Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Neraka Itu di Bawah Kakimu!

19 Juni 2020   16:29 Diperbarui: 1 Juli 2020   16:15 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi | Shutterstock.com

Surga di bawah kaki Ibu. Pernah dengar pepatah itu? Benarkah?

Di satu sisi, pepatah itu tidak dapat disalahkan. Sebab maksudnya adalah mengajar anak-anak untuk menghormati ibunya.

Di sisi lain, di bawah kaki tiap manusia adalah rumah kekalnya nanti. Neraka. Tempat dimana hanya ada ratap tangis dan kertak gigi.

Apakah semua orang akan berada di neraka? Tidak. Tetapi untuk melawan hukum gravitasi, perlu suatu usaha yang super. Harus menjadi individu yang berbeda dari yang lain.

Maksudnya berbeda, cara hidupnya melawan arus. Istilah ekonominya, countercycle.

Hukum Tuhan dan Hukum Dunia

Perbedaan seperti apa yang dimaksud?

Begini maksudnya, tuntutan Tuhan untuk orang-orang yang memiliki banyak harta adalah memberi.

Then you shall call, and the Lord will answer; you shall cry, and he will say, Here I am.
If you take away the yoke from your midst, the pointing of the finger, and speaking wickedness, if you pour yourself out for the hungry and satisfy the desire of the afflicted, then shall your light rise in the darkness and your gloom be as the noonday.
ESV, Isaiah 58 : 9 - 10

Namun, dunia selalu membuat tuntutan itu menjadi bias. Ada yang mengganti keharusan memberikan sebagian harta menjadi ilmu, pengetahuan, dan lainnya.

Sehingga tuntutan dunia adalah 'Dari yang memiliki sedikit harta, kamu yang harus memberi apapun milikmu.' Alasannya agar tidak menjadi laut mati.

For to everyone who has will more be given, and he will have an abundance. But from the one who has not, even what he has will be taken away.
ESV, Matthew 25 : 29

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun