Manusia sering disebut makhluk sosial karena sejak lahir sudah hidup bersama orang lain. Kita belajar berbicara, bersikap, dan memahami aturan dari kelompok pertama, yaitu keluarga. Dari situ kelihatan bahwa kehidupan individu selalu nyambung dengan kelompok.
Dalam sosiologi, hubungan antara individu dan kelompok dianggap sangat penting karena menjadi dasar terbentuknya masyarakat. Tapi, hubungan ini nggak selalu mulus. Ada kalanya kepentingan pribadi bentrok atau bertabrakan sama kepentingan kelompok. Nah, artikel yang akan saha bawakan ini akan membahas bagaimana hubungan timbal balik individu dan kelompok yang dipahami dalam perspektif sosiologi, lengkap dengan teori tokoh-tokoh penting.
* Individu dalam Kehidupan Sosial
Individu adalah setiap manusia dengan identitas, kepribadian, dan peran tertentu. Walaupun punya kebebasan, individu tetap berada dalam batasan kelompok. Max Weber menjelaskan bahwa tindakan individu selalu punya "makna sosial", artinya tindakan itu ditujukan kepada orang lain dan dipengaruhi oleh harapan terhadap respons mereka. Contohnya, seorang siswa rajin belajar bukan cuma buat dirinya sendiri, tapi juga supaya dapat pengakuan dari guru atau teman. Jadi, walaupun kelihatan bebas, tindakan individu sebenarnya nggak pernah lepas dari pengaruh kelompok.
* Kelompok Sosial dan Peranannya
Kelompok sosial jadi wadah utama individu berinteraksi. Emile Durkheim menyebut masyarakat sebagai "fakta sosial", sesuatu yang berada di luar individu tapi bisa membentuk pola pikir dan perilakunya. Contohnya, siswa yang ikut kelompok belajar biasanya jadi lebih disiplin karena terikat aturan bersama. Tapi kalau masuk kelompok yang salah, misalnya geng motor, individu bisa terbawa ke arah perilaku menyimpang.
* Interaksi Timbal Balik Individu dan Kelompok
Hubungan individu dan kelompok itu saling memengaruhi.
Individu memengaruhi kelompok. Pemimpin yang karismatik bisa mengubah arah kelompok. Misalnya ketua OSIS yang visioner bisa bikin organisasinya lebih aktif.
Kelompok memengaruhi individu. Menurut Charles Horton Cooley dengan konsep looking glass self, individu membentuk citra dirinya lewat "cermin sosial", yaitu bagaimana ia membayangkan orang lain menilai dirinya. Misalnya, seorang siswa bisa merasa percaya diri saat kelompoknya mendukung, tapi bisa juga minder ketika mendapat penilaian negatif dari lingkungannya.
* Kritik terhadap Hubungan Individu dan Kelompok