Mohon tunggu...
Lilis Edah Jubaedah
Lilis Edah Jubaedah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 1 Cilegon

Saya Lilis Edah Jubaedah, Lahir di Purwakarta, 26 Agustus 1965. Pekerjaan saya Guru di SMPN 1 Cilegon. Hobby saya menulis, walapun belum mahir. Konten yang saya sering tulis apa saja yang berhubungan dengan rasa kekhawatiran diri terhadap lingkungan sekitar. Jenis tulisannya ada puisi, cerpen, opini, esai, atau apa saja yg menurut saya cocok dengan kontennya. Tapi hanya sekadar menulis saja.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pengalaman Umroh (4)

28 Desember 2022   08:10 Diperbarui: 28 Desember 2022   08:08 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sepulang dari citytour berkeliling napak tilas haji sekaligus pelaksanaan miqat di Ja'ronah untuk umroh kedua, ternyata tiba di Hotel sudah melewati waktunya salat dhuhur. Maka diumumkanlah oleh muthawwif bahwa kami salat dhuhurnya di hotel saja. Setelah itu makan siang, dan pukul 14.00 WAS kami rombongan siap-siap untuk melaksanakan umroh kedua.

Tepat pukul 14.00 WAS, kami rombongan sudah berkumpul di depan Hotel Mather Al-Eiman, siap untuk berangkat ke Masjidil Haram untuk pelaksanaan umroh kedua.

Mengawali Langkah pertama kami dengan membaca niat umroh, dilanjutkan dengan membaca talbiyah rombongan tetap berbaris dengan rapi. Kebetulan hotel kami tidak jauh dari Masjidil Haram. Hanya butuh waktu lima menit kami sampailah digerbang tepatnya di depan WC 3 tempat biasanya kami berkumpul apabila akan melaksanakan kegiatan yang sifatnya komunal. Bahasa populernya titik kumpul atau assembly point. Dan itu adalah tempat yang paling mudah ditemukan karena di situ letaknya plasmatv yang menyiarkan secara live aktivitas sekitaran Masjidil Haram.

Setelah kami rombongan memasuki Masjidil Haram, biasa oleh muthawwif diarahkan menuju tempat minum jamjam. Setelah itu barulah masuk Masjidil Haram arah Ka'bah dengan posisi barisan seperti umroh pertama. Laki-laki mengelilingi perempuan dengan saling pegangan agar rombongan tidak mudah diterobos rombongan lain. Seperti menggalang kekuatan untuk keutuhan kelompok.

Umroh kedua ini, ternyata tidak selonggar umroh pertama. Hal ini dikarenakan jumlah Jemaah umroh sudah beberapa kali lipat dari hari umroh pertama kami. Yang namanya berjubel itu, benar-benar penuh dan padat. makanya muthawwif tetap menyarankan kekuatan pegangan tangan Jemaah laki-laki dari kelompok kami tetap harus kuat jangan sampai kendor, khawatir Jemaah perempuan kena dorongan rombongan lain.

Waktu umroh kedua ini dilaksanakan pada siang hari. Matahari sedang benar-benar terik. Tapi alhamdulillah atas seizin Allah, semangat umroh kami bisa mengalahkan teriknya panas Mentari. Semua Jemaah rombongan kami tak ada satu orang pun yang mengalah dengan keadaan. Padahal kekuatan dorongan dari rombongan lain lebih kuat, mengingat memang putaran thawaf kami sangat penuh berdesakan. Padahal di antara jemaha rombongan kami ada tiga anak balita. Tapi alhamdulillah anak-anak itu tetap nyaman, yang satu digendong ibunya karena umurnya masih di bawah dua tahun, yang dua naik baby stroller yang didorong oleh orang tuanya, yang empat tahun dan enam tahun.

Pada putaran ke tujuh, muthawwif biasa memberi komando untuk melebar ke arah luar, mendekati pintu menuju 'To Massa' arah menuju area sa'i. setelah berada dipinggir yang agak longgar, kami disarankan untuk melakukan salat sunah dan berdoa setelah melakukan thawaf. Pada momen salat sunah dan do'a setelah thawaf itulah kami mencurahkan segala permohonan kepada Allah Yang Maha Kuasa untuk dapat mengampuni segala kesalahan dan dosa kami. Kemudian tumpahlah sudah air mata kami. Keyakinan akan diperolehnya pengampunan dan dikabulkannya permintaan dari segenap manusia yang bergelimang dosa. Air mata yang susah dihentikan mengingat itulah tempat yang makbul agar Allah  dapat mengabulkan segala permohonan. insyaAllah semoga Allah Yang Maha Mendengar dapat mengabulkan segala permintaan dan permohonan pengampunan kami. Kemudian kami saling memaafkan dengan sesama Jemaah rombongan kami. Padahal baru kenal, tetap kami pun saling meminta dan memberi maaf dengan air mata tetap bercucuran tak ada hentinya. Setelah dirasa semua sudah saling memaafkan, komando muthawwif mengarahkan kami ke pintu 'To Massa'.    

Tidak terasa, thawaf kami bisa selesai sebelum pukul 15.00 WAS. Dan kini kami menuju tempat Sa'i.

Tidak berbeda di tempat Sa'i pun orang berjubel. Hanya saja bedanya di tempat Sa'i tidak ada yang mencuri fokus seperti di Ka'bah, ada Hajar Aswad. Kalau di Sa'i semua orang berjalan dari Safa menuju Marwah atau sebaliknya. Walaupun ring nya dibuat melingkar lonjong. Ring Safa menuju Marwah jalur pertama, dan Ring Marwah menuju Safa di sebelahnya. Hanya di tengah ada penyekat sebagai ruang dengan model yang sama Safa Marwah. Jalur ini diperuntukkan bagi yang melakukan Sa'i dengan kursi Roda. Lingkarannya lebih sempit. Karena memang pengguna kursi roda tidak sebanyak yang umum. Dari rombongan kami juga hanya satu orang yang menggunakan kursi roda. 

Mengingat waktu ashar sudah menjelang, maka benar saja, dua putaran sa'i, kami harus berhenti dulu untuk melaksanakan salat ashar. Nah bagi yang batal wudhu dipersilakan untuk berwudhu dulu. beberapa dari rombongan kami ada yang batal wudhu termasuk saya. Akhirnya saya dan beberapa Jemaah berwudhu menggunakan air jamjam. Subhanallah, segarnya air jamjam, walaupun tidak sebanyak kalau kita berwudhu dengan air biasa, satu botol akua kecil, dicukupkan untuk berwudhu, mengingat darurat. Dan di situ pula kami melaksanakan salat, di mana kami tercegat adzan pada putaran Sa'i tersebut.

Ternyata Subhanallah, hebatnya Allah diperlihatkan pada kita Jemaah yang sedang mengaharapkan keridhaan-Nya. Serentak semua Jemaah Sa'i berbaris mengikuti arah keramik marmer yang dipasang seperti salah arah, tetapi itu sengaja diarahkan ke arah Ka'bah. Di tempat Sa'i itulah kami mengatur shouf salat kami dan lagi-lagi air mata menemani salat ashar kami. Selesai salat ashar kami serentak bergegas untuk melenjutkan Sa'i kembali, sesuai putaran yang sedang dijalani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun