Mohon tunggu...
Lilis Nur Mukhlisoh
Lilis Nur Mukhlisoh Mohon Tunggu... Content Writer

Simple is best

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Mengenal Casu Marzu: Keju "Exotic" yang Miliki Banyak Penggemar

11 Februari 2025   16:02 Diperbarui: 11 Februari 2025   16:02 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Casu Marzu (dok. Tribunnews)

Dunia kuliner terus berkembang dengan inovasi yang tak ada habisnya. Selain hidangan yang dibuat dari bahan-bahan segar, kreativitas manusia juga melahirkan makanan yang menggabungkan bahan-bahan yang mungkin terdengar tidak lazim untuk dikonsumsi.

Di Indonesia, terdapat banyak makanan eksotis yang dibuat dari bahan-bahan tak biasa. Contohnya, Paniki dari Sulawesi Utara yang menggunakan daging kelelawar, Lawar dari Bali yang dibuat dengan campuran darah, serta Botok yang populer di Jawa Timur dan Jawa Tengah, yang terbuat dari sarang lebah berisi larva tawon.

Di berbagai negara, makanan dengan bahan yang tidak biasa juga sering ditemukan. Salah satunya adalah Casu Marzu, keju tradisional dari Pulau Sardinia, Italia. Sulit dibayangkan, tetapi keju ini melalui proses fermentasi yang melibatkan belatung!

Mengutip dari situs Tribunnews, Casu Marzu berasal dari bahasa Sardinia yang berarti "keju busuk". Keju ini terbuat dari pecorino yang melalui proses fermentasi hingga mencapai tingkat pembusukan yang sangat ekstrem. 

Keistimewaan atau bisa juga disebut keanehannya ada pada keberadaan larva lalat keju (Piophila casei) yang hidup di dalamnya. Larva tersebut membantu memecah lemak dalam keju, menjadikannya lebih lembut dan creamy, seperti mentega yang meleleh.

Ketika keju ini dibuka, belatung yang ada di permukaannya akan terlihat. Bagi mereka yang sudah terbiasa mengonsumsi keju ini, sering kali akan mencampurkan belatung ke dalam keju menggunakan alat pemutar sentrifugal, atau ada juga yang menikmatinya langsung bersama belatung yang masih hidup.

Meski belatung berperan dalam proses fermentasi keju ini, makanan ini tetap digolongkan sebagai "keju paling berbahaya" oleh Guinness World Records pada tahun 2009. Meskipun terlihat menjijikkan, banyak orang tetap menyukai keju ini karena sensasi pedas dan rasa unik yang tercipta dari proses fermentasi alami yang melibatkan belatung tersebut.

Keju ini sering menjadi bahan perdebatan, terutama karena peran belatung dalam proses pembuatannya. Bahkan, keju ini dilarang di Uni Eropa dan dinilai tidak aman untuk dikonsumsi oleh badan kesehatan pangan, dengan berbagai alasan, di antaranya:

1. Risiko Infeksi Pencernaan

Larva dalam keju bisa melompat hingga 15 cm, sehingga orang yang ingin menyantapnya harus berhati-hati agar larva tidak masuk ke mata atau hidung. Selain itu, jika larva masih hidup saat tertelan, ada kemungkinan mereka bertahan di dalam usus dan menyebabkan gangguan pencernaan serius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun