Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

4 Cara Memotivasi Diri Seorang Pekerja Lepas

12 Juni 2019   07:17 Diperbarui: 12 Juni 2019   20:30 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pekerja lepas (Sumber: www.freelancewriting.com)

sumber gambar: pixabay.com
sumber gambar: pixabay.com

Pekerja Lepas Harus Memotivasi Diri Sendiri

Kini, saya telah melepas status sebagai pegawai sebuah perusahaan. Tentu saja kondisi saya jauh berbeda dengan masa ketika saya menyandang status pegawai.

Bekerja dengan status wirausaha memiliki tantangan tersendiri. Termasuk di dalamnya tantangan untuk menyemangati diri sendiri. Lantas, bagaimana caranya menyemangati diri sendiri?

Ada beberapa upaya yang patut dilakukan untuk menjaga semangat diri sendiri dalam bekerja sebagai seorang wirausaha atau mungkin ada yang menyebutnya pekerja lepas. Sebab jika tidak melakukan upaya memotivasi diri, bisa jadi semangat akan kendor mengingat tidak orang yang mengawasi langsung aktivitas kita sebagaimana pegawai kantoran.

Berdasarkan pengalaman dan referensi yang pernah saya temukan, setidaknya ada empat upaya atau tindakan yang bisa dilakukan untuk memotivasi diri. Keberhasilan menjalankan keempat upaya tersebut sangat bergantung kepada keseriusan diri kita dalam menjalaninya.

Pertama dan yang paling utama dalam urusan motivasi kerja adalah berusaha meyakini bahwa tujuan utama bekerja adalah dalam rangka beribadah. Karena pada dasarnya semua kegiatan positif yang dilakukan manusia adalah untuk beribadah kepada Yang Maha Kuasa. Jika keyakinan ini sudah terinstal dalam diri, rasanya tak kan ada lagi faktor lain yang bisa mengusik hati.

Kedua, sesekali membayangkan wajah para anggota keluarga kita, terutama istri dan anak-anak. Mereka adalah orang-orang yang akan merasakan langsung dampak yang ditimbulkan oleh semangat kerja kita. 

Saya berusaha membayangkan, bagaimana istri akan mengatur kebutuhan rumah tangga sehari-hari, seperti apa kelangsungan pendidikan anak-anak, dan seterusnya. Faktor ini bisa jadi sangat berdampak mengingat kita bekerja umumnya untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Ketiga, mencoba menata suasana ruang kerja semirip mungkin dengan tata ruang kerja di kantor. Penataan ruang kerja yang sesuai dengan kondisi kantor yang identik sebagai tempat orang bekerja akan menimbulkan perasaan bahwa kita benar-benar sedang bekerja.

Keempat, menyingkirkan jauh-jauh sarana hiburan dari jangkauan. Sarana hiburan semacam televisi bisa membuyarkan fokus. Sebab itu, jauhkan ia dari ruang kerja. Satu lagi alat penghibur lain yang sangat potensial mengganggu konsentrasi kerja adalah internet. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun