Mohon tunggu...
Lilis Setiyorini
Lilis Setiyorini Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Guru Matematika di SMP Negeri 2 Benjeng Gresik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal 5: Kurikulum 2013, Bukan Untuk Guru Malas

11 September 2013   21:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:01 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Materi diklat ke 5 adalah Kurikulum 2013. Ada 4 sub materi yaitu tentang rasional kurikulum 2013, elemen perubahan kurikulum, konsep pendekatan sceintific dan konsep penilaian otentic pada proses dan hasil.

Ada bebrapa alasan mendasar mengapa terjadi perubahan kurikulum dari kurikulum KTSP menuju kurikulum 2013. Dalam rasionalisasi kurikulum 2013, sebagian alasannya adalah adanya tantangan masa depan terhadap mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan . Perkembangan teknologi juga menjadi alasan bagi perubahan kurikulum ini.

Beberapa standar menjadi elemen perubahan kurikulum. Elemen standar isi sudah di proses secara matang oleh Kementrian Pendidikan. Yang harus kita cermati adalah standar prosesnya.  Standar proses ini mencakup peran serta guru yang sangat besar. Dalam proses pembelajarannya, guru harus menggunakan pendekatan saintific dan kontekstual.  Dalam pendekatan ini, siswa dituntut untuk memiliki kreativitas. Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:






      • Observing [mengamati]
      • Questioning [menanya]
      • Associating [menalar]
      • Experimenting [mencoba]
      • Networking [Membentuk jejaring]


Yang menjadi pertanyaan, sudah siapkah guru Indonesia melakukannya? Sementara bukan hanya proses , dalam penilaianpun, banyak sekali perubahan yang harus dilakukan.

Menurut saya, perubahan kurikulum itu perlu. Meningkatkan kemampuan guru itu hukumnya wajib. Sebelum kurikulum baru diberlakukan, pemerintah harus meng upgrade kompetensi guru. Bukan hanya kompetensi, tetapi juga harus meng "upgrade' semangat perubahan pada diri guru. Jangan sampai, kurikulum yang disusun dengan biaya yang tidak sedikit ini, dengan pemikiran para cendikia, menjadi sia-sia karena ketidaksiapan ujung tombaknya dalam menerapkan di lapangan. Jangan sampai plesetan kurikulum-kurikulum sebelumnya  berlaku pada kurikulum 2013.  Kalau dulu ada kurikulum balik kucing (KBK) karena gak jadi dilaksanakan, jangan sampai Kurikulum 2013 menjadi kurikulum "celaka" 13, karena tidak berhasil diterapkan di sekolah.

Kurikulum 2013, memang bukan untuk guru malas. "Semangat Guru Indonesia melaksanakan Kurikulum 2013"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun