Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mendukung "Klub Indonesia" di Piala FA Inggris

24 Januari 2020   18:14 Diperbarui: 25 Januari 2020   05:12 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trofi Piala FA. (Sumber: IAN KINGTON/AFP)

Pekan ini, di ajang Piala FA, si Setan Merah Manchester United akan menghadapi tim yang entah berapa tingkat di bawahnya dalam hal reputasi, yakni Tranmere Rovers. 

Anda mungkin tak pernah menyaksikan laga klub ini. Saya pun hanya samar-samar mendengar namanya. Yang pasti saya tak mengetahui sedikit pun informasi tentang klub yang satu ini.

Di balik ketidaktahuan tentang seluk-beluk klub ini, saya terdorong untuk mengharapkan hasil yang bagus bisa dipetik oleh tim yang tercatat telah berusia 135 tahun itu. Apakah karena saya tak menyukai MU yang tengah terpuruk?

Berbagai Alasan Mendukung Tim Sepak Bola 

Orang mendukung sebuah tim sepak bola dengan berbagai alasan. Para penggemar klub-klub papan atas semacam Barcelona atau Liverpool mungkin menyukai tim-tim yang sarat prestasi.

Pada sisi lain, ada orang yang memuja seorang pemain demikian fanatiknya. Maka tak heran bila orang semacam ini akan "mengikuti" ke mana pun sang idola berlabuh. Ia akan menjadi pendukung tim mana pun yang dinaungi sang pemain pujaan hati.

Berbeda halnya dengan sebagian Bobotoh atau Bonek dan pendukung klub sepak bola yang mirip polanya. 

Para simpatisan Persib dan Persebaya itu mungkin lebih terdorong semangat kedaerahan dalam mendukung klub-klub pujaan mereka. Tak peduli siapa pelatih dan para pemainnya, juga prestasinya.

Di antara berbagai alasan tersebut, rasanya tidak ada satu pun yang bisa mewakili cara saya mendukung sebuah tim sepak bola. Cara saya menyukai tim sepak bola tidak seperti itu.

Ketika penyelenggaraan Piala Dunia tahun 2018 yang lalu, dua tim yang paling saya dukung adalah Jepang dan Korea. Mereka adalah tim-tim terbaik asal Asia yang berlaga di sana. Meskipun terdapat beberapa negara Asia lainnya yang juga ambil bagian dalam perhelatan sepak bola terakbar dunia itu, tetapi kedua negara asal Asia Timur itu menunjukkan penampilan yang lebih apik.

Pada ajang Liga Primer Inggris yang disebut-sebut sebagai salah satu kompetisi sepak bola terbaik dunia, saya selalu mengharapkan Tottenham Hotspur meraih hasil yang bagus. 

Tentu saja jika hasil bagus itu didapat dengan cara yang juga bagus. Selain Spurs, kini saya mulai menyukai Liverpool. Bukan karena mereka sedang berada di puncak dan memiliki peluang besar menjadi juara musim ini.

Alasan saya menyukai dua klub Premier League itu sederhana saja. Di klub the Lilywhite ada seorang penyerang lincah bernama Son Heung-Min. Dan kini dalam skuat The Reds telah bergabung seorang Takumi Minamino. Kedua orang itu penduduk benua Asia.

Sebenarnya di klub Southampton juga ada seorang pemain asal Negeri Matahari Terbit, Maya Yoshida. Namun karena klub berjuluk The Saints itu masih belum menunjukkan tajinya, nama bek tim nasional Jepang itu pun nyaris terlupakan.

Mengapa saya mendukung orang-orang Asia di Liga Inggris? Sebenarnya bukan mereka sasaran saya. Yang paling saya inginkan adalah melihat pemain Indonesia berkiprah di sana.

Namun harapan seperti itu tampaknya belum akan kesampaian dalam waktu dekat ini. Maka, dengan terpaksa saya hanya bisa mengalihkan dukungan saya kepada orang-orang yang secara geografis paling dekat dari negeri kita.

Bila dikait-kaitkan dengan bermacam alasan orang mendukung sebuah tim sepak bola, sepertinya saya lebih mendekati model pendukung klub-klub Indonesia seperti Persib dan Persebaya. Faktor kesamaan atau kedekatan geografis cenderung menarik untuk melabuhkan hati di sana.

Serasa saya ikut bangga ketika Spurs memenangkan laga. Apalagi bila Son tampil gemilang. Mungkin kelak juga akan terjadi hal yang sama dengan Liverpool dan Minamino.

Mendukung Klub "Milik Orang Indonesia"

Kembali ke klub Tranmere Rovers. Hingga saat ini, sejauh pengetahuan saya, Tranmere belum mencapai prestasi yang patut dibanggakan. 

Dalam tim ini juga tidak ada seorang pun pemain yang punya daya tarik yang bisa membawa saya atau orang lain yang tak memiliki hubungan khusus dengannya akan mem-favorit-kannya. Apalagi soal asal-usul, tentu saja saya terpisah dalam jarak yang sangat jauh dengan klub itu.

Sesuai kabar dari Detik, klub yang kini berlaga di League One atau Divisi Dua Liga Inggris itu memiliki keterkaitan dengan negeri kita, Indonesia. 

Adalah Santini Group, sebuah grup usaha yang didirikan oleh Sofjan Wanandi, yang telah "mengikatkan" nama Indonesia di klub berjuluk The Rovs itu. Grup ini telah membeli saham minoritas klub Tranmere.

Apakah klub "milik orang Indonesia" Tranmere Rovers akan membanggakan? Sejauh ini belum banyak prestasi yang ditorehkannya. Namun kini muncul sebuah harapan bagi si gurem.

Sebelum berhadapan dengan MU, Tranmere menumbangkan salah satu klub penghuni Premier Leage, Watford pada babak ketiga. Jika Tranmere kelak mampu memenangi laga melawan MU, si raksasa yang tengah menderita, sangat mungkin namanya akan banyak disebut oleh berbagai media di pelbagai penjuru dunia. Nama Indonesia pun mungkin akan ikut terkerek naik dan makin dikenal dunia.

Ayo Tranmere, mumpung MU lagi sakit.

Referensi: detik, detik, warta ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun