Pagi ini saya hendak memasak. Bahan-bahan sudah disiapkan hanya tinggal kecap saja yang belum ada. Saya pun memanggil anak saya yang perempuan untuk minta tolong membelikan bumbu yang satu itu.
"Teh beliin ibu kecap ya !"
"Iya bu. Berapa?"
"Itu bawa aja uangnya 2500 !"
Kemudian anakku pergi menuju warung. Tak lama kemudian anakku pulang dengan membawa kecap plus saos sashetan.
"Bu kata ibunya warung, kecapnya kurang satu. Jadi diganti saos."
"Hayaaaah" saya kan gak butuh saos. Yang saya perlukan adalah kecap. Lagi pula kenapa jadi sashetan, padahal kan ada kecap kemasan yang harganya 2000 dan uang 500 rupiah itu untuk jaga-jaga kalau ternyata harganya naik.
Walau masalah selepe, hanya menukar satu sashet kecap ke satu sashet saos, tapi kalu kita gak enak hati kok gak ikhlas aja ya nerimanya? Dalam batinku ngomong, kalau seandainya gak ada atau barangnya kurang, napa pemilik warung gak balikin aja uangnya biar beli di warung lain ya?
Duuh ada-ada aja deh, masa saya gak ihklas gara-gara kecap satu sashet sih? Ya inilah Indonesia, manusianya suka seenak hati berbuat ***