Hasil survei Radio Republik Indonesia bersama Indobarometer menunjukkan hasil 21,3% masyarakat sangat khawatir terhadap virus corona dan  46,7% cukup khawatir.
Hasil diatas tidak cukup menyenangkan bagi saya, ini sejalan dengan masih banyak orang yang berkumpul di tempat ramai, masih membuat acara dll, berarti orang tidak cukup concern masalah ini, hanya "cukup khawatir", sisanya mungkin tidak khawatir sama sekali.
Kenapa hal ini terjadi? Karena penyajian data yang salah, bukan datanya yg salah, namun penyajiannya. Dalam konferensi pers, selalu diungkapkan : "sekian positif, sekian meninggal, sekian sembuh".Â
Beberapa dari kita akan mulai mencari daerahnya, kemudian bergumam "Oo di daerahku yang positif hanya 5" kemudian membandingkan dengan masyarakat di daerahnya jutaan, dan kemudian yakin probabilitas dirinya terkena kecil.
Apakah tanggapan ini yang diharapkan oleh pemerintah? Padahal, jika saja disajikan lebih lengkap mungkin perhatian masyrakat lebih besar. Sampaikan bahwa ada kemungkinan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang dalam Pemantauan (ODP) yang berasal dari sekitar rumah kita.
Saya sendiri kesulitan mencari data ODP dan PDP nasional ataupun per daerah di portal yang disediakan pemerintah covid19.go.id. Masyarakat perlu tahu bahwa para Rumah Sakit dan Tim Medisnya menghadapi ratusan hingga ribuan pasien bersamaan dengan segala risiko tingginya.
Dalam tulisan lain saya menyebutkan bahwa ini adalah stage identifikasi. Stage dimana tujuannya mencari yang tertular sambil berusaha membuat korban tertular yang baru. Di tahapan ini wajar nilai bertumbuh terus, tapi yang diharapkan angka segera fix, sehingga berikutnya akan menurun karena ada yang sembuh.
Bagi anda yang masih menganggap sepele masalah ini, kita ibaratkan anda sebagai penderita positif corona, anda bisa ceritakan selama dua minggu ini anda ketemu siapa saja? Anda sempat bersentuhan atau satu udara dengan jarak yang dekat dengan siapa saja? Pasti sangat banyak kan? Sebanyak itulah yang berpotensi anda tularkan.