Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Puisi | Wawancara Kerja

28 Juni 2019   22:39 Diperbarui: 28 Juni 2019   23:28 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pxhere.com

Sempat menjadi bahan olok-olok sesama rekan sebab berkaus kaki putih panjang yang ujungnya nyaris menyentuh paha. Mereka katakan itu perlengkapan untuk bermain bola. Ya, aku biarkan peristiwa itu menjadi kenangan saja.

Bukannya mau tampil eksentrik atau mengada-ada. Sebab perusahaan yang aku pinang bergerak dalam bidang jasa. Kenyataannya cuma kaus kaki itulah adanya.

Cukup jengah tertampak penampilan diri gegara celana panjang hitam yang seput warnanya. Itu celana hasil menyanggam seorang saudara. Ya sudahlah, toh kejadiannya telah berlalu lama.

Tak punya cukup alasan untuk bertingkah nyeleneh apalagi menghina. Aku sedang dalam upaya membuang status pengangguran dan membutuhkan kerja. Busana yang lebih pantas memang aku tak punya.

Dengan modal keyakinan diri mencoba menjawab semua pertanyaan dua orang berjabatan tinggi yang bertindak selaku pewawancara. Seminggu penuh mempelajari budaya kerja dan seluk-beluk perusahaan yang kuidamkan sekian lama. Para pewawancara lebih banyak mengangguk-anggukkan kepala.

Akhirnya, tahukah kamu? aku diterima. Keyakinan diri dan usaha belajar yang kutempa tak berakhir sia-sia. Dan sebagian teman yang lebih elegan dalam penampilan harus mengulang puluhan kali melamar kerja.

Tiada sedikit pun maksud hati berbangga diri atau besar kepala. Raihan ini hanya setapak tangga kehidupan tahap mula. Semata ingin membagi kisah, betapa esensial menguatkan keyakinan diri dalam setiap usaha.

***

Catatan:
Teman-teman yang hendak menghadiri undangan wawancara kerja sebaiknya tidak mengenakan celana kusam dan kaus kaki bola, apalagi celana pendek dan sepatu bola. Kecuali sedang melamar menjadi pemain bola.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun