Mohon tunggu...
Lina Halimatussadiyah
Lina Halimatussadiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam STAI Al badar Cipulus Purwakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konsep Dasar Manajemen Sarana dan Prasarana

15 Oktober 2025   10:41 Diperbarui: 15 Oktober 2025   08:59 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Sarana & Prasarana

Konsep Dasar Manajemen Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan dua komponen penting yang menentukan keberhasilan proses pendidikan. Tanpa adanya dukungan fasilitas yang memadai, kegiatan belajar mengajar tidak akan berjalan optimal. Oleh karena itu, manajemen sarana dan prasarana (sering disingkat manajemen SARPRAS) menjadi salah satu bagian penting dalam pengelolaan lembaga pendidikan. Manajemen ini berfokus pada bagaimana sekolah atau lembaga mampu merencanakan, mengelola, memelihara, dan memanfaatkan berbagai fasilitas agar benar-benar mendukung tujuan pendidikan.

Sederhananya, sarana dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang langsung digunakan dalam proses pembelajaran, seperti ruang kelas, meja, kursi, buku, alat peraga, hingga perangkat teknologi pendidikan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang menjadi penunjang tidak langsung proses belajar, misalnya gedung sekolah, jalan menuju sekolah, jaringan listrik, air, dan sebagainya. Keduanya memiliki hubungan yang saling melengkapi sarana berperan dalam kegiatan inti, sedangkan prasarana memastikan kegiatan itu dapat berlangsung dengan nyaman dan efisien.

Dalam konteks manajemen, pengelolaan sarana dan prasarana dilakukan melalui beberapa tahapan penting. Pertama adalah perencanaan, yaitu proses menentukan kebutuhan fasilitas berdasarkan tujuan pendidikan dan kondisi nyata di lapangan. Tahapan ini harus dilakukan secara rasional agar tidak terjadi pemborosan anggaran. Kedua pengadaan, yakni proses menyediakan sarana dan prasarana sesuai rencana yang telah disusun. Proses ini bisa melalui pembelian, hibah, maupun kerja sama dengan pihaklain.

Tahap berikutnya adalah pemeliharaan, yang sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah. Fasilitas yang baik akan cepat rusak jika tidak dirawat dengan benar. Karena itu, manajemen sarpras harus melibatkan semua pihak baik itu guru, peserta didik, dan tenaga kependidikan untuk menjaga serta menggunakan fasilitas dengan tanggung jawab. Terakhir adalah penghapusan, yaitu tindakan mengeluarkan barang yang sudah rusak berat atau tidak dapat digunakan lagi, agar tidak membebani penyimpanan dan anggaran sekolah.

Pelaksanaannya, manajemen sarpras tidak hanya soal teknis, tetapi juga soal nilai. Cara lembaga mengelola fasilitas menunjukkan bagaimana budaya kerja, disiplin, dan tanggung jawab ditanamkan. Sekolah yang tertib dalam mengatur sarana dan prasarana mencerminkan kepemimpinan yang baik, perencanaan yang matang, serta partisipasi yang kuat dari seluruh warga sekolah. Dengan demikian, manajemen sarpras bukan hanya urusan administrasi, tetapi juga bagian dari pendidikan karakter dan budaya organisasi.

Selain itu, perkembangan teknologi juga menuntut pembaruan dalam pengelolaan sarpras. Kini banyak sekolah yang memanfaatkan sistem informasi manajemen sarpras, di mana data inventaris, kondisi barang, hingga kebutuhan pengadaan dikelola secara digital. Langkah ini membantu lembaga pendidikan menjadi lebih efisien, transparan, dan akuntabel dalam mengelola sumber dayanya.

Sarana dan prasarana bukan hanya menjadi aset fisik, tetapi juga menjadi modal strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan ketika dikelola dengan baik. Sekolah yang bersih, tertata, dan lengkap fasilitasnya akan menciptakan suasana belajar yang nyaman, memotivasi siswa untuk berprestasi, dan mendukung guru dalam mengajar dengan lebih efektif.

SIMPULAN

Konsep dasar manajemen sarana dan prasarana menekankan pentingnya perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, dan penghapusan yang dilakukan secara sistematis dan bertanggung jawab. Pengelolaan yang baik tidak hanya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, tetapi juga mencerminkan nilai kedisiplinan dan kepemimpinan dalam lembaga pendidikan. Pada akhirnya, manajemen sarpras bukan sekadar mengurus barang atau gedung, melainkan tentang bagaimana fasilitas dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk menunjang keberhasilan proses pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun