Mohon tunggu...
Lilian Kiki Triwulan
Lilian Kiki Triwulan Mohon Tunggu... Penulis - Always be happy

La vie est une aventure

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Menikmati Gurihnya Keripik Angkrik, Olahan Sederhana dari Desa Nangkod

28 Juli 2020   16:22 Diperbarui: 31 Juli 2020   23:07 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Angkrik yang sudah digeprek/Foto: Lilian Kiki Triwulan

Angkrik yang sudah digeprek seperti emping kemudian dijemur, tidak perlu berlama-lama apalagi ketika cuaca cerah angkrik akan cepat mengering kurang lebih tiga jam waktu yang dibutuhkan angkrik untuk menguapkan sisa-sisa air yang tersimpan.

Angkrik yang selesai dikupas/Foto: Lilian Kiki Triwulan
Angkrik yang selesai dikupas/Foto: Lilian Kiki Triwulan
Selesai pengeringan, tinggal masuk ke penggorengan selesai digoreng, angkat dan tiriskan selanjutnya tinggal diberikan bumbu tabur sesuai dengan selera atau dinikmati dengan rasa original tanpa tambahan bumbu apapun. Karena rasa yang ditawarkan memang sudah unik tanpa diberi bumbu.

Keripiknya pun kres dan langsung remuk dimulut membuat mulut tidak berhenti mengunyah, dijamin gurih dan renyah. Setelah matang, tinggal dibungkus sesuai dengan pesanan yang ada.

Biasanya Sukirno dan Suwesi membungkus keripik angkrik yang sudah matang dengan ukuran 65 gr. Sehari Sukirno dan Suwesi biasanya menerima pesanan hingga mencapai 2 kg keripik angkrik ketika senggang dan tidak ada pekerjaan lain. Berbeda halnya ketika sedang sibuk, Sukirno dan Suwesi menyiapkan satu kg pesanan angkrik.

Tidak hanya dijual dalam bentuk keripik angkrik, pasangan suami istri itu juga membuat tepung angkrik. Yang pembuatannya pun tidak begitu sulit hanya diparut kemudian parutannya diuleni dengan air lalu disaring dan diendapkan hingga mengering.

Tepung angkrik inilah yang konon banyak dicari oleh masyarakat terutama bagi mereka yang mempunyai riwayat penyakit lambung atau maag. Tekstur tepungnya yang lembut dan mudah dicerna membuat tepung angkrik ini menjadi primadona apalagi bahan bakunya yang langka.

Meskipun usia mereka sudah menginjak setengah abad, namun tidak menyurutkan semangat Sukirno dan Suwesi untuk tetap bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. 

Covid 19 yang sempat menghambat langkah mereka terbantu dengan adanya adaptasi kebiasaan baru yang ditetapkan oleh Satgas Covid 19 demi menjaga kestabilan ekonomi. Hal ini rupanya menjadi titik awal perjuangan mereka untuk mengembangkan usaha keripik angkrik. (Lilian Kiki Triwulan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun