya CPNS di Indonesia membawa tantangan tersendiri bagi pemerintah. CPNS dapat menyerap tenaga kerja yang cukup diminanti. Sebaliknya, jika PNS tidak bekerja secara profesional dan produktif, anggaran yang dikeluarkan untuk mereka adalah sebuah pemborosan.

TANTANGAN DAN HARAPAN

Untuk meningkatkan profesionalitas dan produktivitas PNS, hendaknya pemerintah perlu mengkaji ulang mulai dari proses perekrutannya sampai evaluasi kerja PNS lama. Nilai TKD dengan sistem CAT sebagai satu-satunya penilaian CPNS Pemprov Jatim sepertinya kurang efektif meskipun cukup efisien terutama dalam hal anggaran. Terlebih untuk pelatih olahraga yang sebenarnya tidak mengutamakan intelijenitas namun lebih kepada keterampilan fisik. Masa kerja PNS juga dinilai terlalu panjang. PNS struktural di Indonesia pensiun pada usia 58 tahun sedangkan PNS fungsional 60 tahun. Usia produktif di Indonesia memang berkisar pada usia 20 sampai 64 tahun. Namun, tidak ada salahnya untuk memajukan usia pensiun PNS di Indonesia untuk memberikan tempat bagi pemuda yang masih energic dan berdaya cipta tinggi. Dengan SDM yang lebih produktif, diharapkan sektor pemerintah dan kepegawaian negara dapat disandingkan dengan sektor privat dalam hal etos kerjanya. Anggaran negara yang besar itu pun tidak akan menjadi lebih efektif dan efisien. Selain itu, dengan posisi CPNS yang masih sangat diminati oleh banyak pencari kerja, hendaknya formasi yang ditawarkan dapat lebih dioptimalkan. Pengoptimalan sektor CPNS ini tidak hanya membantu menyerap tenaga kerja namun juga mengisi kebutuhan pemerintah akan SDM.

PR pemerintah lainnya yaitu untuk mampu mendorong iklim wirausaha yang baik sehingga banyak orang atau lulusan baru berani untuk berwirausaha. Dengan begitu, tidak hanya CPNS yang menjadi primadona, namun wektor wirausaha juga dapat menarik minat pemuda Indonesia. Banyaknya jumlah wirausaha kreatif di Indonesia akan mampu memajukan perekonomian bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun