Saya yang lahir dan besar di Jambi sangat bangga dengan anak-anak muda yang terjun pada kegiatan sosial dan memajukan daerah Jambi. Kali, saya akan mengangkat profil cantik, gadis Jambi yang berhasil menebarkan vibes positif.
Namanya adalah Afifi Atfi, dia berkecimpung di kegiatan sosial bidang pendidikan, di masa Covid-19, Berantas buta huruf Suku Anak Dalam (SAD) Jambi melalui Komunitas Sobat Eksporasi Anak Dalam atau SEAD.
Suku Anak Dalam Jambi
Saya sendiri pernah berkunjung ke lokasi pemukiman Suku Anak Dalam yang dibuat pemerintah di Batanghari guna sosialisasi PEMILU. Suku anak dalam atau disebut orang Rimba atau Orang Kubu sebagian masih hidup berpindah-pindah meskipun telah dibuatkan tempat tinggal, sebagian sudah menetap, hidup berdampingan dengan masyarakat sekitar dan ada yang telah menikahi orang setempat.
Sayangnya lokasi yang jauh kedalam rimba dan kesadaran akan pendidikan masih kurang, akses untuk pendidikan dan kesehatan masih minim. Mereka pada umumnya masih hidup bergantung pada alam dan hutan, hidup secara berpindah-pindah, berkebun, berburu dan mengumpulkan hasil hutan.
Saya sangat mengapresiasi orang-orang yang berbuat kebaikan untuk membuka akses pendidikan dan kesehatan untuk orang Rimba. Tentu penuh tantangan. Dari medan yang jauh, bahasa dan kebiasaan mereka yang bergantung kepada alam.
Afifi Atfi
Gadis Jambi yang hobi bersepeda dan suka bercerita hal-hal lucu ini. Menggerakkan SEAD pada masa Covid-19. Dia termasuk satu relawan dari banyak relawan lainnya yang bergabung di komunitas SEAD. Waktu itu, Fifi tidak hanya relawan tetapi menjabat sebagai ketua SEAD Jambi.
Dia menggerakkan dengan semangat untuk berantas buta huruf suku anak dalam, serta mengenalkan kebiasaan-kebiasaan baik, seperti menggosok gigi, olahraga, makan bersama, belajar bersama, mewarnai dll. Serta membantu masyarakat untuk mendapat akses kesehatan yang memadai.
Latar belakang semangatnya tidak lain karena kecintaan terhadap daerah Jambi tercinta. Serta ingin menjadi manusia yang membawa manfaat bagi orang --orang di sekitar. Termasuk Suku Anak Dalam yang penuh tantangan. Dia pun membuktikan sukses menggerakan relawan lainnya, terbukti selama dua tahun kepemimpinannya (2020-2021) dia amanah.
Meskipun kegiatan SEAD di daerah binaan sempat terhenti karena takut virus menyebar, tetapi kegiatan dialihkan pada pelatihan para relawan. Banyak berbagai pihak yang berkolaborasi seperti Indorelawan, Pegadaian, KitaBisa, Aksi Cepat Tanggap.